Sekolah
kita berada didaerah kampung yang jarak dari kecamatam 10 km. Tetapi sekolah
ini merupakan satu-satunya sekolah SMP
negeri yang ada disini, jadilah sekolah kami merupakan sekolah favorit
dikampung ini. Suasana kampung yang masih sangat asri dan cenderung tenang,
Desa kami baru dapat bantuan Listrik Masuk Desa, maka sekarang kalau malam hari
kampung kami ramai.
Terdengan suara
adzan subuh yang membangunkanku dari tidur, tak berapa lama teman-temanku pun
datang mengajak pergi ke mesjid untuk melaksanakan shalat subuh dan dilanjutkan
dengan kegiatan mengaji. Pulang dari mesjid kita langsung pulang karena kita
harus segera sekolah.
Hari
ini hari pertama kita masuk sekolah setelah libur semester 2 atau libur setelah
kenaikan kelas. Hari senin merupakan hari pertama kami sekolah, semua siswa
begitu semangat, kita berangkat sekola dengan berjalan kaki, karena belum
banyak kendaraan bermotor, hanya orang kaya saja yang sudah punya motor. Kita
kalau masih sekolah SMP belum boleh bawa motor. Kita berjalan beriringan sambil
bersenda gurau sepanjang jalan, tak lupa bercerita tentang liburan. Tibalah
kita didepan kelas, kami berbisah dengan teman-teman karena kebetulan beda
kelas. Ana keluar kels dan diikuti oleh suci. Waktu masuk sekolah masih lama
dan belum semua siswa datang. Kami ngobrol didepan kelas sambil menunggu
lonceng. Tiba-tiba,,”Teng,,,teng,,,teng,,,mang Mansur memukul lonceng dengan
kerasnya, dan kita pun bubar semua.
“Haii,,,masuk,,,ayo
masuk” teriak Ana ketika terdengar lonceng sekolah bernbunyi. Serempak semua
siswa masuk kelas dan mengikuti instruksi Ana. Ana adalah KM di kelas 2A.
“ Ada apa sih kok ribut banget ? tanya suci.
“Ada apasih? Timbal
Iwan.
“Ada rajia nya”?
Waduh gawat nih kalau ada rajia, kata Budi.
“SStttt,,!!!” diam
kata Ana.
Semua siswa terdiam ketika Pak Anda masuk
kedalam kelas. Ana pun memimpin teman-temannya. “Sikap,,beri salam!!!” . Semua
siswa serepak mengucapkan “Asallamualaikum warohmatullahi wabarakatu” .
Waallaikum salam ucap Pa Anda.
Pa
Anda adalah walikelas dikelas kelas 2A, beliau orangnya baik dan sangat
perhatian kebetulan beliau juga guru mata pelajaran Ekonomi. Beliau orangnya
asyik enak diajak gobrol walaupun laki-laki tapi dia sangat telaten terhadap
kami. Pa Anda memandang kesetiap sudut kelas sambil sesekali melihat wajah kami
satu-persatu. Dan akhirnya dia bertanya kepada Ana “ Itu kursi yang disebelah
Iwan kosong? Kosong ,pa jawab Ana. Memang biasanya siapa yang duduk disitu?
Tanya Pa Anda. Biasanya Edi pa, tapi semenjak kenaikan ke kelas 2, Edi nggak
pernah sekolah lagi.
“Edi, berhenti
sekolah pa”, kata Budi.
“ Ohhh...begitunya”,
kata Pa Anda sambil mengela napas seperti ada rasa penyesalan kenapa siswanya
berhenti sekolah.
Semua
isi kelas terdiam. Sambil menghela napas panjang Pa Anda berkata “ Sekarang Edi
sekolah dimana?. “Kerja di Bandung Pa”, Jawab Iwan.
“Edi kerja di
bengkel pa”, tipal Budi
Ya
sudahlah,,,kalau itu sudah keputusan yang dipilih oleh Edi.
