RESUME MENULIS GEL 17

Kamis, 30 Desember 2021

Belajar, Bersahabat Dengan Alam Dan Literasi

 



Dokumen Pribadi


Terlalu banyak pengalaman yang dilewati selama tahun 2021 ini, ada suka, duka, sedih, kecewa, penuh harap pokoknya campur aduk. Kalau harus diceritakan semuanya pasti akan sangat lama dan panjang, bisa jadi beberapa judul. Saya pilih yang paling berkesan saja dan say enjoy melakukannya. Inilah yang saya pilih tentang bersahabat dengan alam.

Saya sudah sejak lama menyukai alam, apa pun bentuk kegiatannya, menanam bunga, pergi ke kebun, main di sawah, mendaki gunung, kemah di alam, berenang di sungai, pokoknya semuanya saya suka. Namun selama tahun 2021 di kabupaten kami sedang digulirkan program TdBA (Tatanen di Bale Atikan) di mana dalam program ini kita sebagai warga sekolah harus terlibat langsung dalam kegiatan ini. TdBA merupakan sebagian dari pendidikan karakter yang betul-betul menjadi target kami. Melalui program ini diharapkan semua warga sekolah mencintai lingkungan. Bukan hanya lingkungan sekolah tetapi juga lingkungan sekitar. Dengan jargon "Makan apa yang kita tanam, tanam apa yang kita makan, akar, daun, buah semuanya, harmoni seisi bumi ". Dengan jargon itu kita diharuskan selalu harmoni dengan alam dan seisi bumi. manusia adalah mahluk yang paling sempurna, namun banyak kerusakan di muka bumi ini diakibatkan oleh ulah manusia.

Kegiatan TdBA sudah lama dilakukan disekolah saya, kebetulan saya menjadi pengurusnya jadi harus lebih bertanggung jawab dan harus mampu menggerakan seluruh warga sekolah untuk mencintai alam. Sebuah program kerja tidak akan berhasil tanpa adanya kerjasama yang baik, alhamdulillah mempunyai rekan kerja yang selalu kompak dalam segala hal. Alhamdulillah semua kerja keras kita sudah mulai mendatangkan hasil. Kita sudah menghasilkan produk unggulan yang menjadi ciri khas sekolah. Semua bahan yang tersedia di kebun sekolah kita olah dengan tangan-tangan kreatif maka lahirlah produk makanan yang menjadi kebanggaan kita semua. Yang menjadi produk unggulan sekolah kami adalah Jahe Merah, jadi kita mengolah berbagai bahan makanan yang berasal dari jahe merah diantaranya : Dodol jahe merah, Sirup jahe merah. 

Seiring dengan perkembangannya sekarang kita sedang mengembangkan Teh Samolo, semua berawal dari adanya sekitar 10 pohon samolo yang berbuah lebat di sekolah kami dan lumayan cukup melimpah. Buah Samolo merupakan buah yang sudah langka, bahkan ketika berbuah lebat sering sekali malah dijadikan mainan oleh murid-murid dikarenakan mereka kurang mengenalnya. Bagi kami ini adalah tantangan dan harus dijadikan sesuatu yang akan menjadi produk khas sekolah kami.


Dok. Pribadi


Dari mana kami tahu tentang semua hal tersebut? ya dari literasi. Kami banyak membaca dan berselancar di dunia maya. Banyak sekali tanaman yang sudah tersedia di sekolah kami, maka ketika sekolah kami ditunjuk menjadi sekolah model TdBA sangatlah tepat. Kami sebagai team TdBA memutar otak kami tentang apa yang akan dijadikan hasil produk unggulan. 

Dengan produk unggulan maka kami team produksi mulai mencari tahu apa itu manfaat dari tanaman, kandungan nutrisinya, manfaatnya dan semuanya sedetail mungkin. Langkah demi langkah sangat penuh perjuangan. Semua tahap harus dikerjakan secara bersama-sama. Nh ini yang membuat pengalaman seru bagi saya.  Banyak sekali hal yang diluar dugaan terutama yang berkaitan dengan cuaca, karena kalau kita tidak tahu maka, akan gagal. Contohnya ketika kami mau panen jahe merah jangan asal panen saja tetapi kita harus tahu waktu yang tepatnya. Semua dicatat dalam jurnal harian oleh team dari mulai tahap pembibitan, perawatan dan sampai panen. Semua secara detail ditulis dan dibuatkan videonya. Ada banyak hal yang dapat di ambil dari kegiatan TdBA ini terutama untuk saya pribadi. Pada saat masa pandemi, kami tetap melaksanakan kegiatan TdBA dengan cara dibuatkan piket. Pada acara piket ini kita semua rame sekali, walau hanya sekedar menyiangi rumput dikebun pokoknya enjoy. Apalagi pas panen tiba, rame sekali. Team web menyiapkan alat untuk shooting dan kami semua ikut terlibat dalam pembuatan videonya. Tidak berhenti sampai disini tetapi selesai shooting lanjut editing, membuat narasi sehingga video kita layak tayang.

