RESUME MENULIS GEL 17

Rabu, 24 Februari 2021

Bermain Kata Lewat Foto

 

Kenangan Bersama Mereka Lewat Masakan





Sudah hari Kamis lagi ,,, Alhamdulillah puji syukur saya masih diberi umur semoga masih konsisten menulis. Ada keinginan untuk terus menulis apalah daya, satu-satunya cara agar saya terus menulis adalah tetap berada di dalam grup Lagerunal walaupun baru sebatas membaca blog para sahabat setidaknya saya masih ada keinginan untuk membaca dan lahirlah tulisan.
Tantangan kali ini adalah "Bermain Kata Lewat Foto". Wahhh luar biasa nih para admin, memancing kita untuk menuliskan apakyang kita bisa. Lihat foto sepintas saja saya langsung ingat kenangan 38 tahun yang lalu. Di  mana waktu usiaku baru 6 tahun mulai dikenalkan oleh Nenek dan Bibi dengan hal-hal memasak. Nenek dengan telaten mengajarkan kepada saya cara memotong Jagung, Terong, Kacang panjang dan memasak telur, tak lupa saya dikenalkan dengan alat yang bernama talenan. Pada  waktu itu bentuk talenan sangat sederhana dan talenan di buatkan oleh sang kakek dari kayu pohon nangka. Kenapa memakai kayu pohon nangka karena menurut kakek kayunya kuat. 
Terlalu banyak kenangan indah bersama mereka, sekarang tinggal nenek yang sudah semakin sepuh dan pikun. Saya sangat berterima kasih kepada Nenek, Bibi dan Kakek karena merekalah yang menggenalkan hal-hal yang akan menjadi bekal ketika saya dewasa. Tidak terbanyang bagaimana jadinya kalau saya tidak pernah diajarkan masak waktu masih tinggal dengan mereka. Tinggal di  kampung yang sangat asri dengan alam yang sangat kaya akan sumber makanan. Jagung, Kacang panjang, Terong semua di dapatkan dari kebun dan yang membuat saya senang karena saya pun ikut menanam dan merawatnya.
Setiap hari minggu saya selalu ikut ke kebun, walau terkadang Bibi suka melarang. Kalau saya sih Sibolang, mana bisa di larang buat main ke saah atau ke kebun. Di rumah pun saya diijinkan mengurus ayam, banyak sekali ayam yang kakek pelihara. Tiap sore pasti saya sibuk memasukan ayam ke kandang. Sebelum pergi ke mesjid pasti saya sibuk memasukan ayam terkadang harus keliling mencari ayam yang belum masuk kandang.  Ahhh.... masa kecil yang indah dan tidak akan terlupakan sampai kapanpun. Air mata sering tak terbendung kalau saya mengingat masa itu, karena Bibi dan Kakek sudah tiada, hanya doa yang bisa saya kirimkan untuk mereka. Betul kata para pujangga, "akan terasa kalau sudah tiada." Semakin lam semakin sedih saya mengingatnya. Kalau saya sedang kangen dengan mereka saya suka memasak apa yang biasa kita makan dulu. Bibi biasanya membuat sayur lodeh, walaupun terkadang suka buat sayur haseum (Sayur Asam). Ada yang terlupa nih, ada telur. Biasanya kami mengkonsumsi telur ayam kampung dari hasil ayam yang saya pelihara. Ada kejadian lucu nih, kadang kita suka berebut telur dengan sang ayam. Nenek suka mengambil telur dalam sangkar ayam. Nenek selalu bilang "Jangan terlalu banyak yang dierami, cukup 7 butir saja, begitu kata nenek." He,,,he,,,dasar nenek
"Teteh,,,sini, !! panggil Bibi dari dapur
"Ya bi,,,"jawabku sembari berlari ke dapur
Bibi menyerahkan hasil kebun yang di bawa kakek dari kebun. Saya lihat sayuran yang bibi letakan di wadah yang kita sebut ayakan. Ada Jagung, Kacang panjang, Terong. Lumayan nih bisa dijadikan lauk untuk kita makan setidaknya 3 hari kedepan. 
Bibi paling jago memasak dan membuat resep masakan sehingga kami tidak pernah merasa bosan. Saya yang selalu kebagian tugas membersihkan sayuran mulai dari memotong-motong sayuran, menyiapkan bumbu. Ada hal yang saya ingat sampai sekarang ternyata kalau kita memotong sayuran itu ada ukurannya, misalkan kita memotong kacang panjang didiris kecil biasanya nanti kacang panjang akan dijadikan campuran ketika membuat telur dadar. Kalau kacang panjang dipotong agak panjang biasanya akan ditambahkan dalam sayur lodeh atau sayur asam. Begitupun dengan terong dan jagung.
Kenangan akan selalu tersimpan dalam ingatan kita sampai kapanpun apalagi kalau kita melihat foto atau memakan makannan yang mereka sukai. Terimakasih Kakek, Bibi dan Nenek yang telah membimbing dan mengajarkan semua hal hingga saya sekarang bisa mandiri. Akan selalu saya ingat nasehat dan semua hal yang telah mereka ajarkan kepada saya.