Pa Guru terdiam
dan melanjutkan kegiatan mengajarnya. Dan kami pun serius mengikuti
pelajarannya. Dan tiba-tiba pintu kelas
di ketuk oleh seseorang.
“Tok,,Tok,,,
asallamuallaikum”?
Kami serempak
menjawab “ Waallaikum salam” dan ternyata yang mengetuk Pintu adalah Kepala
Sekolah dan seorang siswa laki-laki. Kepala memperkenalkan seorang siswa baru
kepada kami.
“Anak-anak ini ada
anak baru pindahan dari Lampung, Andri namanya, dia sekarang menjadi teman
kalian semuanya, semoga kalian bisa menerima Andri dikelas ini.
“ Siap pa” jawab
anak-anak hampir kompak menjawab. Setelah berbicang sebentar dengan Pa Anda ,Bapak
Kepala sekolah pun berlalu meninggalkan kami. Suasana kelas riuh karena semua
siswa ingin tahu siapa Andri. Bahkan tidak sedikit anak perempuan bisik-bisik.
Wajah Andri lumayan ganteng sih, badannya nggaak terlalu tinggi, kulitnya
coklat, hidungnya mancung, anaknya cuek banget.” Andri silahkan memperkenalkan
diri dulu” kata Pa Anda. Andri pun memperkenalkan diri.
“Hai... nama saya
Andri, saya pindahan dari Lampung,,kata Andri sambil senyum. Kami pun satu
kelas tersenyum penuh perhatian. Hanya ada satu siswa yang cuek sama sekali
tidak peduli, dialah Ratna. “ Andri silahkan duduk!”kata Pa Anda .Andri pun
mengangkukan kepala. Kamu duduk dibekas kursi Edi ya? Kata Pa Anda. Andri masih benggong karena dia
melihat anak yang duduk didekat bangku kosong terlihat menatap matanya tajam. Dialah Budi yamg akan menjadi teman
sebangkunya. “ Duduk sini” timbal Budi. Andri pun duduk sebangku dengan Budi. Suasana kelas pun sunyi lagi sampai nggak
terlalu lama terdengan bunyi lonceng tanda istirahat.
Teng,,teng,,teng,,,horeee,,,teriak
siswa dengan riangnya. Pa Anda hanya tersenyum. Dan Beliau memanggilku. “Ajak
Andri dan temani dia nya” kamu sebagai KM harus bisa membuat Andri betah
ya,,Kata Pa Anda. “Siap pa” Jawab Ana.
Dan kami pun semua keluar kelas menikmati waktu istirahat. Sebagai KM
Ana mengajak Andri untuk keluar kelas. “Ke kantin yu!!” kata Ana
“Nanti deh, saya
di sini aja “ jawab Andri. Dia masih terlihat canggung dengan suasana
lingkungan sekolah kami. Saya pun ke kantin, lokasi kantin harus melewati kelas
III,,,waduh,,,males sih sebenarnya kalau lewat kelas itu. Anak kelas III
terkenal usil sama adik kelasnya. Ana, Suci, Dian, Indah,,merekapun berjalan
beriringan menuju kantin.
Rupanya di kantin sudah ada
anak-anak kelas III dan ada gank rusuh...ampun deh.
“Hai,,,cantik!!”
sapa Asep kepada kami. Kami pun hanya tersipu, males bikin ribut dengan kakak kelas
yang satu ini. Secara Asep ketua gank di kelas III. “Dikelas kamu ada siswa
baru ya?” tanya Iwan kepada Suci. Asep memang tertarik sama Suci Cuma Sucinya cuek
aja. “ Ada, Kenapa gitu?” tanya Suci kepada Asep. “Heeemmm,,boleh juga nih”
Asep bergumam sambil senyum penuh kelicikan. Kami pun bergegas keluar kantin.
