RESUME MENULIS GEL 17

Rabu, 14 April 2021

Latihan Mengoja Diri

 

Wah...sudah hari ke -15 saja nih. Kegiatan tantangan di bulan Apri memang membuat anggota grup semakin ramai saja. Ada yang datang ada yang pergi, ada yang aktif menulis ada yang hanya jadi penonton saja. Saya termasuk yang mana ya?? Hemmm,,, ngaku deh saya mengikuti sih cuma, tugasnya bolong-bolong. Khusus untuk hari kamis saya kuatkan niat harus mengirim tulisan. Ada hadiah juga sih,,,lumayan sebagai pemacu semangat. Tantangan untuk huruf O adalah suaka marga kata adalah kata OJA. Waduh saya baru dengar nih kata itu. Langsung saja buka kamu KBBI Online



 Seringkali kita dihadapkan pada hal yang baru, dan harus dicoba, karena kalau tidak dicoba maka tidak akan pernah bisa. Ok, saya akan mengoja diri saya, dalam hati. Saya pun berfikir bagaimana bisa?. Sebagai seorang guru sudah barang tentu say arus menjadi teladan bagi murid-murid saya dalam hal apapun itu. Kata berani itu gampang diucapkan namun susah dilakukan. Ada sedikit kisah yang sampai hari ini saya ingat. Ini kejadian ketika saya masih menjadi pembina Pramuka. Cerita berawal ketika ada kegiatan pelantikan. Saya di temani oleh Ka Ujun sebagai pembina putra. Dalam kegiatan pelantikan sudah barang tentu selalu ada kegiatan jurit malam. Ini adalah kegiatan yang paling ditakuti oleh para anggota terutama anggota baru. Dalam kegiatan pramuka selalu mengunakan satuan terpisah. Artinya kelompok putra dan kelompok putri terpisah. Dalam kegiatan ini pembina putri hanya saya sendiri dan ditemani beberapa orang siswa kelas 9 sebagai panitia.

Tibalah waktu pelantikan yang kami tunggu, lokasi pelantikan di sawah kering dan dekat sungai, agak jauh dari masyarakat. Sebelum kegiatan di mulai kita survei lokasi dulu. Terbersit dalam hati, ini tempat kok beda ya?. Saya pun menghubungi  tokoh masyarakat setempat dalam hal ini Pak Lurah dan kawan-kawannya. Tidak lupa kami meminta satu orang Hansip untuk ikut menjaga dan mengawal kegiatan kami.  