Selasa, 23 Februari 2021

Pengabdian Yang Menghasilkan Prestasi Gemilang



Dokumentasi Pribadi




Melihat foto-foto beliau, saya sangat terpesona betapa beliau sangat mempunyai prestasi yang begitu gemilang. Siapakah beliau ? Beliau adalah narasumber kita kali ini. Bapak Dede Sunarya ,S. Pd, MM. Beliau adalah seorang guru di SD Kemala Bhayangkari Bandung. Beliau sering di panggil Abah dikarenakan banyak muridnya yang sudah berkeluarga dan memiliki anak dan menyekolahkan anaknya di sekolah beliau, maka muncullah panggilan kesayangan Abah Dede. Jangan kaget kalau kita tahu bahwa beliau sampai sekarang masih guru honor. Abah tidak pernah mengeluh, bahkan selalu bahagia menjalankan profesi sebagai guru sudah 34 tahun. Dengan hati ikhlas dan penuh tanggung jawab maka beban tidak terasa berat. Bagi beliau tidak ada bedanya label ASN atau Honorer karena semua guru memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai pelayan anak dan fasilitator siswa.

Perjalanan karier Abah sangat berliku, sangat banyak misteri yang belum terungkap. Dan sekarang sedikit demi sedikit misteri terungkap. Abah sekolah S1 saat usia 40 tahun dan sudah berumah tangga, awalnya sangat berat tetapi semua bisa diatasi dengan jiwa yang ikhlas dan bersungguh-sungguh. Banyak pengalaman sebagai guru SD dan SMP. Alhamdulillah sekarang abah sudah bisa mengajar di salah satu perguruan tinggi swasta. Semua bagi Abah adalah sebuah anugerah. Abah berkecimpung sebagai guru Insklusi yaitu program penanganan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) berkat itu pula Abah mendapat penghargaan Guru Inovatif tahun 2019. Pada kesempatan kali ini Abah membawa tema " Motivasi Berprestasi ".

Dengan latar belakang pendidikan sebagai Sarjana PLB (Pendidikan Luar Biasa) maka sangat pas apabila abah banyak tahu tentang menangani siswa inklusif. PGBK (Persatuan Guru Bimbingan dan Konseling) adalah guru bagi Abah karena banyak teman diskusi dan bertukar pikiran. Setiap tumbuh kembang siswa bahkan kejadian harian siswa dijadikan catatan khusus yang kemudian menjadi bahan untuk portofolio ketika Abah maju sebagai guru inspiratif.  Ada beberapa pertanyaan dari para peserta menulis di antaranya : 

  1. Apakah Abah tidak jenuh 34 tahun mengabdi sebagai guru honorer ?
Secara manusiawi memang Abah pernah merasakan tetapi semua terlupakan takala kita melihat senyum siswa yang dengan penuh pengharapan agar dilayani oleh kita. Dijalani saja prosesnya dan semua tergantung takdir dari Allah SWT. Insyaallah walaupun guru honorer tetapi jangan menjadi penghalang untuk berprestasi, torehkan tinta emas dan ukirlah sejarah bahwa kita pernah ada.


2. Prestasi apa yang paling membanggakan bagi Abah ?
 
Akan sangat membanggakan apabila bertemu dengan siswa dan mereka sekarang sudah menjadi orang yang sukses. Mereka sering mengatakan "Baru terasa ucapan Bapak yang dulu pernah kita acuhkan, semua yang Bapak katakan sekarang terasa setelah kita dewasa". Itulah ucapan yang sangat membanggakan bagi Abah. 

3. Apa yang menjadi motivasi sehingga Abah menjadi guru berprestasi, dan langkah apa yang harus dipersiapkan agar semua tujuan tercapai ?

Kerjakan apa yang bisa kita kerjakan, yaitu memberikan layanan kepada peserta didik, Apabila dikasih tugas tambahan harus diterima dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Ketika banyak kendala segeralah mencari solusi, jangan malu bertanya karena dengan banyak bertanya berarti kita sedang berproses dalam belajar dan ilmu kita akan bertambah banyak. Lelahnya akan menjadi Lillah dan menambah nilai ibadah kita. Abah mengikuti lomba awalnya dipaksa oleh Pengawas. Alhamdulillah berkat ijin Allah SWT bisa mengikuti lomba walaupun ketika itu sedang sibuk-sibuknya oleh kegiatan di sekolah. Intinya semua yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh maka akan ada orang lain yang menilai kinerja kita. Segera pacu energi kita ketika sudah masuk sirkuit.  Tetap semangat belum terlambat untuk memberikan yang terbaik untuk dunia pendidikan.

4. Apakah guru yang baru mengajar selama  2 tahun bisa menjadi guru berprestasi ?

Tidak ada yang tidak mungkin. Banyak guru muda yang sudah mengukir prestasi baik tingkat nasional maupun tingkat internasional. Intinya tekuni dan fokus dengan keahlian kita. Abah mengutip Profesor Suhendra... Orang Gila karena gila itu berbeda dengan yang lain. Apabila kita mempunyai keahlian yang lain maka dapat dikolaborasikan dan akan menjadi sesuatu yang dapat diperhitungkan.


Kata Motivasi Abah Dede : 

  • Jangan lelah belajar dan mencari ilmu karena akan lebih dan tersiksa apabila dikemudian hari kita tidak memiliki ilmu 
  • Jangan pernah memaksa karena mereka akan melawan dan jangan pernah mengancam, karena mereka akan melawan. 
  • Apa yang harus kita berikan kepada siswa ? Jawabannya singkat, merikanlah mereka cinta, niscaya mereka akan memberi segalanya. 
  • Cintai profesi kita, insya Allah nanti akan datang takdir baik yang misterius. 
  • Saling mendoakan, siapa tahu ada salah satu doa yang dikabulkan untuk kita semua












Jumat, 19 Februari 2021

'Menulis Buku Nonfiksi Dalam 7 Hari







Hari ini adalah hari ke 20 saya mengikuti kegiatan pelatihan belajar menulis. Alhamdulillah hari ini saya bisa mengikuti kegiatan sampai tuntas walaupun ada sedikit gangguan. Melihat tema yang dibawakan oleh narasumber sangat luar biasa. Tantangan menulis dalam 7 hari ???? Bagaiman bisa, bagaimana caranya, berbagai pertanyaan yang ada dalam benak saya. Narasumber kali ini bernama Bu Musiin M.Pd dan beliau adalah seorang dosen. Saya baca CV beliau dan sangat luar biasa begitu banyak hasil karyanya, pantas saja beliau mampu menerima tantangan dari Prof Eko. Kegiatan kali ini ditemani oleh sang moderator yang juga sang motivator andal Bu Sri Sugiastuti ( Bu Kanjeng).

