RESUME MENULIS GEL 17

Minggu, 28 November 2021

Surat Cinta Di Hari Guru

Hari kamis ini meriah sekali, dari pagi kami semua sudah di bersiap dengan kegiatan rutin.  Pada setiap hari kamis di sekolah kami selalu mengadakan kegiatan Beas Kaheman. Tetapi ada yang beda di hari ini, semua guru hadir dengan memakai seragam PGRI. Dilapang upacara sudah berkumpul para siswa tak lupa sambil membawa beras 1 cangkir untuk kegiatan Beas Kaheman dan tak lupa seluruh guru pun membawa beras sebanyak 1 liter. Diawali dengan sambutan dari Ibu Kepala Sekolah kegiatan pengumpulan beras pun dimulai. Setelah selesai biasanya kami langsung ke kelas, hanya untuk hari ini kita semua berkumpul dilapang untuk melanjutkan kegiatan perayaan Hari Guru Nasional.




Ini adalah sebagian foto dari kegiatan pada hari guru nasional. Kita rayakan secara sederhana dan penuh warna ada rasa haru, sedih karena para siswa dan guru sudah sangat merindukan kegiatan seperti ini, walaupun dengan tetap menjaga protokol kesehatan acara berlangsung meriah. Kami semua warga sekolah menerima satu tangkai bunga mawar dengan terselip kertas kecil bentuk surat cinta dari para siswa. Dan tak lupa ketika acara perayaan ada perwakilan siswa dan guru yang membacakan puisi.


Puisi hasil karya siswa

GURUKU
Oleh : Siska

Untukmu...
Yang telah banyak berjasa padaku
Ingatlah pada mentari 
Yang selalu bersinar

Guruku...
Engkau sinari kami dengan ilmu
Engkau terangi kami dengan lentera ilmumu
Yang tiada pernah mengharapkan balasan dari muridmu

Guruku...
Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terima kasih atas semua jasa-jasamu
Maafkan kami selalu membuatmu kecewa

Jasa-jasamu akan kami sematkan abadi sepanjang hayat hidup kami
Terima kasih guruku
Ibu dan Bapak guru pahlawan kami semua
Pahlawan SMPN 1 Sukatani



Puisi hasil karya guru

SURAT CINTA UNTUK ANAK BANGSA
Oleh : Ai Setiawati M. Pd

Kutuliskan rangkaian kata
Ungkapan jiwa ini
Wahai anak bangsa...
Masihkah kau menungguku
Masihkah kau merindukan hadirku
Masihkah ucapanku menjadi azimat bagimu

Wahai anak bangsa...
Jangan kau tutup telingamu
Walau suara lantang bagai halilintar
Jangan kau pejamkan mata
Walau kantuk  tak tertahan
Jangan kau palingkan muka
Walau kami membosankan
Jangan kau acuh
Walau kau asyik dengan mainanmu

Wahai anak bangsa...
Engkau harapan bangsa
Penjaga ibu pertiwi
Dipundakmu
Kami titipkan bangsa ini


Selamat hari guru untuk semua guru di Indonesia. Terima kasih untuk para guruku yang sudah tiada, hanya doa yang bisa kami panjatkan. Semoga kita semua bisa meneladani para guru kita terdahulu. Semoga tetap semangat demi anak bangsa dan menebarkan ilmu dan menebarkan nilai-nilai baik sebagai bekal untuk para anak bangsa. Semoga tetap menjadi guru yang dirindukan dan guru yang tidak tergantikan.

Kamis, 18 November 2021

Tantangan Guru Dimasa Depan

 

Menjadi seorang guru adalah sudah menjadi pilihan hidup saya, alhamdulillah tak terasa sudah 21 tahun mengabdi sebagai guru. Banyak sudah pengalaman yang saya alami, pahit, pedih, manis pokoknya luar biasa. Ketika ada kejadian yang sangat luar biasa berkenaan dengan musibah Pandemi Covid-19 terus terang saya sangat terpukul dan sedih. Namun saya harus tetap bertahan dan berinovasi agar siswa saya mendapatkan pengajaran. Dan luar biasa kita dapat mengambil hikmah dibalik masa pandemi yaitu guru dituntut untuk melek IT, harus berinovasi, kreatif. pokoknya harus mau keluar dari zona nyaman.

