RESUME MENULIS GEL 17

Kamis, 11 Februari 2021

Trik Menembus Tulisan Di Penerbit Mayor

 




Kegiatan pelatihan menulis hari ini membahas tentang  bagaimana caranya  menembus tulisan di penerbit mayor. Tentu bukanlah hal yang mudah bagi saya sebagai penulis pemula. Bermimpi pun tidak, tapi kalau sampai pada saatnya ,,, ya alhamdulillah.  Narasumber berasal dari Penerbit Andi, beliau adalah sang manajer operasional yang bernama Edi S. Mulyanta. Beliau menjelaskan dengan sangat lengkap  tentang dunia bisnis penerbitan yang bagi saya sangat awam tentang hal ini.

Menurut Undang-undang nomor. 3 tahun 2017 tentang Sistem perbukuan. Penerbit adalah lembaga pemerintah atau lembaga swasta yang menyelenggarakan kegiatan penerbitan Buku. Penerbitan adalah seluruh proses kegiatan yang dimulai dari pengeditan, pengilustrasian, dan pendesainan Buku. Penulis adalah setiap orang yang menulis Naskah Buku untuk diterbitkan dalam bentuk Buku. Penulisan adalah penyusunan Naskah Buku melalui bahasa tulisan dan/atau bahasa gambar.  Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala. Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

Sebenarnya tidak ada penggolongan Mayor dan Minor, yang ada adalah penerbit seperti definisi UU nomor.  3 tahun 2017 tersebut. Akan tetapi dalam perkembangan dunia penerbitan yang berorganisasi di bawah IKAPI atau Ikatan Penerbit Indonesia, akhirnya secara alami penerbit ini berproses secara mandiri produksi bukunya. Setiap penerbit anggota IKAPI berhak mengelola terbitannya yang dipantau oleh Perpustakaan Nasional yang mengeluarkan nomor ISBN. Jumlah judul yang diproduksi oleh penerbit berbeda-beda dengan genre yang berbeda pula sehingga akhirnya membentuk pengelompokan tersendiri dalam jumlah output produksinya. Perpustakaan Nasional akhirnya memberikan kode-kode tersendiri di dalam ISBN untuk menentukan penggolongan penerbit dengan jumlah produksi tertentu.

ISBN Publication Element adalah jumlah produksi bukunya, sehingga penggolongan ini menjadikan digit semakin besar adalah penerbit yang mempunyai kapasitas jumlah produksi yang besar. Penerbit mayor tentunya mempunyai rentang produksi dari 3 digit hingga 4 digit, karena kapasitas produksi dan penjualannya bisa mencapai jumlah tertentu. Hal inilah menjadikan masyarakat akhirnya memberikan istilah ada penerbit mayor dan minor, karena jumlah terbit dan besaran pemasarannya. Dengan jumlah produksi yang besar, penerbit dapat mendistribusikan secara merata di seluruh Toko Buku dan Outlet penjualan yang lain secara nasional, sehingga menambah penyebutan penerbit skala nasional. Penyebutan ini akhirnya diadopsi pada peraturan-peraturan sesudahnya dalam hal pengukuran indeks, yang digunakan oleh penulis-penulis yang tergabung dalam beberapa profesi pendidik yang mengharuskan menghasilkan luaran atau outcomes berupa hasil tulisan.

Menembus penerbit mayor bagiku rasanya seperti punguk merindukan bulan. Banyak sudah beberapa penulis yang awalnya tulisannya ditolak, tetapi akhirnya mereka sukses, misalnya penulis Andre Hirata. Semua dikarenakan ada salah satu penerbit yang berani menerima tantangan, dan akhirnya buku ini menjadi buku yang paling dicari. Penerbit mayor terkadang menyisihkan anggaran utuk menerbitkan buku hasil karya penulis pemula. Semua sudah diperkirakan resikonya oleh penerbit mayor. Jangan putus asa  menawarkan tulisan ke penerbit, karena penerbit juga membutuhkan naskah-naskah yang memberikan warna baru dalam dunia kepenulisan dan sekaligus mencari untung. Karena dengan keuntungan tersebut, penerbit bisa bertahan ditengah  gempuran teknologi yang semakin kejam.

Berdasarkan uraian  dari narasumber dan tanya jawab dengan peserta pelatihan  maka saya mengambil kesimpulan ada beberapa syarat- syarat yang harus terpenuhi oleh penulis supaya karyanya bisa diterbitkan di penerbit mayor :

  1. Pelajari buku-buku yang telah diterbitkan penerbit tersebut. Dan sesuaikan dengan kompetensi yang di miliki. Tidak ada salahnya menawarkan naskah dalam bentuk rencana tulisan atau proposal penerbitan buku. Tidak harus diselesaikan bukunya, akan tetapi ada sampel-sampel bab yang dapat disertakan dalam pengajuan proposal tersebut.
  2. Kirimkan ke beberapa penerbit, supaya mereka memahami penawaran tulisan kita.  Jangan terpaku hanya di satu penerbit. Ada 600 penerbit yang masih aktif di IKAPI. Akan tapi kita perlu mengetahui keaktifan penerbit di IKAPI, apakah masih berjalan proses bisnisnya atau sudah berhenti. Penerbit IKAPI akan lebih dihargai dalam bentuk angka kredit yang maksimal. Jangan lupa tanyakan keanggotaan IKAPI nya dalam bentuk surat IKAPI. 
  3. Jangan takut ditolak atau tidak diterbitkan, setiap penerbit mempunyai pandangan sendiri dalam menerbitkan bukunya.
Semoga karya tulisan kita dapat menembus penerbit mayor...Semoga



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Paling Populer

Latihan Mengoja Diri