RESUME MENULIS GEL 17

Tampilkan postingan dengan label #Senin blogwalking. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #Senin blogwalking. Tampilkan semua postingan

Senin, 22 Maret 2021

Perpisahan Yang Tidak Bisa Dihindari

 



Dalam setiap rangkaian kehidupan manusia selau ada yang namanya perpisahan. Perpisahan  dapat terjadi dimanapun, siapapun, kapanpun  yang bisa di sebabkan oleh beberapa sebab diantaranya:

- Pindah tempat tinggal

- Menikah

- Pindah tempat tugas

- Kematian

Perpisahan bisa terjadi sementara atau mungkin perpisahan untuk selamanya. Seperti hari ini, saya di sibukan dengan berbagai kegiatan di sekolah yang berkaitan dengan perpisahan. Di waktu yang bersamaan saya mendengar kabar bahwa salah satu orang tua murid ada yang meninggal dunia. Saya bergegas dengan beberapa guru bertaziah. Terlihat siswaku sangat terpukul dengan kepergian ibunya. Inilah perpisahan yang akan sangat menyakitkan bagi siapapun.

 Kali ini saya harus berpisah dengan Kepala Sekolah yang sudah bertugas dan mengabdikan diri di sekolah saya selama 6 tahun. Bukan waktu sebentar  untuk kami bersama-sama dalam suka maupun duka. Begitu banyak kenangan yang tidak dapat di lupakan. Saya pribadi termasuk guru yang sangat banyak maunya, sering memberikan masukan demi kemajuan sekolah. Bapak Kepala Sekolah termasuk pribadi yang sangat santai, enak di ajak berdiskusi. Beliau sangat menyukai kebersihan, terkadang saya   suka jengkel  dan malu karena Bapak suka sekali menyapu di halaman kantor atau bahkan menyapu daun kering di bawah pohon sawo,  menyiram bunga. Kenapa saya jengkel ? Karena beliau tidak akan menyuruh orang lain, bahkan ketika di hadapan beliau ada pembantu. Bahkan beliau sering menyapu bersama dengan penjaga sekolah. Saya pribadi merasa malu. Beliau sangat menyukai kebersihan, bunga, taman semua berhasil di tatanya.  Dan ketika saya berbincang santai dengan beliau, saya pernah bertanya.

"Pa,,, kenapa nggak nyuruh saya atau guru yang lain atau siswa?" tanyaku ketika saya melintas di depan beliau.

Beliau tersenyum ketika saya bertanya seperti itu.

"Biarlah neng, Bapak olahraga, kan guru sedang sibuk mengajar"Begitu jawabannya.

"Ah,,,Bapak suka begitu" Jawabku.

"Kebetulan saya lagi jam kosong, Pa!" Jawabku.

"Biar sekarang sama Bapak saja" Jawabnya

"Bapak ada rencana mau mengganti bunga, membuang daun yang rusak, menambah tanah, besok" Sahutnya

"Saya bantu ya Pa!" Jawabku

"Kalau ada waktu boleh membantu bapak, kalau ada jadwal ngajar jangan, nanti anak-anak pada kabur" Jawabnya

"Insyaallah besok setelah jam istirahat saya ada jam kosong sampai jam pulang, saya bisa bantu Pa" Sahutku panjang lebar

"Besok bapak belanja keperluannya"Jawab beliau

Akhirnya ke esok harinya kamipun bersama-sama mengurus bunga, dan semua tanaman tidak ketinggalan guru yang lain pun ikut serta. Kalau sudah urusan bunga, maka suasana akan mencair. Kalau sudah begini kita akan lupa kata cape walaupun kami ujung-ujungnya minta di buatkan nasi liwet sama Bi Eneng. Kamipun akhirnya mayoran atau botram. Sekolah kami menjadi sangat  luas dan sangat nyaman bahkan pernah di ikut sertakan dalam Lomba Sekolah Sehat Tingkat Kabupaten. Alhamdulillah sekolah kami menjadi juara ke 3. Semua berkat kerjasama yang kompak dengan semua pihak  disekolah kami.

