Kenangan Bersama Mereka Lewat Masakan
Kenangan Bersama Mereka Lewat Masakan
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
![]() |
Sumber : Dokumentasi Bu Iin |
#SuakaMargaKata
Kegiatan menulis itu arus dibiasakan, harus ada tujuan yang jelas, jangan asal menulis. Itulah yang selalu ada dalam pikiranku. Kenapa harus dibiasakan ? agar tetap terlatih dan tulisan akan semakin cantik dan menarik. Menulis harus ada tujuan kenapa ? karena kalau asal menulis saja semua orang pasti bisa, tapi kalau tujuan menulis untuk di baca lagi oleh orang lain tentu akan beda ceritanya. Jadi pamrih nih,,,he,,he,,. Wajar, manusiawi , perasaan itu yang sekarang sedang menyelimuti perasaanku. Sekuat hati ku lawan agar tidak jadi malas. Terus berusaha untuk tetap dapat berjalan bersama dengan para sahabat. Sahabatku semakin lama semakin berlari kencang tanpa memperdulikan aku yang sedang gundah - gulana bahkan berdarah-darah dan tertatih-tatih demi menghasilkan sebuah karya. Ikhlas adalah kata yang mudah di ucapkan namun bagiku sangat sulit untuk dilakukan, maafkan hambamu ini.
Tantangan kegiatan kamis menulis adalah salah satu obat sejenis terapi agar tetap bisa menulis walaupun karyanya masih terlalu biasa. Tantangan kali ini adalah tentang SuakaMargaKata atau kata-kata yang jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kali ini kata "BAHADUR". Ku buka hp dan berselancar mencari arti kata bahadur dan didapatkan artinya Pahlawan , ksatria. Akan ku untai kata Bahadur dalam puisi PATIDUSA
BAHADUR SEJATI ADA DALAM JIWA
Oleh : Ai Setiawati
Aku
Yang Tertatih
Dengan sekuat tenaga
Agar tercipta sebuah karya.
Semua cita tentang diri
Terseok untuk menggapai
Tekad hati
Kuatkan.
Agar karya kita abadi
Dengan segenap jiwa
Aku goreskan
Pena.
Ada
Secercah asa
Dalam jiwa meronta
Bahadur sejati ada dijiwa.
Jiwa bahadur harus terjaga
Kokoh, kuat, ada
Dalam hati
Sendiri.
Purwakarta, 18 Februari 2021
#Kamis Menulis
Ini adalah tulisan saya dalam kegiatan kamis menulis, setelah dua pekan absen. Sebetulnya ada rasa malu ketika harus jujur. Tapi saya beranggapan bahwa lebih baik jujur daripada orang berprasangka buruk kepada kita. Jauh di lubuk hati terdalam saya berterimakasih untuk semua sahabat yang berada dalam grup Lagerunal. Saya terima jalinan persahabatan walaupun hanya di dunia maya dan sesekali kita bertemu dalam kegiatan zoomeeting. Ingin rasanya bertemu dengan para sahabat semua. Saya baru tahu kalau sahabat dunia mayaku ternyata berasal dari berbagai wilayah nusantara dan dari berbagai kalangan. Mohon maaf kalau saya terkadang kurang sopan dalam bersikap, maklum kita hanya bisa berbicara lewat tulisan saja, dan menebak-nebak sikap para sahabat.
Kita saling menyapa dalam WAG satu dengan lain, mohon maaf saya tidak selamanya dapat memantau WAG dikarenakan satu dan lain hal. Kita saling berdiskusi, saling memberi motivasi, berbagi ilmu. Alhamdulillah saya sangat bersyukur dengan persahabatan ini, semoga kita selalu tetap saling mendukung demi kemajuan kita bersama. Ada rasa rindu kalau saya tidak membaca WAG, tetapi terkadang waktu jua yang menjadi penghalang. Saya salut kepada para sahabat semuanya terutama kepada para perempuan hebat yang berada di grup ini. Betapa hebatnya para sahabat ditengah kesibukan yang tidak ada ujungnya, tetapi masih bisa menghasilkan karya dalam bentuk tulisan yang sangat luar biasa. Saya sadari itu bukanlah hal yang mudah, untuk berbagi waktu dan menghasilkan tulisan yang indah. Betapa bagusnya karya-karya tulisan para sahabat dan saya lihat ternyata ada berbagai gaya menulis yang secara di sengaja dapat tertangkap dan mengerti. Mungkin saking seringnya saya membaca hasil karya tulisan para sahabat. Saya sadari semakin lama semakin tertinggal ilmu, dibandingkan dengan para sahabat. Terima segala kekurangan diri dan di sadari agar agar saya semakin maju. Terima keadaan bukan berarti berhenti belajar. Banyak hal yang harus saya perbaiki agar bisa mengikuti langkah para sahabat yang sudah terlampau jauh melangkah. Jejak langkah para sahabat akan saya jadikan pijakan agar bisa melangkah bersama dan mengukir prestasi yang indah di dunia literasi.