Kita nggak nyaman disana. “Salam sayang buat Suci!!” kata Asep. Suci pun
melengos buang muka, sebel banget lihat muka Iwan. “ Ihhh,,,dasar cowok
nyebelin banget” kata Suci. “ Sudahlah jangan cari ribut dengan dia” kata Ana. Kita
pun kembali ke kelas. Kita pun belajar sampai akhirnya datang jam pulang.
Pelajaran terakhir adalah mata pelajaran Bahasa Sunda. Saya sangat suka
pelajaran ini, gurunya baik banget,,,dialah bu Entin, dia baik, ngomongnya
sopan , lemah lembut,,,pokoknya seneng deh.
Hari-hari kita lalui dengan penuh
keseruan, tiada hari tanpa cerita untuk kita. Persahabatan kami semakin lama
semakin lengket saja tanpa terganggu apapun. Hingga tiba datangnya masalah ini.
Hari senin, kelas
kami kebagian jadi petugas upacara. Saya kebagian menjadi MC, Dian, Budi, Iwan
menjadi petugas pengibar bendera, Pa Anda menjadi Pembina Upacara, Ratna
menjadi Pemimpin Upacara. Tibalah waktunya upacara bendera. Kita semua sudah
siap, tinggal satu orang lagi yang belum hadir. ” Ana,,? Sahut Pa Anda. Kemana
Ratna?. Saya celingukan , binggung, mencari Ratna. Semua siswa hampir sudah
berada dilapang, disusul dengan para guru dan staf TU. Kacau,,gimana ini saya
selaku KM sangat kacau. “Ana ,kamu jadi Pemimpin upacara” sahut Suci, Biar saya
yang jadi MC” kata Suci. Akhirnya kita setuju. Upacara bendera pun lancar. Dan
tiba-tiba pada acara Pengumuman, Pa Malik selaku kesiswaan mengumumkan bahwa
ada beberapa siswa sekolah kita yang ditangkap Polisi dikarenakan terlibat
perkelahian di Desa sebelah. Kita semua kaget karena ada nama Andri dalam kasus
ini. Ada apa ya??? Semua siswa hampir sama pertanyaannya
Kita tinggalkan
kegaduhan disekolah karena berita itu. Andri termenung dipojok kantor polisi
dengan muka bonyok bekas dipukuli. Andri meringis menahan sakit perih di wajah.
Disebelahnya ada Asep kakak kelas kita dan Yadi.
Mereka
bertiga kini meringkuk di kantor polisi. “ Sakit nggak”? sahut Asep ke Andri.
Yang ditanya hanya menyeringai. “Kamu sih belagu,,udah tahu pacar orang
digangguin” sahut Yadi. “Maaf saya salah, saya nggak tahu kalau si Ratna udah
punya pacar” jawab Andre. “Jangan belagu coba kalau jadi orang, orang lagi
pacaran digangguin ya,,,marahlah pacarnya” sahut Yadi
Tibalah orang tua mereka datang ke
kantor polisi untuk menjemput anak-anaknya, dan tanpa banyak pertanyaan dari
polisi. Mereka hanya diberi nasehat dan diberi surat untuk lapor. Andri
dijemput oleh kakaknya. “Kamu, anak baru udah buat masalah aja” gimana sih buat
malu keluarga aja” sahut kakanya kesal. “Maaf, saya janji nggak berantem lagi”
shut Andri penuh sesal. “Hai,,Asep, Yadi, kamu jangan ngajak Andri main lagi
ya!!” ujar kakanya Andri penuh kesal. Mereka pun pulang kerumah masing-masing.