Tenda sudah kita dirikan, semua perlengkapan untuk perkemahan sudah siap. kamipun memulai kegiatan dari jam 09.00 pagi. Alhamdulillah untuk kegiatan siang tidak ada kendala yang berarti, hanya ada beberapa perdik yang tidak bisa berenang ketika harus melewati sungai yang cukup luas dan deras. Alhamdulillah cuaca sangat cerah dan mendukung untuk kegiatan di malam hari. Ditemani terangnya bulan purnama kamipun memulai kegiatan jurit malam. Sebelum kegiatan semua perdik dipersilahkan istirahat . Perdik semua tertidur pulas karena kecapean habis melakukan kegiatan tadi siang yang sangat menguras tenaga. Mata saya pun ngantuk, saya tidur di dekat pintu tenda. Baru juga tidur beberapa menit,,,tiba-tiba ada suara yang menangis. Saya pun terbangun dengan memegang lampu senter, saya sorotkan ke beberapa arah ternyata tidak ada siapa-siapa. Saya mengoja diri untuk melihat dan mencari siapakah yang menangis. Saya berjalan sendiri mengelilingi tenda putra dan putri.
 Ka Ujun pun terbangun. "Ada apa Bu?" Tanyanya.
Kami berbicara berbisik takut perdik terganggu. "Ada suara orang menangis" Jawabku.
"Ssssttt jangan ribut, itu biasa Bu" Jawabnya.
"Ohhh,,,saya pun mengangguk tanda mengerti. Akhirnya kami duduk di depan tenda tanpa bisa tidur lagi. Ketika saya duduk tiba-tiba pandangan mata ini tertuju pada satu bayangan putih besar seperti mukena yang tergantung di atas pohon randu.
"Jun, Itu apa sih" Kataku berbisik ke temanku
"Jangan dilihat, Bu" Jawabnya
Ka Ujun sedari tadi komat-kamit membaca beberapa doa. Saya pun terdiam. Tak berapa lama berselang. Ada keributan dari pinggir sungai, seperti suara anak-anak sedang mandi, Sontak saya lari melihat kepinggir sungai, takutnya ada perdik yang iseng main air sungai.
"Ibu,,jangan" Teriak Ka Ujun sambil menarik tangan saya
Astagfirulloh,,,saya pun beristigfar sambil badan gemetaran. Oja boleh tapi harus tahu tempat. Itulah yang terjadi dengan diri saya.
Tibalah waktu kegiatan jurit malam. Saya menasehati dulu anak panitia agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Acara pun berjalan lancar. Tetapi ada kejadian yang membuat saya merinding dan teringat sampai sekarang. Ketika waktu menunjukan subuh, saya penasaran dengan bayangan putih yang masih ada di atas pohon randu. Sayapun mengoja diri untuk melihatnya,,,dan ternyata ketika saya lihat itu bayangan putihnya bisa terbang sambil terkekeh. Bulu kuduk pun berdiri, sambil saya terus membaca doa menenangkan diri. Rupa nya ada perdik yang lihat kejadian yang sama, akhirnya merekapun semua menghampiri saya tanpa berkata-kata dengan muka pucat pasi dan tangannya dingin sekali. Bahkan ada perdik yang sampai menangis ketakutan.
Itulah cerita saya. Tujuan utamanya dari kegiatan jurit malam adalah untuk mengoja diri, apalah daya kalau sampai bertemu langsung dengan kuntilanak, semua lari ketakutan. Saya menyimpulkan arti kata OJA disini dengan memberanikan.


23 komentar:

  1. Pengalaman oja yg tidak terlupakan

    BalasHapus
  2. Bu Ai,saya juga mengoja untuk menulis tentnag ini

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Beneran say, itu kisahku sebelum jadi pembina drumband

      Hapus
  4. Begitu melihat bayangan putih, aku mengoa untuk segera berlari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. he,,,he,,,kalau aku lari nanti muridku pasti ikutan jadi mengoja saja, padahal aslinya takut.

      Hapus
  5. Mengoja langsung dengan kuntilanak....memang Oja sekali.... semangatnya

    BalasHapus
  6. Keren... Bunda, share tulisan yg terurai dr kata "Oja" sampai panjang lebar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku cerita tak terasa tulisannya sudah banyak he,,,he,,,

      Hapus
  7. Aku mengoja untuk menuliskan komentar di kolom ini, setelah membaca kisah yang membuat bulu kuduk berdiri... larrriiiii

    BalasHapus
  8. Sampai sekarang saya tidak suka dengan kegiatan Pramuka, sebab dulu waktu kelas 6 SD, panciku di kemah hilang. Akhirnya, sejak saat itu, saya tidak mau lagi ikut Pramuka.

    BalasHapus
  9. Terimakasih sudah berkunjung. Semoga menambah oja menulis

    BalasHapus
  10. Selalu takut acara Pramuka malam. Dikonotasikan serem. Kadang penasaran.Tapi sampai saat ini belum pernah diperlihatkan. Paling suara pintu dan meja yang berderit.

    BalasHapus
  11. Paling suka kalau pramuka acara jurit malamnya aku mah, wkkwkw
    meskipun degdegan tetap mengoja, hahaha

    BalasHapus
  12. Wah, pengalaman yang menyeramkan, yah Bu Ai..
    Btw mantap tulisannya mengungkap pengalaman yg oas dg si "oja" ini🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya nih Ambu, sejak kejadian itu saya sering kesurupan, makanya mengundurkan diri jadi pembina Pramuka ganti jadi pembina Drumband sampai sekarang.

      Hapus

Posting Paling Populer

Latihan Mengoja Diri