Rasanya kurang puas kalau tidak menulis puisi untuk para sahabat tercinta
Indahnya Persahabatan Di Dunia Maya
Saling berdiskusi walau terkadang bingung sendiri
Bicara apa ini ? Dalam diam ku ikuti kemana arah pembicaraanya
Siapa aku ? mungkin mereka juga tidaklah kenal
Mungkin diriku yang terlalu berani ikut bersama dalam langkahnya
Jujur ,,, apalah daya diri ini
Menerima tali persahabatan yang sangat luar biasa
Ku sadari, bagai pungguk yang merindukan bulan
Ku coba menyelami hati para sahabat agar tidak salah menilai
Ku perbaiki cara menulisku agar enak dan asyik dibaca
Ku terima semua kritikan demi memperbaiki diri
Maaf bila sudah mengganggu waktunya
Ku sadari betapa bodohnya diri ini
Kuat hati agar bisa, apalah daya diri ini serba kekurangan
Ku terima indahnya persahabatan ini
Aku sadari begitu banyak kekurangan
Akan ku perbaiki sikap, agar persahabatan ini abadi
Terus berlatih dan memperbaiki hasil tulisan
Jauh di mata tetapi dekat di hati
Itulah yang aku rasakan
Kegiatan pelatihan menulis hari ini membahas tentang bagaimana caranya menembus tulisan di penerbit mayor. Tentu bukanlah hal yang mudah bagi saya sebagai penulis pemula. Bermimpi pun tidak, tapi kalau sampai pada saatnya ,,, ya alhamdulillah. Narasumber berasal dari Penerbit Andi, beliau adalah sang manajer operasional yang bernama Edi S. Mulyanta. Beliau menjelaskan dengan sangat lengkap tentang dunia bisnis penerbitan yang bagi saya sangat awam tentang hal ini.
Menurut Undang-undang nomor. 3 tahun 2017 tentang Sistem perbukuan. Penerbit adalah lembaga pemerintah atau lembaga swasta yang menyelenggarakan kegiatan penerbitan Buku. Penerbitan adalah seluruh proses kegiatan yang dimulai dari pengeditan, pengilustrasian, dan pendesainan Buku. Penulis adalah setiap orang yang menulis Naskah Buku untuk diterbitkan dalam bentuk Buku. Penulisan adalah penyusunan Naskah Buku melalui bahasa tulisan dan/atau bahasa gambar. Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid atau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala. Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
Sebenarnya tidak ada penggolongan Mayor dan Minor, yang ada adalah penerbit seperti definisi UU nomor. 3 tahun 2017 tersebut. Akan tetapi dalam perkembangan dunia penerbitan yang berorganisasi di bawah IKAPI atau Ikatan Penerbit Indonesia, akhirnya secara alami penerbit ini berproses secara mandiri produksi bukunya. Setiap penerbit anggota IKAPI berhak mengelola terbitannya yang dipantau oleh Perpustakaan Nasional yang mengeluarkan nomor ISBN. Jumlah judul yang diproduksi oleh penerbit berbeda-beda dengan genre yang berbeda pula sehingga akhirnya membentuk pengelompokan tersendiri dalam jumlah output produksinya. Perpustakaan Nasional akhirnya memberikan kode-kode tersendiri di dalam ISBN untuk menentukan penggolongan penerbit dengan jumlah produksi tertentu.
ISBN Publication Element adalah jumlah produksi bukunya, sehingga penggolongan ini menjadikan digit semakin besar adalah penerbit yang mempunyai kapasitas jumlah produksi yang besar. Penerbit mayor tentunya mempunyai rentang produksi dari 3 digit hingga 4 digit, karena kapasitas produksi dan penjualannya bisa mencapai jumlah tertentu. Hal inilah menjadikan masyarakat akhirnya memberikan istilah ada penerbit mayor dan minor, karena jumlah terbit dan besaran pemasarannya. Dengan jumlah produksi yang besar, penerbit dapat mendistribusikan secara merata di seluruh Toko Buku dan Outlet penjualan yang lain secara nasional, sehingga menambah penyebutan penerbit skala nasional. Penyebutan ini akhirnya diadopsi pada peraturan-peraturan sesudahnya dalam hal pengukuran indeks, yang digunakan oleh penulis-penulis yang tergabung dalam beberapa profesi pendidik yang mengharuskan menghasilkan luaran atau outcomes berupa hasil tulisan.
Menembus penerbit mayor bagiku rasanya seperti punguk merindukan bulan. Banyak sudah beberapa penulis yang awalnya tulisannya ditolak, tetapi akhirnya mereka sukses, misalnya penulis Andre Hirata. Semua dikarenakan ada salah satu penerbit yang berani menerima tantangan, dan akhirnya buku ini menjadi buku yang paling dicari. Penerbit mayor terkadang menyisihkan anggaran utuk menerbitkan buku hasil karya penulis pemula. Semua sudah diperkirakan resikonya oleh penerbit mayor. Jangan putus asa menawarkan tulisan ke penerbit, karena penerbit juga membutuhkan naskah-naskah yang memberikan warna baru dalam dunia kepenulisan dan sekaligus mencari untung. Karena dengan keuntungan tersebut, penerbit bisa bertahan ditengah gempuran teknologi yang semakin kejam.