Tinggallah
Andri yang terdiam dengan penuh sesal. “Dasar bajingan, kamu menjebak aku!!”
gumam Andri penuh kesal. “Buk, Buk “ terdengar suara tembok dipukul dengan
tangan sangat keras. “Kenapa Kamu?” kata
kakak sambil berteriak. “Enggak teh” sahut Andri. Kakanya mendekati kamar
tempat Andri terdiam seribu bahasa. “Kamu harus pilih-pilih teman, jangan
sampai kebawa yang nggak benar” Kata kakaknya. Andri hanya tertunduk penuh
sesal. Otaknya berputar menerawang memikirkan kebodohan yang telah
dilakukannya. Kenapa harus Ratna?? Gumam Andri dalam hati. Tak berapa lama Andri
pun tertidur. Dan baru tersdar pas terdengar suara kokokkan ayam yang sangat
mememakan telinga. Di susul suara adzan dari mesjid desa. Andri pun terbangun
dan masih merasakan sakit pada rahangnya. “Aww,,kok masih sakitnya?” gumam
Andre. Dia pun melihat wajahnya di cermin terlihat rahangnya masih biru. “Hari
ini aku harus sekolah, walaupun pasti akan dipanggil oleh kesiswaan” bisik hati
Andri.
Pagi
yang cerah namun tak secerah hati Andri. Andri orang baru disekolah kita,
anaknya lumayan ganteng , lumayan kaya juga, jadi incaran para cewek. Dan
ternyata dia sudah diincar oleh kakak kelas juga. Asep dan Yadi adalah dua
sejoli yang selalu bikin keributan baik di sekolah maupun dikampung. Mereka
biang kerok. Tibalah kita semua masuk ke kelas, suasana kelas seperti biasa,
kita tidak terlalu perhatian sama masalah Andre, kita semua pura-pura nggak
tahu. Dan tibalah pintu kelas di ketuk oleh seseorang. “Tok.Tok,
Asallamuallaikum” suara dari luar sambil membuka pintu. “Ada Andri nggak?”
tanya Asep. “Ada” jawab Andre sambil berdiri mendekati Asep. Andri pun minta
ijin kepada guru yang sedang berada didalam kelas. Kebetulan kita lagi belajar
IPA, secara guru IPA kita killer banget, tidak ada yang berani berkutik. “Ana?”
kata Pa Endang. Hatiku betapa terkejutnya, ada apa, ya,,hatiku bergumam. “Ia pak”
jawab saya. “Kemana Ratna, sudah dua hari nggak sekolah?” tanya pak Endang.
“Setahu saya tadi ada surat dari Ratna dititipkan ke indah pa” jawabku. “Oh,,
tolong ditenggok ke rumahnya ya” ujar pa Endang. “Baik pa” jawabku. Kita
melanjutkan belajar sampai waktu istirahat. Andri, Asep, Yadi masih di ruang
kesiswaan, mereka sedang diminta keterangan terkait perkelahian yang terjadi
pada malam minggu kemarin.
Di
Ruang Kesiswaan ada Pak Malik, Pa Anda, Bu Entin. “Coba ceritakan kejadian
sebenarnya kepada kita” Sahut bu Entin. “Kamu tuh yang iseng Yadi, kita kemarin
mau main ke rumah temandi Sagalaherang pas dijalan kita lihat ada sepasang
muda-mudi yang sedang ngobrol didepan rumah Ratna, nah,,,sambil kita jalan kita
teriak, Bondon,,,gitu pa” sahut Asep. “Apa sih,,kamu yang mulai juga” Timpal
Andri. “Ia pak” jawab Yadi. Kita mulanya iseng aja dikira nggak bakal terjadi
seperti ini. “Kamu tahu siapa yang diteriki Bondon?” tanya pa Anda. “Nggak pak”
sahut mereka bertiga kompak. Mereka bertiga saling pandang. “Dasar jagoan
kampung, nggak tahu sopan-santun” gumam bu Entin dengan kesalnya. Lain kali
harus jaga sikap, apalagi kamu main ke kampung orang lain. Jangan so jagoan,
ingat itu Yadi, Asep, kamu kakak kelas selalu saja buat onar” ujar bu Entin.