Terus terang setelah saya berteman dengan para sahabat di Lagerunal, di grup Socius Writer, Purbasari komunitas yang bergerak di bidang literasi, saya merasa menjadi manusia yang paling bodoh dan tertinggal. Saya salut dengan teman-teman semua dimana semuanya guru-guru hebat yang sudah mampu berinovasi dalam pembelajaran. Begitu pesatnya  dunia digital memaksa saya harus mau dan terus belajar agar saya dapat menjadi guru yang dirindukan oleh siswa. Bagaimana caranya? Ya,, dengan bergabung dengan teman-teman digrup yang luar biasa ini.

Kata "Literasi" bagi saya sudah sering didengar namun belum terlalu paham, sejalan dengan berjalannya waktu dan saya banyak memiliki teman yang sangat memotivasi maka saya pun mulai mau belajar. Laptop sudah saya miliki sejak lama namun dipakai hanya sebatas kegiatan membuat soal, mengerjakan administrasi, membuat media pembelajaran. Itu pun masih tahap belajar, saya betul-betul tertinggal jauh. Timbul dalam pikiran saya "kalau begini terus, saya akan semakin tertinggal". Masih banyak yang harus saya pelajari agar saya bisa memberikan pengajaran kepada siswa dan siswi. Untuk mengeluarkan kesuh kesah ini maka saya akan menuliskan puisi.


TANTANGAN GURU DIMASA DEPAN


Usia semakin bertambah, namun ilmu belum berubah

Bagai seorang pengelana di ladang tandus dan ku berserah

Ku terdiam seribu basa, gejolak batin semakin gerah

Apa aku bisa ? atau hanya jadi penonton saja, bertepuk tangan yang meriah


Zaman semakin maju, pendidikan semakin tinggi

Semua serba memakai teknologi

Akankah aku dapat bersaing atau tersisih

Layar gawai, laptop terus disentuh ,dipandang tiada henti


Guru tak akan terganti

Walau teknologi semakin merajai

Semua segi kehidupan sudah terganti

Jangan sampai terhenti


Guru adalah guru sampai kapan pun

Walau zaman terus menggerus

Tantangan bukan penghalang

Teruslah berinovasi agar tidak tertinggal


Mari kita jadi pencetak manusia-manusia unggul

Jangan putus asa, walau asa semakin memudar

Tetaplah jadi suri tauladan

Agar jadi kenangan dalam kehidupan mereka


Buatlah lukisan yang indah

Bersama dalam langkah dihiasi lengkung pelangi

Berjalan beriring, mengantarkan ke gerbang kesuksesan

Semoga menjadi amalan


Itulah sepenggal puisi hasil curahan hati dari seorang guru yang hampir putus asa karena pandemi.




Melalui Program TdBA Menumbuhkan Sikap Mencintai Alam

 




