Menjadi seorang guru adalah sudah menjadi pilihan hidup saya, alhamdulillah tak terasa sudah 21 tahun mengabdi sebagai guru. Banyak sudah pengalaman yang saya alami, pahit, pedih, manis pokoknya luar biasa. Ketika ada kejadian yang sangat luar biasa berkenaan dengan musibah Pandemi Covid-19 terus terang saya sangat terpukul dan sedih. Namun saya harus tetap bertahan dan berinovasi agar siswa saya mendapatkan pengajaran. Dan luar biasa kita dapat mengambil hikmah dibalik masa pandemi yaitu guru dituntut untuk melek IT, harus berinovasi, kreatif. pokoknya harus mau keluar dari zona nyaman.
Terus terang setelah saya berteman dengan para sahabat di Lagerunal, di grup Socius Writer, Purbasari komunitas yang bergerak di bidang literasi, saya merasa menjadi manusia yang paling bodoh dan tertinggal. Saya salut dengan teman-teman semua dimana semuanya guru-guru hebat yang sudah mampu berinovasi dalam pembelajaran. Begitu pesatnya dunia digital memaksa saya harus mau dan terus belajar agar saya dapat menjadi guru yang dirindukan oleh siswa. Bagaimana caranya? Ya,, dengan bergabung dengan teman-teman digrup yang luar biasa ini.
Kata "Literasi" bagi saya sudah sering didengar namun belum terlalu paham, sejalan dengan berjalannya waktu dan saya banyak memiliki teman yang sangat memotivasi maka saya pun mulai mau belajar. Laptop sudah saya miliki sejak lama namun dipakai hanya sebatas kegiatan membuat soal, mengerjakan administrasi, membuat media pembelajaran. Itu pun masih tahap belajar, saya betul-betul tertinggal jauh. Timbul dalam pikiran saya "kalau begini terus, saya akan semakin tertinggal". Masih banyak yang harus saya pelajari agar saya bisa memberikan pengajaran kepada siswa dan siswi. Untuk mengeluarkan kesuh kesah ini maka saya akan menuliskan puisi.
TANTANGAN GURU DIMASA DEPAN
Usia semakin bertambah, namun ilmu belum berubah
Bagai seorang pengelana di ladang tandus dan ku berserah
Ku terdiam seribu basa, gejolak batin semakin gerah
Apa aku bisa ? atau hanya jadi penonton saja, bertepuk tangan yang meriah
Zaman semakin maju, pendidikan semakin tinggi
Semua serba memakai teknologi
Akankah aku dapat bersaing atau tersisih
Layar gawai, laptop terus disentuh ,dipandang tiada henti
Guru tak akan terganti
Walau teknologi semakin merajai
Semua segi kehidupan sudah terganti
Jangan sampai terhenti
Guru adalah guru sampai kapan pun
Walau zaman terus menggerus
Tantangan bukan penghalang
Teruslah berinovasi agar tidak tertinggal
Mari kita jadi pencetak manusia-manusia unggul
Jangan putus asa, walau asa semakin memudar
Tetaplah jadi suri tauladan
Agar jadi kenangan dalam kehidupan mereka
Buatlah lukisan yang indah
Bersama dalam langkah dihiasi lengkung pelangi
Berjalan beriring, mengantarkan ke gerbang kesuksesan
Semoga menjadi amalan
Itulah sepenggal puisi hasil curahan hati dari seorang guru yang hampir putus asa karena pandemi.
Ayooo Bu Ai...
BalasHapusKita maju bersama membangun negeri.
Sehat selalu Bu Ai Drumband
Semangat, semangat, terus semangat
BalasHapusBerbakti pada negeri
Selamat Hari Guru Bu
Aamiin. Ayo, Bu, kita sama-sama belajar. Saya juga tidak amu menjadi guru yang jauh tertinggal. Lagerunal salah satu pilihan tepat calon guru hebat.
BalasHapus