Banyak sekali kenangan saya dengan Kepala Sekolah berkaitan dengan kebijakan. Apalagi saya selaku pembina eskul drumband yang selalu ingin mengikuti lomba. Dengan bijaknya beliau akan memberikan masukan kalau saya menghadapi kendala. Saya akan ikut lomba kalau ada dukungan dari beliau, saya tidak berani kalau beliau tidak menyetujui, terutama berkenaan dengan biaya. Piala terakhir yang saya persembahkan dari eskul yang saya bina adalah Juara Umum Drumband Tingkat SMP/Mts Tingkat Kabupaten tahun 2019. Alhamdulillah beliau sangat bangga karena sudah membawa nama baik sekolah. Di bawah kepemimpin beliau kegiatan eskul di sekolah sangat berkembang pesat, semua tidak terlepas dari keikutsertaan para siswa yang luar biasa.

Kebijaksanaan beliaulah yang selalu membuat saya maju dan mau mengembangkan diri Saya selalu meminta dukungan beliau ketika akan melakukan kegiatan apapun terutama yang berkaitan dengan pengembangan diri. Selama pandemi ini beliau selalu menguatkan para guru untuk tetap menjaga kesehatan dan tetap memberikan pelayanan kepada para siswa. Beliau sering mengingatkan saya untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang di laksanakan oleh dinas diantaranya : OGN (Olimpiade Guru Nasional), Guru Berprestasi (Gupres), Calon Kepala Sekolah (Cakep). Saya pun baru bisa mengikuti kegiatan OGN selama dua kali walaupun belum berutung, setidaknya pernah mencoba. Untuk Gupres dan Cakep insyaallah, karena saya harus menyiapkan diri lebih dahulu.

Tadi siang saya masih bisa berbincang dengan beliau, insyaallah  hari kamis kami semua akan mengantarkan beliau ke tempat tugas yang baru. Begitu berat hati ini akan berpisah, tetapi semuanya tidak bisa di hindari, kamipun harus rela melepas beliau. Ucapan terimakasih dari lubuk hati terdalam. Terimakasih sudah mendedikasikan diri di sekolah kami. Semua akan menjadi kenangan yang terindah dalam perjalanan sekolah kami. Saya pribadi akan selalu ingat wejangan dari beliau. Ada rasa sesal dalam diri saya. Sampai saat ini saya belum bisa menghasilkan buku tunggal, beliau selalu bertanya masalah buku, karena sebelum saya ikut serta dalam kegiatan menulis, saya minta saran terlebih dahulu kepada beliau. 

Sekolah kamipun harus kehilangan seorang guru, dikarenakan beliau menjadi kepala sekolah jadi harus pindah tugas. Beliaulah Pa Syahroni guru senior SBK yang telah sangat berjasa dalam karir saya selaku pembina drumband. Perpisahan memang tidak dapat di hindari oleh siapapun semua atas kehenda-Nya. Selamat jalan Bapak Sukiman S.Pd M.Pd dan Bapak Syahroni S.Pd M.Pd semoga semakin sukses di tempat tugas yang baru. Terimakasih atas semua dedikasinya. Jangan lupakan kami.

Minggu, 14 Maret 2021

Dilema Tak Berujung

   




Aku awali hari dengan penuh semangat, karena mulai hari ini siswa yang biasanya Luring bisa datang ke sekolah bertemu langsung dengan para guru.  Kami semua menyambut kebijakan ini, bahkan semua wali kelas menjadikan momen hari ini untuk bertemu dengan siswa yang bermasalah.  Dari pagi aku bergelut dengan anak-anak yang kesulitan dengan kegiatan PJJ. Kebetulan minggu ini jadwal PTS, selaku walikelas aku  diharuskan bekerja keras di mana aku harus menyisir anak yang tidak pernah aktif dalam kegiatan PJJ.  Sebagai guru BK aku juga sangat di sibukan dengan banyaknya laporan dari para wali kelas yang merasa sudah tidak sanggup menangani siswanya. 

