Aku awali hari dengan penuh semangat, karena mulai hari ini siswa yang biasanya Luring bisa datang ke sekolah bertemu langsung dengan para guru. Kami semua menyambut kebijakan ini, bahkan semua wali kelas menjadikan momen hari ini untuk bertemu dengan siswa yang bermasalah. Dari pagi aku bergelut dengan anak-anak yang kesulitan dengan kegiatan PJJ. Kebetulan minggu ini jadwal PTS, selaku walikelas aku diharuskan bekerja keras di mana aku harus menyisir anak yang tidak pernah aktif dalam kegiatan PJJ. Sebagai guru BK aku juga sangat di sibukan dengan banyaknya laporan dari para wali kelas yang merasa sudah tidak sanggup menangani siswanya.
Pagi-pagi ku baca WA ku disana ada percakapan dari Bu Sri yang janjian minta dibantu membuat soal memakai aplikasi google form, Bu Hj. Ai Jubaedah menitipkan siswanya yang tidak mempunyai HP agar dia bisa mengikuti PTS secara online, dan ternyata siswanya ada 3 orang. Bismilah aku layani semua siswaku dengan penuh semangat. Ruang komputer siapa yang simpan kuncinya? sepintas ku bertanya dalam pikiranku. Ohhh,,, di manakah kunci ruang komputer? ternyata guru TIK di sekolahku kurang respon bahkan cenderung tidak perduli dengan siswa. Sesampainya di depan gerbang sekolah, mereka sudah menunggu, wah ternyata banyak juga nih, saya hitung ada 15 orang, bahkan semakin siang mereka bertambah banyak. Kemanakah guru yang lain? mereka ada dikelas masing-masing sedang menangani siswanya. Alhamdulillah semua guru kompak sehingga kami saling membantu. Guru muda yang mahir IT di beri tugas membimbing siswa yang PTS dibantu dengan para TU. Saya kebagian membimbing para guru sepuh yang belum terlalu bisa dalam mengoperasikan komputer. Mereka kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi Google Classroom (GCR). Masa pandemi telah setahun berjalan banyak sekali kelemahannya terutama dari pihak guru karena tidak semua guru mampu menguasai IT. Di sekolah saya banyak guru yang sudah sepuh bahkan ada yang tahun ini akan pensiun tinggal menunggu dalam hitungan bulan. Saya salut dengan mereka yang selalu semangat walaupun tergopoh-gopoh mengikuti perkembangan teknologi.
Ada secercah rindu dimata mereka, rindu yang sudah lama tidak pernah bertemu langsung dengan para guru. Mereka masih ingat dengan kebiasaanya, mereka bersalaman dengan kami dengan penuh rasa hormat, walaupun saya berulang kali harus mengingatkan mereka untuk jaga jarak. Mereka bersuka cita karena bisa bertemu lagi dengan temannya di sekolah. Ada salah satu siswa yang berbincang dengan saya.
"Bu,,,kapan mulai sekolah normal?" ucap Faisal mengawali perbincangan kami
"Semoga secepatnya" jawabku dengan bijak
"Saya sudah bosan Bu belajar lewat hp membuat mata saya lelah, saya juga banyak nggak paham tentang materi pelajarannya" lanjut Faisal
"Ya,,Bu,,,bosan di rumah saja" Timpal Deri
Akhirnya kami jadi curhat sambil menunggu Mang Yaya mengambil kunci ruang komputer.
"Ibu,,, saya selama ini kalau belajar suka bareng sama teman karena sampai sekarang say tidak punya handpone, saya orang nggak punya" sahut Faik sambil tertunduk
"Saya sering nggak punya kuota dan terkadang jaringannya susah, Bu " Jawab Zillan memberikan alasan kepada saya.
Mereka adalah siswa yang kelas 8A di mana saya selaku wali kelasnya. Mereka termasuk siswa yang sering terlambat bahkan tidak pernah mengerjakan PJJ. Memang mendengar alasan mereka saya jadi serba salah. Bagaimanapun aturan tetap harus di laksanakan dan mereka tetap harus disiplin. Saya sudah pernah mendatangi rumah mereka dan dari sana saya jadi tahu bagaimana kehidupan mereka di rumah. Memang berat keadaan mereka, bahkan di antara mereka ada yang harus bekerja di sawah hanya demi membeli kuota. Bahkan ada yang berusaha belajar dengan temannya karena tidak punya handphone.