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Menulis tidak semudah berbicara atau bergosip , ngobrol ngelantur tak tentu arah. Maka mulailah menulis, justru dengan adanya tantangan maka akan semakin memacu kita untuk menulis. Perjuangan yang telah dilewati oleh narasumber sangat  luar biasa dari mulai membuat resume selama pelatihan, menghasilkan buku dan lahirlah CINTA MENULIS. Sebelum menulis buku hal yang paling mendasar adalah tentukan dan temukan alasan mengapa kita harus menulis. Berikut ini adalah alasan narasumber menjadi penulis di antaranya :
  • Mewariskan ilmu lewat buku. 
  • Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
  • Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
Bisa jadi kita  mempunyai alasan yang sama dengan narasumber yang hebat ini. Semoga kita bisa mengikuti jejaknya.
Ada 3 pola dalam menulis buku nonfiksi :
  • Pola Hierarkis (Disusun berdasarkan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) contohnya buku pelajaran.
  • Pola Prosedural Buku disusun berdasarkan urutan proses)
  • Pola Klaster (Buku disusun secara terperinci poin per poin )


Sumber : Dokumentasi Bu Iin




Proses penulisan buku terdiri dari 4 langkah :
  • Pratulis
  • Menulis Draf
  • Merevisi draf
  • Menyunting naskah
  • Menerbitkan
Langkah Pertama daham tahan Pratulis adalah :
  • Menentukan tema
  • Menemukan ide
  • Merencanakan jenis tulisan
  • Mengumpulkan bahan tulisan
  • Bertukar pikiran / diskusi
  • Menyusun daftar
  • Meriset
  • Membuat Mind Mapping (Kerangka penulisan)
  • Menyusun kerangka
Tema  bisa ditentukan satu saja contoh tema buku nonfiksi : Parenting , Pendidikan, Motivasi
Untuk mendapatkan ide menulis kita dapat dari beberapa sumber di antaranya : Pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, Berita dari media massa, Status di facebook / Twitter/WhatApp/Instagram, Imajinasi, Mengamati lingkungan, Perenungan dan membaca buku.

Adapun anatomi buku yang harus kita perhatikan  terdiri dari : 
  • Halaman judul
  • Halaman Persembahan (Opsional)
  • Halaman daftar isi
  • Halaman kata pengantar (Opsional, minta kepada tokoh yang sangat berpengaruh bagi penulis)
  • Prakata
  • Halaman Ucapan terima kasih
  • Bagian / Bab
  • Halaman lampiran
  • Halaman glosarium
  • Halaman daftar pustaka
  • Halaman indeks
  • Halaman tentang penulis

Langkah kedua ; Menulis Draf
Dalam menuliskan draf ada hal yang harus kita perhatikan diantaranya: Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas dengan gaya kita masing-masing, Tidak mementingkan kesempurnaan tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

Langkah Ketiga : Merevisi Draf
Pada tahap ini dilakukan revisi sistematika / struktur tulisan dan penyajian, Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah ke empat : Menyunting naskah
Ini adalah langkah yang sangat memakan waktu dan ketelitian yang tinggi, karena sangat menentukan hasil tulisan kita. Diantaranya : Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI) meliputi ; Ejaan, Tata bahasa, Diksi, Data dan fakta, Legalitas dan norma.

Langkah kelima : Menerbitkan Buku
Ini sudah ditentukan ketika akan menerima tantangan dimana tulisan kita akan diterbitkan oleh penerbit mayor yaitu Penerbit Andi dari Yogyakarta.

Membaca dan melihat uraian materi yang disampaikan oleh narasumber kita kali ini rasanya,,, Macam-macam deh, dan saya salut kepada para sahabat yanh sudah mampu menaklukan tantangan dari Prof.Eko. Rasanya indah kalau kita sudah melihat hasil karya orang lain. Tapi jangan lupa kita juga harus menghargai kerja keras mereka. Saya yakin dalam prosesnya pasti selalu ada beberapa hambatan yang dialami di antaranya:
  • Hambatan waktu, ini yang menurut saya sangat sulit karena di tengah kesibukan kita sebagai pengajar dan juga kewajiban sebagai ibu, sudah barang tentu kita harus pandai membagi waktu.
  • Hambatan kreativitas, ini sangat memegang peranan yang sangat penting dalam menyelesaikan tantangan menulis, kalau kita tidak kreativ maka tulisan kita akan biasa-biasa saja dan tidak akan menarik untuk dibaca.
  • Hambatan teknis, Menulis bukan saja hanya merangkai kata-kata  tetapi tidak akan terlepas dari masalah teknik terutama dari segi kemampuan IT. Kita akan tahu jika penulis pandai IT maka hasil karya tulisannya pun akan luar biasa.
  • Hambatan tujuan, Ini harus dikuatkan dalam diri kita dan harus berkomitmen
  • Hambatan psikologis, tekadang kita suka tidak percaya diri pada apa yang sudah kita hasilkan. Apalagi kalau ada yng mengkritik. Sejatinya kritikan akan membuat kita semakin maju, tapi terkadang kita suka terbawa perasaan.