Luar biasa, ya rame di kebun, ya rame diruang editing. Banyak manfaat dari alam, bagi saya bisa dijadikan tempat mencari inspirasi ketika mau menulis. Sekolah kami sangat luas dan setiap tanah yang kosong dijadikan kebun dan taman, sehingga semua warga sekolah bebas memanfaatkan ruang terbuka. Itulah pengalaman yang paling berkesan selama tahun 2021, semoga tahun depan apa yang dicita-citakan akan terwujud. Aamin ya Allah.





Kamis, 09 Desember 2021

Bencana Dalam Kenangan






Kita hidup di dunia ini tidak akan terhidar dari yang namanya bencana, begitu pun negara kita. Ada saja bencana yang dialami di antaranya bencana yang berasal dari alam di antaranya : bencana longsor, banjir, kekeringan, gempa bumi, angin puting beliung, Angin topan, banjir rob. Ada juga bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia di antaranya : kebakaran, banjir
Setiap kali saya menonton atau membaca tentang bencana alam saat itu pula saya akan teringat suatu kenangan yang begitu menakutkan.




https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211110114252-20-719134/bencana-longsor-di-sukabumi-isolir-5-kampung

Gambar di atas merupakan gambar dari kejadian bencana longsor. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin maju pula dunia berita. Di mana sekarang dengan mudahnya kita mendapatkan info tentang bencana yang terkadang kitapun tidak tahu lokasinya. Dengan semakin canggih dunia digital maka semakin cepat informasi tersebar.
Untuk tulisan kali ini saya akan menceritakan tentang bencana alam yang pernah saya alami dan sangat membekas dalam ingatan sampai saat ini. Kejadian terjadi sekitar tahun 1982 di mana saat itu saya masih tinggal di kampung di Ciamis, sebuah desa yang masih sangat asri di mana masih banyak tumbuh pohon - pohon besar bahkan dikampung saya ada satu huta yang tidak boleh diganggu atau orang tua menyebutnya Leuweung tutupan. Pada waktu itu saya belum paham apa arti dari kata itu, yang saya tahu dihutan itu banyak terdapat makam keramat dan banyak terdapat beberapa mata air yang dapat digunakan oleh semua warga. Desa saya secara topografi sebetulnya termasuk daerah datar namun banyak terdapat bukit-bukit kecil yang kalau disebut bukit rasanya terlalu besar, namum kami menyebutnya gawir atau sejenis tebing yang agak curam. Itulah sebagian gambaran topografi desa saya. Setiap kali turun hujan dimalam hari atau hujan yang tidak berhenti-henti sudah pasti saya akan terus teringat pada peristiwa itu. Kalau orang sekarang menyebutnya trauma kali ya. Trauma yang sangat mendalam. 

Begini ceritanya, saat itu hujan turun tiada henti semenjak malam yang saya ingat pada waktu itu hari sabtu, kebetulan ada kerabat dari nenek yang akan mengadakan acara pernikahan, maka kami pun berkunjung ke rumah kerabat walau keadaan masih hujan. Rumah kerabat nenek beda desa agak lumayan jauh sih karena kami menuju kesana berjalan kami menghabiskan waktu satu jam untuk sampai ke sana. Hujan sempat terhenti sebentar, kami sekeluarga berangkat dengan jalan kaki, jangan membayangkan jalan yang mulus ya, maklum masih jaman jadul.  Kami memutuskan untuk menginap karena acara pernikahan dilaksanakan pagi harinya tepatnya hari minggu. Pada waktu itu desa kami masih belum ada listrik seperti sekarang. Kami masih menggunakan lampu petromak, lampu minyak dan senter sebagai alat penerangan kami. Malam semakin larut hujanpun semakin lebat. Kami semua belum tidur karena sedang melakukan persiapan untuk esok hari. Suasana masih rame karena banyak tetangga dan kerabat yang datang membantu.
Tiba - tiba terdengar suara ledakan diiringi suara batang kayu yang patah seperti suara ban mobil yang pecah diiringi oleh gemuruh, kamipun panik terdengar suara kentongan yang saling bersahutan dan terdengar orang yang teriak "longsor, longsor, ngungsi, ngungsi !!". Kami semua panik berhamburan keluar dari rumah, suasana malam yang gelap sudah tidak ingat apa-apa yang terpenting kita semua menghindari daerah bencana, Terdengar teriakan dari warga menyuruh kami berkumpul di kantor kepala desa. Sambil berjalan dalam kegelapan saya masih ingat waktu itu lumpur begitu tebal, kamipun susah untuk berjalan, saya terjatuh dan nangis ketakutan. Kaki terasa perih karena tidak memakai sandal dan lutut pun sakit. Dalam keadaan nangis tiba-tiba ada yang mengendong saya,  tanpa pikir panjang sayapun digendongnya. Kami semua sampai ke gedung desa. Saya mencari nenek dan kakek serta bibi. Dalam keadaan tubuh kedinginan dan menahan sakit dilutut, saya terus menangis. Dalam hati terus berdoa semoga semua keluarga baik-baik saja. Tiba - tiba bibi datang menghampiri sambil terus memeluk saya.
 "Teteh tadi sama siapa kesini?" tanya bibi penuh kekhawatiran
"Ada yang gendong, tapi nggak tahu siapa" jawabku
"Alhamdulillah, kenapa itu kaki kok berdarah?" Tanya bibi sambil menyoroti kaki memakai lampu senter
"Jatuh tadi di jalan" jawabku
"Kenapa nggak nunggu bibi, malah lari duluan" tanya bibi
" Takut bi, dikira yang tadi yang ngajak pergi bibi ternyata bukan" Jawabku
"Udah nggak apa-apa" Jawab bibi menenangkanku