Berdasarkan uraian dari narasumber dan tanya jawab dengan peserta pelatihan maka saya mengambil kesimpulan ada beberapa syarat- syarat yang harus terpenuhi oleh penulis supaya karyanya bisa diterbitkan di penerbit mayor :
Kegiatan pelatihan kali ini yang menjadi nara sumber adalah Agustinus Subardana, selaku Direktur Pemasaran Penerbit Andi. Dengan materi "Teknik Memasarkan Buku". Materi yang sangat luar biasa yang harus diketahui oleh semua penulis, terutama penulis pemula seperti saya. Menulis, menerbitkan buku adalah hal yang sangat tidak mungkin untuk saya. Masih banyak ilmu yang belum saya dapatkan. Tetapi setelah saya gabung di grup menulis ini, pemikiran saya jadi berubah. Dalam masa pandemi ini di mana semua terdampak secara kesehatan maupun ekonomi, jangankan untuk membeli buku, untuk membeli sembako saja sulit. Itulah yang terjadi di masyarakat. Ada banyak perusahaan yang terdampak dengan Pandemi corona - 19. Ada beberapa perusahaan yang hanya bertahan 3 bulan selama masa Pandemi. Ini sangat membawa dampak buruk terhadap usaha penerbitan buku.
Tetapi ada fenomena baru yang terjadi pada industri penerbitan. Data yang kita peroleh bahwa di tengah semakin lesunya bisnis di berbagai industri akibat pandemi Covid-19, industri penerbitan buku justru bertumbuh. Merujuk laporan Nielsen BookScan ICM, penjulan buku di global hingga akhir pekan di bulan Juli 2020 (YTD) mengalami pertumbuhan cukup signifikan. Masih merujuk data tersebut, genre buku yang mengalami kenaikan adalah genre “Food & Drink” yang pertumbuhannya mencapai 33% atau menjadi 2,8 juta Euro. Selanjutnya, pada genre Fiksi tumbuh 9% (menjadi 7,1 juta Euro), genre Leisure & Lifestyle tumbuh 37% (menjadi 1,4 juta Euro), genre Personal Development tumbuh 11% (menjadi 2,2 juta Euro), dan genre Children & Young Adult Non-Fiction tumbuh 15% (menjadi 1,5 juta Euro).
Berdasarkan hasil survei Ikapi, sebanyak 58,2% penerbit mengeluhkan penjualan yang turun lebih dari 50%. Separuh penerbit juga menyebutkan merosotnya produktivitas karyawan secara tajam dalam kondisi work from home (WFH) saat ini. Bahkan, sebanyak 60,2% penerbit menyatakan bahwa mereka hanya sanggup menggaji karyawan selama tiga bulan dan hanya 5% yang menyatakan sanggup bertahan sampai satu tahun.
Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Kenapa demikian , hal ini dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang di terbitkan. Jenis – jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokkan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku ( Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri. Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 15.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori (dapat di kunjungi ke website kami : www.andipublisher.com ).
Ada dua strategi pemasaran yang dilakukan oleh Penerbit Andi Offset yaitu :
Dengan pemetaan jenis katagori tersebut di atas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (sales) . Dibalik kelebihan pemasaran secara online ternyata ada juga beberapa kendala yang di hadapi diantaranya :
Dengan semakin berkembangnya industri penerbitan di negara kita berarti semakin banyak pelang untuk para penulis. Setelah melihat pemaparan dari narasumber ada sedikit pencerahan dan juga semangat untuk terus menulis. Banyak strategi pemasaran buku yang dapat kita ciptakan, asalkan ada kemauan, mau berusaha dan tekun berkarya lewat tulisan.
Kata - kata mutiara dari narasumber :
"Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru."
#Resume Pelatihan Menulis Gel.17
Narasumber kali ini adalah seorang yang sangat peduli dengan kegiatan literasi di lingkungan masyarakat. Niat awal TBM ( Taman Bacaan Masyarakat ) diawali karena kecintaan beliau dengan anak-anak. Kebiasaan mendongeng yang dimulai tahun 2004. Bahagia melihat anak-anak rajin membaca. Bermodal 20 buku cerita anak, 20 majalah BOBO dan koran. Setiap hari ada saja anak yang bermain sambil membaca di teras halaman rumah mereka. Buku di susun dalam rak plastik. Semua buku berasal dari koleksi pribadi. TMB ini berdiri tanggal 5 Oktober 2011 dengan nama awal TBM Ayah Salwa. Setiap sore hati, rak buku dikeluarkan dan anak-anak akan berkumpul sambil membaca. Suasana sore sangat menyenangkan untuk membaca, dengan layanan gratis asal mau saja datang ke rumah. Beberapa kegiatan di TBM :