Ada beberapa pertanyaan dari para peserta yang dapat di simpulkan bahwa :
  • Ketika kita menerima tantangan, kita harus siap dan fokus, terus fokus satu titik, satu tujuan menulis buku adalah akan menorehkan sejarah yang bisa dikenang anak cucu.
  • Kesempatan tidak akan datang dua kali, kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar. Take it or leave it, Now or never
  • Ada dua jenis artikel yaitu artikel populer dan artikel ilmiah. Artikel populer diterbitkan oleh media massa dengan judul yang sangat provoaktif dan menimbulkan rasa ingin tahu. Artikel  ilmiah diterbitkan di jurnal ilmiah.
  • Judul harus mencerminkan ide utama atau memberi informasi kepada pembaca.
  • Dalam anatomi buku ada halaman Glosarium maksudnya adalah daftar kata atau istilah yang disusun secara alfabet dan dilengkapi dengan penjelasan.
  • Ada teknik parafrase agar kita terhindar dari plagiarisme yaitu dengan cara membaca sumber aslinya.
  • Gunakan aplikasi Google scholar.
Demikianlah pelatihan menulis kali ini sangat banyak membangkitkan motivasi untuk para penulis pemula. Semoga kita bisa mengikuti jejaknya.















Kamis, 18 Februari 2021

Patidusa Bahadur

 


#SuakaMargaKata



Kegiatan menulis itu arus dibiasakan, harus ada tujuan yang jelas, jangan asal menulis. Itulah yang selalu ada dalam pikiranku. Kenapa harus dibiasakan ? agar tetap terlatih dan tulisan akan semakin cantik dan menarik. Menulis harus ada tujuan  kenapa ? karena kalau asal menulis saja semua orang pasti bisa, tapi kalau tujuan menulis untuk di baca lagi oleh orang lain tentu akan beda ceritanya. Jadi pamrih nih,,,he,,he,,. Wajar, manusiawi , perasaan itu yang sekarang sedang menyelimuti perasaanku. Sekuat hati ku lawan agar tidak jadi malas. Terus berusaha untuk tetap dapat berjalan bersama dengan para sahabat. Sahabatku semakin lama semakin  berlari kencang tanpa memperdulikan aku yang sedang gundah - gulana bahkan berdarah-darah dan tertatih-tatih demi menghasilkan sebuah karya. Ikhlas adalah kata yang mudah di ucapkan namun bagiku sangat sulit untuk dilakukan, maafkan hambamu ini.

Tantangan kegiatan kamis menulis adalah salah satu obat  sejenis terapi agar tetap bisa menulis walaupun karyanya masih terlalu biasa.  Tantangan kali ini adalah tentang SuakaMargaKata atau kata-kata yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kali ini kata "BAHADUR". Ku buka hp dan berselancar mencari arti kata bahadur  dan didapatkan artinya Pahlawan , ksatria. Akan ku untai kata Bahadur dalam puisi PATIDUSA 


BAHADUR SEJATI ADA DALAM JIWA

Oleh : Ai Setiawati


Aku

Yang Tertatih

Dengan sekuat tenaga

Agar tercipta sebuah karya.


Semua cita tentang diri

Terseok untuk menggapai

Tekad hati

Kuatkan.


Agar karya kita abadi

Dengan segenap jiwa

Aku goreskan

 Pena.


Ada

Secercah asa

Dalam jiwa meronta

Bahadur sejati ada dijiwa.


Jiwa bahadur harus terjaga

Kokoh, kuat, ada

Dalam hati

Sendiri.


Purwakarta, 18 Februari 2021


Kamis, 11 Februari 2021

Indahnya Persahabatan Di Dunia Maya

 #Kamis Menulis






Ini adalah tulisan saya dalam kegiatan kamis menulis, setelah dua pekan absen. Sebetulnya ada rasa malu ketika harus jujur. Tapi saya beranggapan bahwa lebih baik jujur daripada orang berprasangka buruk kepada kita. Jauh di lubuk hati terdalam saya berterimakasih untuk semua sahabat yang berada dalam grup Lagerunal. Saya terima jalinan persahabatan walaupun hanya di dunia maya dan sesekali kita bertemu dalam kegiatan zoomeeting. Ingin rasanya bertemu dengan para sahabat semua. Saya baru tahu kalau sahabat dunia mayaku ternyata berasal dari berbagai wilayah nusantara dan dari berbagai kalangan. Mohon maaf kalau saya terkadang kurang sopan dalam bersikap, maklum kita hanya bisa berbicara lewat tulisan saja, dan menebak-nebak sikap para sahabat.