Kami semua berkumpul di gedung desa. Ada begitu banyak warga yang mengungsi di gedung desa. Suasana saat itu kacau sekali. Saya masih terus bertanya dalam hati dimanakah nenek dan kakek. Alhamdulillah nenek dan kakek masih sehat ternyata mereka tertahan di rumah kerabat karena akses jalan susah dilewati. Terus acara nikahan bagaimana? apakah ada yang terluka? berapa besar kerugian? dan berbagai tanya, namun karena saya masih kecil jadi ada beberpa kejadian yang saya lupa. Yang saya ingat ketika pagi harinya ada sebongkah batu sebesar rumah yang menghadang di jalan menuju rumah keramat kami. Saya baru sadar bahwa rumah kerabat ada di bawah tebing yang curam. Tebing mengalami longsor dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi dan di atas tebing sudah banyak pohon yang ditebang  diambil kayunya untuk dijadikan bahan bangunan.

Dengan kejadian di atas, saya sering berpikir tentang bagaimana perasaan para korban bencana terutama anak-anak. Seiring dengan bertambahnya usia semakin saya memahami bahwa kita harus selalu mencintai alam, selaras dengan alam karena kalau kita mencintai alam maka alam pun akan memberikan banyak manfaat. Janganlah terlalu mengekslpoitasi alam karena nantinya akan mengakibatkan bencana alam. Kita jangan terlalu terlena dengan keindahan alam, karena bencana akan terus mengintai kita. Dalam setiap musibah akan selalu ada hikmah, begitupun kejadian di atas. Semoga kita semakin bijak dengan alam.




Kamis, 02 Desember 2021

Lagu Yang Selalu Ada Dalam Hati



Wooow,,, saya kaget ketika membaca tantangan Kamis Menulis, tantangannya tentang lagu yang sangat berkenan di hati. Saya pun langsung memilih lagi DEWA. Sebetulnya banyak sish lagu yang mengena dihati, dan selalu memberikan kesan yang mendalam dalam setiap liriknya. Bahkan saking memdalami makna lagunya, terkadang suka tidak sanggup menyanyikannya karena keburu nangis,,,he,,he,,,lebay.

Saya juga suka binggung kok bisa ya itu pencipta lagu buat kata-kata yang bermakna. Kelompok DEWA muncul sekitar tahun  1993 lupa lagi pokoknya pas awal masuk SMA. Pada waktu itu masih musim kaset. Ketika muncul kaset dari album pertamanya saya langsung beli, sampai bela-belain nabung demi membeli poster DEWA dan kasetnya he,,he,,. Ada cerita lucu juga sih, waktu itu juga sedang tren lagu SLANK jadi saya sekaligus suka dengan keduannya.  Jadilah aku BALADEWA dan SLANKER. Pokoknya semua lagu Dewa dan Slank saya hapal dan suka, cuma kalau harus memilih maka saya akan pilih lagu "Cintakan Membawamu Kembali" liriknya suka banget dan sangat mendalam. ini liriknya

CINTAKAN MEMBAWAMU KEMBALI

Tiba saat mengerti
Jerit suara hati
Yang letih meski mencoba
Melabuhkan rasa yang ada

Mohon tinggal sejenak
Lupakanlah waktu
Temani air mataku
Teteskan lara
Merajut asa, menjalin mimpi
Endapkan sepi-sepi

Cintakan membawamu kembali disini
Menuai rindu, membasuh perih
Bawa serta dirimu, dirimu yang dulu
Mencintaiku apa adanya

Saat dusta mengalir
Jujurkanlah hati
Tenangkan batin jiwamu
Kenangkan cinta, saat bersama
Tak ada keraguan

Cintakan membawamu kembali di sini
Menuai rindu, basuh perih
Bawa serta dirimu, dirimu yang dulu
Mencintaiku apa adanya


Setiap cerita dalam kehidupanku selalu ada lagunya, jangan salah kalau lagi berdua di mobil bareng suami sudah pasti saya suka nyanyi lagu yang pernah membersamai kita sampai sekarang. Semoga dengan hadirnya lagu-lagu yang bagus dapat mewakili perasaanku.




Posting Paling Populer

Latihan Mengoja Diri