Pagi-pagi ku baca WA ku disana ada percakapan dari Bu Sri yang janjian minta dibantu membuat soal memakai aplikasi google form, Bu Hj. Ai Jubaedah menitipkan siswanya yang tidak mempunyai HP agar dia bisa mengikuti PTS secara online, dan ternyata siswanya ada 3 orang.  Bismilah aku layani semua siswaku dengan penuh semangat. Ruang komputer siapa yang simpan kuncinya? sepintas ku bertanya dalam pikiranku. Ohhh,,, di manakah kunci ruang komputer? ternyata guru TIK di sekolahku kurang respon bahkan cenderung tidak perduli  dengan siswa.  Sesampainya di depan gerbang sekolah, mereka  sudah menunggu, wah ternyata banyak juga nih, saya hitung ada 15 orang, bahkan semakin siang mereka bertambah banyak. Kemanakah guru yang lain? mereka ada dikelas masing-masing sedang menangani siswanya. Alhamdulillah semua guru kompak sehingga kami saling membantu. Guru muda yang mahir  IT di beri tugas membimbing siswa yang PTS dibantu dengan para TU. Saya kebagian membimbing para guru sepuh yang belum terlalu bisa dalam mengoperasikan komputer. Mereka kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi Google Classroom (GCR). Masa pandemi telah setahun berjalan banyak sekali kelemahannya terutama dari pihak guru karena tidak semua guru mampu menguasai IT. Di sekolah saya banyak guru yang sudah sepuh bahkan ada yang tahun ini akan pensiun tinggal menunggu dalam hitungan bulan. Saya salut dengan mereka yang selalu semangat walaupun tergopoh-gopoh mengikuti perkembangan teknologi.

Ada secercah rindu dimata mereka, rindu yang sudah lama tidak pernah bertemu langsung dengan para guru. Mereka masih ingat dengan kebiasaanya, mereka bersalaman  dengan kami dengan penuh rasa hormat, walaupun saya berulang kali harus mengingatkan mereka untuk jaga jarak. Mereka bersuka cita karena bisa bertemu lagi dengan temannya di sekolah. Ada salah satu siswa yang berbincang dengan saya.

"Bu,,,kapan mulai sekolah normal?" ucap Faisal mengawali perbincangan kami

"Semoga secepatnya" jawabku dengan bijak

"Saya sudah bosan Bu belajar lewat hp membuat mata saya lelah, saya juga banyak nggak paham tentang materi pelajarannya" lanjut Faisal

"Ya,,Bu,,,bosan di rumah saja" Timpal Deri

Akhirnya kami jadi curhat sambil menunggu Mang Yaya mengambil kunci ruang komputer.

"Ibu,,, saya selama ini kalau belajar suka bareng sama teman karena sampai sekarang say tidak punya handpone, saya orang nggak punya" sahut Faik sambil tertunduk

"Saya sering nggak punya kuota dan terkadang jaringannya susah, Bu " Jawab Zillan memberikan alasan kepada saya.

Mereka adalah siswa yang kelas 8A di mana saya selaku wali kelasnya. Mereka termasuk siswa yang sering terlambat bahkan tidak pernah mengerjakan PJJ. Memang mendengar alasan mereka saya jadi serba salah. Bagaimanapun aturan tetap harus di laksanakan dan mereka tetap harus disiplin. Saya sudah pernah mendatangi rumah mereka dan dari sana saya jadi tahu bagaimana kehidupan mereka di rumah. Memang berat keadaan mereka, bahkan di antara mereka ada yang harus bekerja di sawah hanya demi membeli kuota. Bahkan ada yang berusaha belajar dengan temannya karena tidak punya handphone.