Akhirnya Mang Yaya datang membawa kunci komputer dan saya pun menyiapkan semua perangkatnya. Masalah timbul lagi, ternyata mereka tidak bisa mengoperasikan komputer. Ampun deh,,,bagaimana ini di zaman serba internet masih banyak siswa yang tidak bisa mengoperasikan komputer. Tapi kalau saya tanya masalah permainan FF mereka pasti bisa mengopersikannya. Sebetulnya ini masalah kebiasaan. Mungkin karena mereka seringnya menggunakan handphone jadi lupa bagaimana cara mengoperasikan komputer, padahal kan sama. Ya itulah sekelumit masalah yang dihadapi selam pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ). Terus terang saya sebagai guru sudah sangat jenuh dengan model pembelajaran kali ini. Ingin rasanya saya teriak sambil protes saking sudah jenuhnya. Saya pernah curhat dengan unsur pimpinan dan jawabannya hanya,,,sabar, semoga cepat berlalu. Sampai kapan saya, anak saya, murid saya harus selalu diam didepan layar handphone, layar laptop.
Sampai kapan dilema ini akan berakhir? ada cerita yang sangat miris yang di alami oleh siswa saya, dikarenakan jenuh dengan sistem PJJ dia sampai melempar handphonenya hingga rusak dan akhirnya dia tidak punya handphone. Ketika saya tanya kenapa kok bisa begitu, dengan tegas dia menjawab "Jenuh Bu" bangaimana kalau semua siswa bahkan guru sudah mengalami kejenuhan dalam PJJ bisa patal. Mungkin saja bisa terjadi kehilangan generasi seperti yang digembar-gemborkan beberapa ahli di berbagai media. Jangan sampai terjadi. Besar harapan saya agar semua cepat kembali normal. Cape hidup dalam berbagai tekanan, bisa strees saya. Kesehatan harus terjaga, tetapi ahlak pun harus terjaga. Proses pembelajara bukan hanya sekedar membaca dari layar handphone, tetapi sejatinya ada interaksi antar siswa dengan gurunya. Teknologi semakin maju tetapi tidak sedkit diantara murid saya yang tidak bsa mengoperasikan komputer. Belum lagi dengan masalah guru TIK yang sampai saat ini belum ada kejelasannya. Menurut saya sebaiknya mapel TIK harus diadakan dalam jadwal pelajaran.
Ini hanya sekedar mengeluarkan unek-unek dalam hati saya menurut pemikiran saya tidak maksud apapun tetapi saya ingin segera sekolah normal. Saya rindu bercengkrama dengan murid-murid saya.
Setuju buk karena pelajran TIK sngat di butuhkan saat ini. huuf sabar dan sabar buk.. semoga anak-anak dan siswa-siswa kita lbih bersemangat lagi. agar belajar tidak jenuh dpat di selingi dengan mmbuat prakarya ...
BalasHapussiap bu
HapusKeren
BalasHapusTerimakasih sobatku
HapusTambah kreatifitasnya sobat...
BalasHapusSemoga pandemi segera berlalu dan KBM dimulai secara normal kembali
Tambah kreatifitasnya sobat...
BalasHapusSemoga pandemi segera berlalu dan KBM dimulai secara normal kembali
Terimakasih sudah berkunjung
BalasHapusFF vs PJJ menjadi problema pendidikan.
BalasHapusJangan menyarah dan ini tantangan bagu kita semua.
BalasHapusSiap OMjay, dan tantangan terberat adalah mengalahkan ego kita sendiri.
HapusFenomena yg terjadi di mana-mana. Semoga pandwmi segera berakhir setelah vaksinasi
BalasHapusAamiin,,,semoga Ambu, terimakasih selau memberi semangat.
HapusRindu yang terobati.
BalasHapusYa,,,lihat mereka sekarang sudah semakin tumbuh menjadi anak remaja, semoga ahlak dan ilmu mereka tetap terjaga.
HapusTetap semangat dan jangan menyerah Bu Ai
BalasHapusSiap,,,bismillah
Hapus