Kita saling menyapa dalam WAG satu dengan lain, mohon maaf saya tidak selamanya dapat memantau WAG dikarenakan satu dan lain hal. Kita saling berdiskusi, saling memberi motivasi, berbagi ilmu. Alhamdulillah saya sangat bersyukur dengan persahabatan ini, semoga kita selalu tetap saling mendukung demi kemajuan kita bersama. Ada rasa rindu kalau saya tidak membaca WAG, tetapi terkadang waktu jua yang menjadi penghalang. Saya salut kepada para sahabat semuanya terutama kepada para perempuan hebat yang berada di grup ini. Betapa hebatnya para sahabat ditengah kesibukan yang tidak ada ujungnya, tetapi masih bisa menghasilkan karya dalam bentuk tulisan yang sangat luar biasa. Saya sadari itu bukanlah hal yang mudah, untuk  berbagi waktu dan menghasilkan tulisan yang indah. Betapa bagusnya karya-karya tulisan para sahabat dan saya lihat ternyata ada berbagai gaya menulis yang secara di sengaja dapat tertangkap dan mengerti. Mungkin saking seringnya saya membaca hasil karya tulisan para sahabat.  Saya sadari semakin lama semakin tertinggal ilmu, dibandingkan dengan para sahabat. Terima segala kekurangan diri dan di sadari agar agar saya semakin maju. Terima keadaan bukan berarti berhenti belajar. Banyak hal yang harus saya perbaiki agar bisa mengikuti langkah para sahabat yang sudah terlampau jauh melangkah. Jejak langkah para sahabat akan saya jadikan pijakan agar bisa melangkah bersama dan mengukir prestasi yang indah di dunia literasi.

Rasanya kurang puas kalau tidak menulis puisi untuk para sahabat tercinta


Indahnya Persahabatan Di Dunia Maya


Lewat goresan tinta ini, terukir sejuta harapan
Terimalah persahabatan ini, agar hidup lebih berwarna
Meski kita berjauhan tetapi hati tetap terpaut rindu
Ada rona merah ketika membaca percakapan di WAG
Kita saling menyapa, tanpa tahu dia sedang melakukan apa


Saling berdiskusi walau terkadang bingung sendiri
Bicara apa ini ? Dalam diam ku ikuti kemana arah pembicaraanya
Siapa aku ? mungkin mereka juga tidaklah kenal
Mungkin diriku yang terlalu berani ikut bersama dalam langkahnya


Jujur ,,, apalah daya diri ini
Menerima tali persahabatan yang sangat luar biasa
Ku sadari, bagai pungguk yang merindukan bulan
Ku coba menyelami hati para sahabat agar tidak salah menilai
Ku perbaiki cara menulisku agar enak dan asyik dibaca
Ku terima semua kritikan demi memperbaiki diri


Maaf bila sudah mengganggu waktunya
Ku sadari betapa bodohnya diri ini
Kuat hati agar bisa, apalah daya diri ini serba kekurangan
Ku terima indahnya persahabatan ini


Aku sadari begitu banyak kekurangan  
Akan ku perbaiki sikap, agar persahabatan ini abadi
Terus berlatih dan memperbaiki hasil tulisan
Jauh di mata tetapi dekat di hati
Itulah yang aku rasakan  







Trik Menembus Tulisan Di Penerbit Mayor

 




Kegiatan pelatihan menulis hari ini membahas tentang  bagaimana caranya  menembus tulisan di penerbit mayor. Tentu bukanlah hal yang mudah bagi saya sebagai penulis pemula. Bermimpi pun tidak, tapi kalau sampai pada saatnya ,,, ya alhamdulillah.  Narasumber berasal dari Penerbit Andi, beliau adalah sang manajer operasional yang bernama Edi S. Mulyanta. Beliau menjelaskan dengan sangat lengkap  tentang dunia bisnis penerbitan yang bagi saya sangat awam tentang hal ini.

Menurut Undang-undang nomor. 3 tahun 2017 tentang Sistem perbukuan. Penerbit adalah lembaga pemerintah atau lembaga swasta yang menyelenggarakan kegiatan penerbitan Buku. Penerbitan adalah seluruh proses kegiatan yang dimulai dari pengeditan, pengilustrasian, dan pendesainan Buku. Penulis adalah setiap orang yang menulis Naskah Buku untuk diterbitkan dalam bentuk Buku. Penulisan adalah penyusunan Naskah Buku melalui bahasa tulisan dan/atau bahasa gambar.  Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala. Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

Sebenarnya tidak ada penggolongan Mayor dan Minor, yang ada adalah penerbit seperti definisi UU nomor.  3 tahun 2017 tersebut. Akan tetapi dalam perkembangan dunia penerbitan yang berorganisasi di bawah IKAPI atau Ikatan Penerbit Indonesia, akhirnya secara alami penerbit ini berproses secara mandiri produksi bukunya. Setiap penerbit anggota IKAPI berhak mengelola terbitannya yang dipantau oleh Perpustakaan Nasional yang mengeluarkan nomor ISBN. Jumlah judul yang diproduksi oleh penerbit berbeda-beda dengan genre yang berbeda pula sehingga akhirnya membentuk pengelompokan tersendiri dalam jumlah output produksinya. Perpustakaan Nasional akhirnya memberikan kode-kode tersendiri di dalam ISBN untuk menentukan penggolongan penerbit dengan jumlah produksi tertentu.

ISBN Publication Element adalah jumlah produksi bukunya, sehingga penggolongan ini menjadikan digit semakin besar adalah penerbit yang mempunyai kapasitas jumlah produksi yang besar. Penerbit mayor tentunya mempunyai rentang produksi dari 3 digit hingga 4 digit, karena kapasitas produksi dan penjualannya bisa mencapai jumlah tertentu. Hal inilah menjadikan masyarakat akhirnya memberikan istilah ada penerbit mayor dan minor, karena jumlah terbit dan besaran pemasarannya. Dengan jumlah produksi yang besar, penerbit dapat mendistribusikan secara merata di seluruh Toko Buku dan Outlet penjualan yang lain secara nasional, sehingga menambah penyebutan penerbit skala nasional. Penyebutan ini akhirnya diadopsi pada peraturan-peraturan sesudahnya dalam hal pengukuran indeks, yang digunakan oleh penulis-penulis yang tergabung dalam beberapa profesi pendidik yang mengharuskan menghasilkan luaran atau outcomes berupa hasil tulisan.