Akhirnya Mang Yaya datang membawa kunci komputer dan saya pun menyiapkan semua perangkatnya. Masalah timbul lagi, ternyata mereka tidak bisa mengoperasikan komputer. Ampun deh,,,bagaimana ini di zaman serba internet masih banyak siswa yang tidak bisa mengoperasikan komputer. Tapi kalau saya tanya masalah permainan FF mereka pasti bisa mengopersikannya. Sebetulnya ini masalah kebiasaan. Mungkin karena mereka seringnya menggunakan handphone jadi lupa bagaimana cara mengoperasikan komputer, padahal kan sama. Ya itulah sekelumit masalah yang dihadapi selam pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ). Terus terang saya sebagai guru sudah sangat jenuh dengan model pembelajaran kali ini. Ingin rasanya saya teriak sambil protes saking sudah jenuhnya. Saya pernah curhat dengan unsur pimpinan dan jawabannya hanya,,,sabar, semoga cepat berlalu. Sampai kapan saya, anak saya, murid saya harus selalu diam didepan layar handphone, layar laptop. 

Sampai kapan dilema ini akan berakhir? ada cerita yang sangat miris yang di alami oleh siswa saya, dikarenakan jenuh dengan sistem PJJ dia sampai melempar handphonenya hingga rusak dan akhirnya dia tidak punya handphone. Ketika saya tanya kenapa kok bisa begitu, dengan tegas dia menjawab "Jenuh Bu"  bangaimana kalau semua siswa bahkan guru sudah mengalami kejenuhan dalam PJJ bisa patal. Mungkin saja bisa terjadi kehilangan generasi seperti yang digembar-gemborkan beberapa ahli di berbagai media. Jangan sampai terjadi. Besar harapan saya agar semua cepat kembali normal. Cape hidup dalam berbagai tekanan, bisa strees saya. Kesehatan harus terjaga, tetapi ahlak pun harus terjaga. Proses pembelajara bukan hanya sekedar membaca dari layar handphone, tetapi sejatinya ada interaksi antar siswa dengan gurunya. Teknologi semakin maju tetapi tidak sedkit diantara murid saya yang tidak bsa mengoperasikan komputer. Belum lagi dengan masalah guru TIK yang sampai saat ini belum ada kejelasannya. Menurut saya sebaiknya mapel TIK harus diadakan dalam jadwal pelajaran.

Ini hanya sekedar mengeluarkan unek-unek dalam hati saya menurut pemikiran saya tidak maksud apapun tetapi saya ingin segera sekolah normal. Saya rindu bercengkrama dengan murid-murid saya.


Senin, 01 Februari 2021

Curahan Hati Sang Pemula

 