Andri
hanya tertunduk lemas, dia tidak menyangka kalau teman barunya itu ternyata
jagoan kampung semua. Andri menyesal sudah berteman dengan mereka. Untuk
hukuman kalian diberi sanksi selama satu minggu harus membersihkan ruang kantor
dan ruang perpustakaan. Mereka pun diberi pengarahan dan membuat surat
perjanjian diatas materai. Bondon adalah panggilan dikampung kami untuk menebut
wanita yang nakal. Waktu berlalu sudah lewat
satu bulan, Namun setelah kejadian itu Andri bukannya semakin baik malah
sebaliknya semakin menjadi-jadi, seperti yang ingin diakui keberadaanya. Andri
jarang masuk sekolah padahal rumahnya sangat dekat dengan sekolah. Kakaknya
selalu menanyakan perihal Andri kepada saya. Saya selalu menjawab apa adanya.
Kelas kami semakin terkenal saja dengan ke bandelan Andri, bahkan sekarang Anri
sudah berani mengajak anak laki-laki dikelas kami untuk membolos. Dalam
seminggu ada saja masalah yang dilakukan oleh Andri. Tinggalkan sejenak
kenakalan Andre.
Ratna menangis sejadi-jadinya, ia
merasa sangat hati karena disebut Bondon, kurang ajar sekali mereka berani
menyebut itu keada ratna. Sudah dua hari Ratna tidak masuk sekolah dikarenakan
sakit.
“Neng,,sekolah yu” sahut mamahnya.
Kan udah dua hari nggak sekolah neng, nanti
ketinggalan pelajaran” sahut mamah sambil mengelus rambut ratna penuh kasih
sayang.
“Diantar sama aa sekolahnya?” tanya mamah.
Nggak usah mah,
ntar Ana mau pergi bareng mah, ucap Ratna.
“Ratna, Ratna,,ayo
sekolah” Teriak Ana
Ratna keluar dari
kamar dan berpamitan kepada mamahnya “ Mah, Eneng sekolah ya “ sahut Ratna
sambil menunduk seraya mencium punggung tangan mamahnya
“ Ia, neng,
hati-hati dijalan “ jawab mamah
“Nitip Ratna ya
neng Ana “ ucap mamah
‘Siap, bu
“ jawab Ana
Mereka pun
berjalan beriringan, di jalan mereka ketemu Suci, Indah, mereka berjalan
bersama. Tak terasa ereka hampir sampai di sekolah. Sebelum sampai ke sekolah,
muka Ratna terliat pucat karena mereka pasti melewati rumah Andri. Sambil
sedikit menengok ke rumah Andre,
Ana berkata “
Tumben dia nggak nongkrong di depan rumah?”
“Ia, ya, biasanya
anak itukan suka nongkrong di sisi” ujar Indah
Ratna hanya diam
dan tertunduk sambil berjalan. Tibalah mereka di depan kelas. Mereka langsung
masuk kelas.
“ Suci, nyapu dulu
dong, kamu kan bagian piket hari ini” Ujar Ana
“Siap bos “ sahut
Suci seraya mencari sapu untuk membersihkan kelas
Mereka memang
selalu datang ke sekolah lebih awal karena takut kesiangan. Hari ini jadwal
pelajaran pertama yaitu PMP secara gurunya galak banget. Namanya Pak Malik
Syamsul. Anak-anak sering menyebutnya Pa MS.
Satu persatu siswa berdatangan. Dan
akhirnya Andri juga datang dengan Budi. Merekapun masuk kelas. Pak MS masuk ke
kelas semua siswa terdiam, serius mendengarkan beliau menerangkan di depan
kelas. Ratna masih duduk terdiam, mukanya murung sekali seperti tidak
bergairah.
“Ratna, kamu
sakit?” tanya Pak MS
“Enggak ,pa,”
jawabnya gugup
“Udah jangan
ngelamun aja belajarnya, yang fokus ya” sahut pa MS
Sambil berdiri,
mata pak MS melihat satu-persatu siswa dikelas.