Menembus penerbit mayor bagiku rasanya seperti punguk merindukan bulan. Banyak sudah beberapa penulis yang awalnya tulisannya ditolak, tetapi akhirnya mereka sukses, misalnya penulis Andre Hirata. Semua dikarenakan ada salah satu penerbit yang berani menerima tantangan, dan akhirnya buku ini menjadi buku yang paling dicari. Penerbit mayor terkadang menyisihkan anggaran utuk menerbitkan buku hasil karya penulis pemula. Semua sudah diperkirakan resikonya oleh penerbit mayor. Jangan putus asa  menawarkan tulisan ke penerbit, karena penerbit juga membutuhkan naskah-naskah yang memberikan warna baru dalam dunia kepenulisan dan sekaligus mencari untung. Karena dengan keuntungan tersebut, penerbit bisa bertahan ditengah  gempuran teknologi yang semakin kejam.

Berdasarkan uraian  dari narasumber dan tanya jawab dengan peserta pelatihan  maka saya mengambil kesimpulan ada beberapa syarat- syarat yang harus terpenuhi oleh penulis supaya karyanya bisa diterbitkan di penerbit mayor :

  1. Pelajari buku-buku yang telah diterbitkan penerbit tersebut. Dan sesuaikan dengan kompetensi yang di miliki. Tidak ada salahnya menawarkan naskah dalam bentuk rencana tulisan atau proposal penerbitan buku. Tidak harus diselesaikan bukunya, akan tetapi ada sampel-sampel bab yang dapat disertakan dalam pengajuan proposal tersebut.
  2. Kirimkan ke beberapa penerbit, supaya mereka memahami penawaran tulisan kita.  Jangan terpaku hanya di satu penerbit. Ada 600 penerbit yang masih aktif di IKAPI. Akan tapi kita perlu mengetahui keaktifan penerbit di IKAPI, apakah masih berjalan proses bisnisnya atau sudah berhenti. Penerbit IKAPI akan lebih dihargai dalam bentuk angka kredit yang maksimal. Jangan lupa tanyakan keanggotaan IKAPI nya dalam bentuk surat IKAPI. 
  3. Jangan takut ditolak atau tidak diterbitkan, setiap penerbit mempunyai pandangan sendiri dalam menerbitkan bukunya.
Semoga karya tulisan kita dapat menembus penerbit mayor...Semoga



Selasa, 09 Februari 2021

Strategi Memasarkan Buku Saat Pandemi

 


Kegiatan pelatihan kali ini yang menjadi nara sumber adalah  Agustinus Subardana, selaku Direktur Pemasaran Penerbit Andi. Dengan materi "Teknik Memasarkan Buku". Materi yang sangat luar biasa yang harus diketahui oleh semua penulis, terutama penulis pemula seperti saya. Menulis, menerbitkan buku adalah hal yang sangat tidak mungkin untuk saya. Masih banyak ilmu yang belum saya dapatkan. Tetapi setelah saya gabung di grup menulis ini, pemikiran saya jadi berubah. Dalam masa pandemi ini di mana semua terdampak secara kesehatan maupun ekonomi, jangankan untuk membeli buku, untuk membeli sembako saja sulit. Itulah yang terjadi di masyarakat. Ada banyak perusahaan yang terdampak dengan Pandemi corona - 19. Ada beberapa perusahaan  yang hanya bertahan 3 bulan selama masa Pandemi. Ini sangat membawa dampak buruk  terhadap usaha penerbitan buku. 

Tetapi ada fenomena baru yang terjadi pada industri penerbitan. Data yang kita peroleh bahwa di tengah semakin lesunya bisnis di berbagai industri akibat pandemi Covid-19, industri penerbitan buku justru bertumbuh. Merujuk laporan Nielsen BookScan ICM, penjulan buku di global hingga akhir pekan di bulan Juli 2020 (YTD) mengalami pertumbuhan cukup signifikan. Masih merujuk data tersebut, genre buku yang mengalami kenaikan adalah genre “Food & Drink” yang pertumbuhannya mencapai 33% atau menjadi 2,8 juta Euro. Selanjutnya, pada genre Fiksi tumbuh 9% (menjadi 7,1 juta Euro), genre Leisure & Lifestyle tumbuh 37% (menjadi 1,4 juta Euro), genre Personal Development tumbuh 11% (menjadi 2,2 juta Euro), dan genre Children & Young Adult Non-Fiction tumbuh 15% (menjadi 1,5 juta Euro).

Berdasarkan hasil survei Ikapi, sebanyak 58,2% penerbit mengeluhkan penjualan yang turun lebih dari 50%. Separuh penerbit juga menyebutkan merosotnya produktivitas karyawan secara tajam dalam kondisi work from home (WFH) saat ini. Bahkan, sebanyak 60,2% penerbit menyatakan bahwa mereka hanya sanggup menggaji karyawan selama tiga bulan dan hanya 5% yang menyatakan sanggup bertahan sampai satu tahun.

Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Kenapa demikian , hal ini dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang di terbitkan. Jenis – jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokkan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku ( Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri. Penerbit  ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 15.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori (dapat di kunjungi ke website kami : www.andipublisher.com ).