    Tulisan ini dibuat sebagai cerita awal mula saya berkecimpung di dunia menulis, terutama dunia Blog. Di dalam Blog ini saya jadikan tempat untuk  menuangkan segala suka duka yang saya alami dalam keseharian .  Jujur terkadang saya malu kalau tulisan saya dibaca orang, apalagi yang saya tulis hanyalah sekedar tulisan biasa saja. Namun setelah saya tergabung di komunitas KSGN, Lagerunal,  Purbasari, semua hal itu hilang dengan sendirinya. Banyak komunitas grup yang saya ikuti dengan maksud untuk menambah pergaulan dan biar tidak ketinggalan zaman. Di gawai saya ada lebih dari 20 grup WA jadi sudah dipastikan rame sekali gawai dengan berbagai berita yang masuk. FB, IG saya jalani. Serasa menjadi sosialita kalau saya buka FB terus banyak yang komentar. Namun pada akhirnya saya harus menentukan pilihan, apalagi dengan adanya kegiatan PJJ online, sudah barang tentu gawai saya jadi penuh dan sudah jadi korban. Laptop kesayangan masih setia menemai walaupun sudah agak tertatih-tatih. 
    Berawal dari membaca informasi  WAG, diamati dan berdiskusi dulu dengan sang suami. Kenapa harus berdiskusi dulu, karena saya yakin akan banyak waktu yang tersita untuk selalu menulis di depan laptop. Suami pun setuju dan dia berkata "Selama kegiatannya bagus dan tidak banyak membuang waktu, yang paling utama bisa bekerja sambil mengawasi anak ."  Saya pun menyetujui ucapan sang suami. "Kalau  online harus selalu ada kuota " sanggahku
"Ya,,, sudah pasang saja Wifi, sekalian kan anak-anak juga membutuhkan." Jawab suami.
"Asyik,,, kita pasang  wifi" teriak kedua anakku
Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Wifi sudah ada, tinggal mengatur waktu, karena masih di sibukan dengan kegiatan PJJ. Pandemi membawa berkah, begitulah kiranya. Walaupun dalam hati kecil saya sangat tidak suka. Sebagai seorang guru yang begitu padat dengan kegiatan. Namun sekarang harus diam di rumah dengan tetap melaksanakan kewajiban sebagai guru.
Perkenalanku dengan OmJay berawal dari kegiatan Webinar APKS PGRI Nasional. Alhamdulillah sampai sekarang beliau selalu memotivasi saya untuk tetap menulis.
    Alhamdulillah saya sudah mulai berani menulis di Blog yang diadakan oleh komunitas Lagerunal ada beberapa kegiatan diantaranya : #Senin BlogWallking, #SelasaBerbagi, #KamisMenulis. Saya tergabung juga di kelompok Pelatihan Menulis PGRI Gelombang 16 masih saya ikuti walaupun membuat resumenya masih bolong-bolong. Aktif di komunitas AISE juga. Kenapa menulis saya masih bolong-bolong ? semua karena masalah waktu, saya sudah kuatkan niat untuk menulis ada saja kendalanya. Di antara kendala yang saya hadapi saat menulis : Kegiatan sebagai guru, Kegiatan sebagai IRT yang masih memiliki anak balita, Kendala jaringan. Seperti minggu di akhir Januari, keponakan masuk ICU, saya selaku ua nya harus mengurus keponakan yang sakit, alhamdulillah sekarang sudah keluar dari rumah sakit, sedang masa pemulihan. Sedih sekali minggu kemarin saya tidak ikut dalam kegiatan #Kamis Menulis dikarenakan posisi masih di rumah sakit.
    Banyak pengalaman gabung di komunitas ini, saya jadi berani menulis, belajar menulis dengan benar, mengerti blog. Dari semua tulisan saya kirim ke blog pribadi, Dan saya pun mencoba menulis di YPTD dan di WordPress. Lewat Blog saya belajar menghargai karya orang lain, dan belajar memberikan komentar tentang tulisan, memberi motivasi antar sesama anggota komunitas. Setelah 3 bulan bergabung di Blog, tulisan saya baru sedikit, tetapi yang paling banyak komentar kalau saya mengirimkan tulisan dalam bentuk puisi, pentigraf. Hasil kerja kerasku terbayar sudah dengan diterbitkannya buku antologi yang di bawah bimbingan Bu Sri Sugiastuti  ( Bu Kanjeng ). Buku Antologi yang pertama berjudul "Refleksi dan Resolusi Saat Pandemi (Antologi Puisi Pujangga Aksara)", Buku kedua " Patidusa Pujangga Wiyata (Antologi Puisi Nusantara Bergema)". Bangga rasanya ketika tercantum nama kita dalam sampul buku yang sudah ber ISBN. Bangga bersanding dengan guru-guru hebat dari seluruh nusantara. InsyaAllah dengan izin-Nya saya sedang menulis lagi untuk buku antologi. Semoga saya bisa menulis buku solo. Aamin,,, semoga.
Terimakasih untuk semua sahabat Blogger yang sangat saya banggakan, tidaklah berarti diri ini tanpa menghasilkan satu karya nyata. Begitu pun tulisan, semua orang bisa menulis, menulis apa pun, tetapi hanya orang-orang yang bekerja keras dan mau mengumpulkan sepenggal kisah dan berbagi ilmulah yang akan abadi. Lewat buku semua orang akan tahu siapa kita.

