RESUME MENULIS GEL 17

Kamis, 18 November 2021

Tantangan Guru Dimasa Depan

 

Menjadi seorang guru adalah sudah menjadi pilihan hidup saya, alhamdulillah tak terasa sudah 21 tahun mengabdi sebagai guru. Banyak sudah pengalaman yang saya alami, pahit, pedih, manis pokoknya luar biasa. Ketika ada kejadian yang sangat luar biasa berkenaan dengan musibah Pandemi Covid-19 terus terang saya sangat terpukul dan sedih. Namun saya harus tetap bertahan dan berinovasi agar siswa saya mendapatkan pengajaran. Dan luar biasa kita dapat mengambil hikmah dibalik masa pandemi yaitu guru dituntut untuk melek IT, harus berinovasi, kreatif. pokoknya harus mau keluar dari zona nyaman.

Terus terang setelah saya berteman dengan para sahabat di Lagerunal, di grup Socius Writer, Purbasari komunitas yang bergerak di bidang literasi, saya merasa menjadi manusia yang paling bodoh dan tertinggal. Saya salut dengan teman-teman semua dimana semuanya guru-guru hebat yang sudah mampu berinovasi dalam pembelajaran. Begitu pesatnya  dunia digital memaksa saya harus mau dan terus belajar agar saya dapat menjadi guru yang dirindukan oleh siswa. Bagaimana caranya? Ya,, dengan bergabung dengan teman-teman digrup yang luar biasa ini.

Kata "Literasi" bagi saya sudah sering didengar namun belum terlalu paham, sejalan dengan berjalannya waktu dan saya banyak memiliki teman yang sangat memotivasi maka saya pun mulai mau belajar. Laptop sudah saya miliki sejak lama namun dipakai hanya sebatas kegiatan membuat soal, mengerjakan administrasi, membuat media pembelajaran. Itu pun masih tahap belajar, saya betul-betul tertinggal jauh. Timbul dalam pikiran saya "kalau begini terus, saya akan semakin tertinggal". Masih banyak yang harus saya pelajari agar saya bisa memberikan pengajaran kepada siswa dan siswi. Untuk mengeluarkan kesuh kesah ini maka saya akan menuliskan puisi.


TANTANGAN GURU DIMASA DEPAN


Usia semakin bertambah, namun ilmu belum berubah

Bagai seorang pengelana di ladang tandus dan ku berserah

Ku terdiam seribu basa, gejolak batin semakin gerah

Apa aku bisa ? atau hanya jadi penonton saja, bertepuk tangan yang meriah


Zaman semakin maju, pendidikan semakin tinggi

Semua serba memakai teknologi

Akankah aku dapat bersaing atau tersisih

Layar gawai, laptop terus disentuh ,dipandang tiada henti


Guru tak akan terganti

Walau teknologi semakin merajai

Semua segi kehidupan sudah terganti

Jangan sampai terhenti


Guru adalah guru sampai kapan pun

Walau zaman terus menggerus

Tantangan bukan penghalang

Teruslah berinovasi agar tidak tertinggal


Mari kita jadi pencetak manusia-manusia unggul

Jangan putus asa, walau asa semakin memudar

Tetaplah jadi suri tauladan

Agar jadi kenangan dalam kehidupan mereka


Buatlah lukisan yang indah

Bersama dalam langkah dihiasi lengkung pelangi

Berjalan beriring, mengantarkan ke gerbang kesuksesan

Semoga menjadi amalan


Itulah sepenggal puisi hasil curahan hati dari seorang guru yang hampir putus asa karena pandemi.




3 komentar:

  1. Ayooo Bu Ai...
    Kita maju bersama membangun negeri.
    Sehat selalu Bu Ai Drumband

    BalasHapus
  2. Semangat, semangat, terus semangat
    Berbakti pada negeri
    Selamat Hari Guru Bu

    BalasHapus
  3. Aamiin. Ayo, Bu, kita sama-sama belajar. Saya juga tidak amu menjadi guru yang jauh tertinggal. Lagerunal salah satu pilihan tepat calon guru hebat.

    BalasHapus

Posting Paling Populer

Latihan Mengoja Diri