Ada dua strategi pemasaran yang dilakukan oleh Penerbit Andi  Offset yaitu :

  1. Strategi pemasaran buku serangan udara ( Online), melalui media online dan media sosial
  2. Strategi pemasaran buku serangan darat (Offline), melalui toko buku secara langsung.
Strategi pemasaran online diawali dengan transformasi digital di mana semua berubah seiring dengan perkembangan zaman. Dan dengan adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita mengurangi kontak fisik dengan orang lain, maka marketing digitallah yang di pakai oleh Penerbit Andi Offset. Selain dua strategi itu Penerbit Andi juga terus mengembangkan Directselling. Pemasaran jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :

  1. Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
  2. Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kuliah
  3. Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum

Dengan pemetaan jenis katagori tersebut di atas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (sales) .  Dibalik kelebihan pemasaran secara online ternyata ada juga beberapa kendala yang di hadapi diantaranya :

  1. Kendala saluran internet
  2. Transaksi
  3. Ada alamat yang tidak tepat sehingga menghambat pengiriman
  4. Biaya pengiriman

Dengan semakin berkembangnya industri penerbitan di negara kita berarti semakin banyak pelang untuk para penulis. Setelah melihat pemaparan dari narasumber ada sedikit pencerahan dan juga semangat untuk terus menulis. Banyak strategi pemasaran buku yang dapat kita ciptakan, asalkan ada kemauan, mau berusaha dan tekun berkarya lewat tulisan.

Kata - kata  mutiara dari narasumber :

"Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru."


#Resume Pelatihan Menulis Gel.17


Jumat, 05 Februari 2021

Kepedulian Terhadap Lingkungan Melalui Kegiatan Literasi

 



Narasumber kali ini adalah seorang yang sangat peduli dengan kegiatan literasi di lingkungan masyarakat. Niat awal TBM ( Taman Bacaan Masyarakat ) diawali karena kecintaan beliau dengan anak-anak. Kebiasaan mendongeng yang dimulai tahun 2004. Bahagia melihat anak-anak rajin membaca. Bermodal 20 buku cerita anak, 20 majalah BOBO dan koran. Setiap hari ada saja anak yang bermain sambil membaca di teras halaman rumah mereka. Buku di susun dalam rak plastik. Semua buku berasal dari koleksi pribadi. TMB ini berdiri tanggal 5 Oktober 2011 dengan nama awal TBM Ayah Salwa. Setiap sore hati, rak buku dikeluarkan dan anak-anak akan berkumpul sambil membaca. Suasana sore sangat menyenangkan untuk membaca, dengan layanan gratis asal mau saja datang ke rumah. Beberapa kegiatan di TBM :

  • Baca buku
  • Pinjam buku
  • Mendongeng
  • Belajar menulis ( TK/SD )
  • Belajar membaca
  • Mewarnai
  • Menggambar
  • Menulis puisi
  • Komputer
  • Internet
  • Main catur
  • Puzzle
  • Pelatihan 
  • Menulis resume 
Ada berbagai tahap yang dilewati ketika kita apabila akan mendirikan TBM yaitu : 
  •  Awalnya membuat izin tetangga, 
  • Surat domisili dari desa,  
  • Akte pendirian dari Notaris, 
  • Ijin operasional dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung. 



Koleksi Mr Bams

Ini adalah beberapa penghargaan yang diterima TBM Ayah Salwa sebagai apresiasi pemerintah terhadap  tokoh masyarakat yang peduli. Kegiatan di TBM semakin hari semakin banyak kemajuan. Sebagai bentuk kecintaan terhadap masyarakat beliau mau menjadikan rumahnya sebagai TBM. Sungguh suatu ahlak yang sangat mulia yang patut kita contoh. Semua berawal dari niat yang tulus dari dalam hati dan dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga TBM Ayah Salwa dapat berprestasi.

Taman Bacaan Masyarakat  ini telah menghasilkan 3 Piala , yaitu :
1. Piala Juara 2 Pengelola TBM dalam Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
2. Piala Juara 1 Pengelola TBM dalam Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
3. Sabilulungan  Award 2018 dari Bupati Kabupaten Bandung 

Kita pasti bertanya dalam hati bagaimana cara mendapatkan buku bacaan yang menarik dan yang terbaru. Ini ada beberapa cara yang dilakukan oleh beliau untuk mendapatkan buku di antaranya :
1. Cari sponsor (orang tua, perusahaan sekitar sekolah). Walaupun tidak mudah.
2. Buat program donasi buku
3. Bekerja sama dengan program pinjam dari TBM yang ada di sekitar.
4. Hubungi Dinas Perpustakaan, biasanya ada mobil perpustakaan keliling.
5. Komunitas 1001 buku itu rajin memberi donasi buku.
6. Gabung dengan komunitas / organisasi Forum TBM yang ada di Provinsinya masing-masing. 

Walaupun awalnya tidak mudah, banyak rintangan yang dihadapi tetapi dengan ketekunan dan kerjasama dengan masyarakat sekitar maka TBM sampai sekarang masih berdiri tegak dan terus melakukan perubahan. Berbagai kegiatan dilakukan di sana. Bahagia rasanya apabila apa yang kita lakukan dapat bermanfaat untuk orang lain, terutama untuk generasi penerus bangsa. Lakukan dari hal yang kecil, berawal dari lingkungan sendiri maka program literasi akan berjalan. Jangan takut akan kehilangan buku bacaan karena hilang 1 buku akan tergantikan dengan 10 buku. Tidak akan pernah ada yang sia-sia bila kita lakukan untuk membahagiakan orang lain. Lakukan saja, lakukan saja. 
Semoga kita semua dapat mengikuti jejak literasi beliau.