Senin, 11 Januari 2021

Semangat Belajar





 Ada istilah "Semakin kita belajar  maka akan semakin kita merasa bodoh" itulah yang terjadi dengan diri ini. Kenapa begitu??? Ini dikarenakan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju. Belum lagi perkembangan IT yang semakin hari semakin canggih. Kalau kita tidak mau mengikuti perkembangannya, sudah pasti kita semakin tertinggal. 

Ini pengalaman saya menulis diblog, secara ini adalah hal yang baru saya tekuni. Belajar sendiri, mencari sumber agar tidak semakin terlihat gaptek. Alhamdulillah banyak teman yang dengan suka rela berbagi ilmunya. Besar semangat saya untuk bisa, cuma sering terkendala dalam IT. Apalagi kalau saya buka blog teman-teman KSGN, woww luar biasa, keren, materi tulisannya juga sudah rapi. Belum lagi mereka sudah bisa membuat vlog. Video pembelajaran yang bagus. Sudah barang tentu bukan hal yang mudah. Semua memerlukan niat yang kuat disertai dengan keinginan untuk belajar.

Semakin hari saya merasa semakin bodoh Kenapa begitu???

Saya menyadari bahwa menulis dijaman milenial ini sangat luar biasa. Semua ditunjang dengan berbagai IT yang serba canggih. Kegiatan menulis bukan saja kegiatan merangkai untaian kata yang akan menghasilkan tulisan yang bagus. Dan tulisan akan enak dibaca.

Saya sangat menyadari sangat sulit untuk memulai sesuatu. Saya memiliki alat untuk menunjang kegiatan menulis sudah lama. Hanya baru sebatas bisa mengetik saja. Tidak pernah dikotak- Katik, karena saya takut nanti laptop rusak. Secara kalau mengotak-ngatik laptop harus memerlukan waktu lama dan harus tekun dan semangat ingin belajar. 

Saya ingat ketika masih kuliah S2 pada tahun 2013. Semua kegiatan perkuliahan selalu menggunakan IT. Berjibaku saya mengikuti perkuliahan, berusaha untuk bisa. Alhamdulillah walaupun jauh dari kata sempurna, setiap ada kegiatan presentasi selalu mendapatkan apresiasi bagus dari dosen. Saya menyadari powerpoint, materi, publik speaking masih tahap biasa-biasa saja. Semua pencapaian diri masih jauh dari kata sempurna. 

Apalah diri ini kalau tidak bisa belajar, akan semakin tertinggal. Dan hanya bagi orang-orang yang mau belajar, maka mereka tidak akan ketinggalan jaman. Belajar sepanjang hayat itulah moto saya. Belajar dari berbagai sumber, bergabung digrup menulis, jaga tali silaturahmi, berguru pada ahli. Itu adalah cara agar saya bisa bertahan dalam kegiatan pelatihan menulis ini.

"Teruslah menulis, dan rasakan apa yang akan terjadi" itulah yang selalu digaungkan oleh Om Jay selalu guru saya. Ada beberapa kendala saya dalam kegiatan menulis :

1. Waktu,  Saya harus belajar mengelola waktu agar bisa fokus dikegiatan menulis dan bisa menghasilkan tulisan yang bagus. Semoga bisa menghasilkan karya dalam bentuk buku.

2. Fasilitas, ini juga tidak kalah penting. Tanpa adanya fasilitas yang memadai rasanya mustahil saya bisa berkarya. Fasilitas bisa berupa notebook, laptop, Hp Android, kuota, jaringan internet.

3. Penguasaan teknologi. Secara kegiatan menulis tidak terlepas dari IT.

Ini adalah renungan diri saya, selama mengikuti kegiatan ini. semoga saya bisa mencapai tujuan akhir dari kegiatan pelatihan menulis bareng Om Jay. Pengalaman adalah guru terbaik. Jangan bosan untuk mencoba agar kita menjadi bisa. Tetap semangat belajar sepanjang hayat, jangan lupa untuk bertanya.

Posting Paling Populer

Latihan Mengoja Diri