Ini adalah catatan kegiatanku  seminggu kemarin, kebetulan sekolah saya kebagian jadwal kegiatan IHT dari tanggal 8 November sampai dengan 11 November 2021 dengan teman IHT Peningkatan Kompetensi Abad 21 Berbasis TdBA (Tatanen di Bale Atikan).  Program TdBA berlandaskan pada Perbup no. 103 tahun 2021 Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi " TdBA adalah sebuah gerakan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran hidup, ekologis, dan merawat bumi dan berguru pada bumi yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran berbasis Pancaniti dan pertanian berbasis Permakultur sehingga peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai dirinya, kodrat alamnya dan kodrat zamannya". Berdasarkan Perbup di atas maka seluruh sekolah yang ada di wilayah kabupaten Purwakarta harus melaksanakan program tersebut.
Bagi saya pribadi merawat tanaman bukan hal yang aneh karena memang saya menyukainya, bagi sekolah kami pun sama, menanam berbagai tanaman sudah dilaksanakan sejak dulu semua dilakukan demi keindahan dan menciptakan suasana sekolah yang asri dan rindang sehingga semua warga sekolah akan nyaman tinggal di sekolah. Jadi apanya yang baru dong??? nah ini yang selalu menjadi pertanyaan dari siswa dan bahkan dari para guru. Dengan adanya TdBA tujuan utamanya adalah menjadikan karakter diri yang mau bersinergi dengan alam dengan jargon "HARMONI SEISI BUMI".
Kita harus hidup seimbang dan adil terhadap alam, jangan hanya mau mengonsumsi saja tetapi tidak tahu prosesnya. Jangan sampai gara-gara tindakan kita maka terjadilah bencana, ngeri sekali ya. Sudah cukup banyak kejadian nyata di depan kita, semua hanya gara-gara kita tidak mau bersinergi dengan alam. Dengan adanya kegiatan TdBA maka siswa-siswi diajak untuk mempraktekan dalam kegiatan pembelajaran terutama mata pelajaran Prakarya. Dengan adanya program ini maka diharapkan semua siswa dapat menjadikan kebun sebagai laboratorium belajar mereka. Dengan tanah yang luas yang kami miliki, maka sebagian dari tanah yang kosong dimanfaatkan untuk kegiatan TdBA.









Kamis, 04 November 2021

Beas Kaheman

 



Dok. web sekolah

Tiba kembali dalam kegiatan yang diadakan oleh grup Lagerunal, setelah beberapa minggu saya tidak ikut menulis, Kok bisa nggak nulis ya? he,,,he,,, sebetulnya suka nulis cuma buka di sini. Untuk tema kamis ini adalah Sekolahku, wow...saya teriak saking senangnya. Wah ini bagus nih, kebetulan setelah PTMT banyak sekali kegiatan yang dilakukan, hampir tiap hari ada saja kegiatan yang cukup menguras tenaga.
Untuk tulisan kamis ini saya memilih BEAS KAHEMAN mermiliki arti beras kasih sayang. Kegiatan ini merupakan kegiatan dari pendidikan karakter dan tujuh poe atikan yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan sejak tahun 2018 program ini sudah dilakukan, namun ketika pandemi melanda, kegiatan sempat terhenti. Setelah adanya kegiatan PTMT program ini  mulai dijalankan kembali. Sekolah saya mulai melakukan PTMT sejak tanggal 20 September dan sejak itu pula setiap hari kamis kita semua melaksanakan kegiatan ini. Beas kaheman merupakan kumpulan beras yang dikumpulkan dari siswa dan warga sekolah, untuk siswa masing-masing mengumpulkan dua gelas beras dan untuk para guru mengumpulkan minimal 1 liter. 
Tujuan dari kegiatan ini adalah menumbuhkan sikap peduli kepada sesama dan belajar berbagi dan mempraktekan hal - hal baik dalam kehidupan sehari - hari. Beras dikumpulkan dan disalurkan kembali kepada siswa yang berhak dan warga sekitar yang memerlukan. Alhamdulilah setiap kamis kita bisa mengumpulkan sekitar 65 kg bahkan lebih.


Dalam pelaksanaan kegiatan ini ada beberapa ketentuan bahwa beras dibawa dengan memakai kanjut kundang (kantong kain serut), wadah yang digunakan harus merupakan wadah tradisional yang nyunda di antaranya untuk menampung beras dari siswa dan guru memakai boboko. Dengan demikian kita tetap bisa melestarikan kebudayaan dan tujuan dari penggunaan kanjut kundang adalah guna mengurangi penggunaan plastik.








Posting Paling Populer

Latihan Mengoja Diri