Senin, 01 Februari 2021

Curahan Hati Sang Pemula

 


    Tulisan ini dibuat sebagai cerita awal mula saya berkecimpung di dunia menulis, terutama dunia Blog. Di dalam Blog ini saya jadikan tempat untuk  menuangkan segala suka duka yang saya alami dalam keseharian .  Jujur terkadang saya malu kalau tulisan saya dibaca orang, apalagi yang saya tulis hanyalah sekedar tulisan biasa saja. Namun setelah saya tergabung di komunitas KSGN, Lagerunal,  Purbasari, semua hal itu hilang dengan sendirinya. Banyak komunitas grup yang saya ikuti dengan maksud untuk menambah pergaulan dan biar tidak ketinggalan zaman. Di gawai saya ada lebih dari 20 grup WA jadi sudah dipastikan rame sekali gawai dengan berbagai berita yang masuk. FB, IG saya jalani. Serasa menjadi sosialita kalau saya buka FB terus banyak yang komentar. Namun pada akhirnya saya harus menentukan pilihan, apalagi dengan adanya kegiatan PJJ online, sudah barang tentu gawai saya jadi penuh dan sudah jadi korban. Laptop kesayangan masih setia menemai walaupun sudah agak tertatih-tatih. 
    Berawal dari membaca informasi  WAG, diamati dan berdiskusi dulu dengan sang suami. Kenapa harus berdiskusi dulu, karena saya yakin akan banyak waktu yang tersita untuk selalu menulis di depan laptop. Suami pun setuju dan dia berkata "Selama kegiatannya bagus dan tidak banyak membuang waktu, yang paling utama bisa bekerja sambil mengawasi anak ."  Saya pun menyetujui ucapan sang suami. "Kalau  online harus selalu ada kuota " sanggahku
"Ya,,, sudah pasang saja Wifi, sekalian kan anak-anak juga membutuhkan." Jawab suami.
"Asyik,,, kita pasang  wifi" teriak kedua anakku
Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Wifi sudah ada, tinggal mengatur waktu, karena masih di sibukan dengan kegiatan PJJ. Pandemi membawa berkah, begitulah kiranya. Walaupun dalam hati kecil saya sangat tidak suka. Sebagai seorang guru yang begitu padat dengan kegiatan. Namun sekarang harus diam di rumah dengan tetap melaksanakan kewajiban sebagai guru.
Perkenalanku dengan OmJay berawal dari kegiatan Webinar APKS PGRI Nasional. Alhamdulillah sampai sekarang beliau selalu memotivasi saya untuk tetap menulis.
    Alhamdulillah saya sudah mulai berani menulis di Blog yang diadakan oleh komunitas Lagerunal ada beberapa kegiatan diantaranya : #Senin BlogWallking, #SelasaBerbagi, #KamisMenulis. Saya tergabung juga di kelompok Pelatihan Menulis PGRI Gelombang 16 masih saya ikuti walaupun membuat resumenya masih bolong-bolong. Aktif di komunitas AISE juga. Kenapa menulis saya masih bolong-bolong ? semua karena masalah waktu, saya sudah kuatkan niat untuk menulis ada saja kendalanya. Di antara kendala yang saya hadapi saat menulis : Kegiatan sebagai guru, Kegiatan sebagai IRT yang masih memiliki anak balita, Kendala jaringan. Seperti minggu di akhir Januari, keponakan masuk ICU, saya selaku ua nya harus mengurus keponakan yang sakit, alhamdulillah sekarang sudah keluar dari rumah sakit, sedang masa pemulihan. Sedih sekali minggu kemarin saya tidak ikut dalam kegiatan #Kamis Menulis dikarenakan posisi masih di rumah sakit.
    Banyak pengalaman gabung di komunitas ini, saya jadi berani menulis, belajar menulis dengan benar, mengerti blog. Dari semua tulisan saya kirim ke blog pribadi, Dan saya pun mencoba menulis di YPTD dan di WordPress. Lewat Blog saya belajar menghargai karya orang lain, dan belajar memberikan komentar tentang tulisan, memberi motivasi antar sesama anggota komunitas. Setelah 3 bulan bergabung di Blog, tulisan saya baru sedikit, tetapi yang paling banyak komentar kalau saya mengirimkan tulisan dalam bentuk puisi, pentigraf. Hasil kerja kerasku terbayar sudah dengan diterbitkannya buku antologi yang di bawah bimbingan Bu Sri Sugiastuti  ( Bu Kanjeng ). Buku Antologi yang pertama berjudul "Refleksi dan Resolusi Saat Pandemi (Antologi Puisi Pujangga Aksara)", Buku kedua " Patidusa Pujangga Wiyata (Antologi Puisi Nusantara Bergema)". Bangga rasanya ketika tercantum nama kita dalam sampul buku yang sudah ber ISBN. Bangga bersanding dengan guru-guru hebat dari seluruh nusantara. InsyaAllah dengan izin-Nya saya sedang menulis lagi untuk buku antologi. Semoga saya bisa menulis buku solo. Aamin,,, semoga.
Terimakasih untuk semua sahabat Blogger yang sangat saya banggakan, tidaklah berarti diri ini tanpa menghasilkan satu karya nyata. Begitu pun tulisan, semua orang bisa menulis, menulis apa pun, tetapi hanya orang-orang yang bekerja keras dan mau mengumpulkan sepenggal kisah dan berbagi ilmulah yang akan abadi. Lewat buku semua orang akan tahu siapa kita.

Posting Paling Populer

Latihan Mengoja Diri