“Andri, coba kamu
ke depan kelas “
“Ia, pak” jawab
Andri
Andri pun berjalan
menuju depan kelas, semua mata tertuju padanya.
“Coba , beri
contoh yang bagaimana contoh sikap kita dalam mencintai tanah air ?”
“Tidak merusak
alam ,pa” jawab andri
“Apa lagi
ya,,,mencintai mahluk Allah” jawab Andri
Gerrrrr,,,semua
tertawa rih rendahlah,,suara ribut dikelas
“Kamu mah
ah,,,kabogoh wae” sahut Pa MS
Andri tersenyum,
sambil melirik Ratna.
“ Hai,,, kamu mah
ah malah melihat ratna” sahut pa MS
Sementara Ratna
masih dendam sama Andri, boro-boro mau membalas senyumnya, meliahat pun nggak
mau. Ratna dari tadi tertunduk.
“Duduk lagi Andri”
sahut Pak MS
“Ia, pak, siap”
jawab Andri sambil kembali lagi ke mejanya di paling belakang.
Anak-anak pun
kembali serius mendengarkan materi dari pak MS. Dan tak terasa lonceng berbunyi
tanda istirahat.
“
Teng,,teng,,teng,,” suara lonceng dipukul oleh pa Mansur.
“hore,,,,istirahat
“ teriak anak-anak senang.
“Kita keluar yu “
sahut Ana seraya mengajak Ratna utuk keluar kelas
“ Hayu Ana, Ratna
“ sahut Dian seraya mereka berjalan keluar kelas.
“Anna,,,jangan
keluar ya “ sahut Ratna seraya matanya menatap Ana
“Ya,,kita dikelas
aja” wajab Ana
“ Kenapa sih kok
kamu murung aja?” Sahut Ana sambil menatap Ratna
Ratna tertunduk
dan menarik napas panjang , seperti ada beban berat yang dia simpan.
“Aku , mau cerita,
masalah kemarin tentang Si Andri Cs.
Begini sebetulnya,
aku dapat surat dari Asep yang dititip ke Andri, Cuma suratnya belum aku balas,
karena aku nggak suka sama Asep, diakan anak nakal, ia sih lumayan ganteng tapi
aku nggak suka, kata Ratna . “Terus kenapa kemarin bisa terjadi keributan
begitu?” tanya Ana
Aku juga nggak
nyangka, sebetulnya Andri datang kerumahku mau pinjam buku Matematika, dia
datang bareng Budi, kebetulan malam minggu, Aku duduk diteras rumah bareng
mereka sambil ngonrol sebentar, dan tiba-tiba ada segerombolan anak muda, aku
nggak kenal siapa mereka, dan di antara mereka, ada yang meneriaki aku
“BONDON”, aku sakit hati. Andri sama Budi mengejar mereka dan terjadilah
keributan, Mereka saling baku hantam dan diantara mereka ada yang membawa
golok. Dan ketika kejadian ada Pa Suhli yang mengamankan, jadilah mereka
digiring ke kantor polisi. Setelah Andri dan Budi digiring ke Kantor Polisi, ternyata
ada yang menyusul ditangkap juga dialah Asep dan Yadi.
“Ohhh,,,begitu,
berarti Andri dijebak oleha Asep dan Yadi ya?” sahut Anna
“Ya,,,begitulah,,,pokoknya
aku benci Asep!” kata Ratna seraya menggumam dalam hatinya.
Ketika mereka
asyik berbicang, tiba-tiba datang Asep ke kelas menghampiri Ratna
“Neng,,mana
jawabannya? Kata Asep
“Saya nggak mau”
jawab Ratna sambil membuang muka
“Ihhh,,,lucunya
kalau marah” sahut Asep sambil mencolek dagu Ratna
“A,,udah ahhh
jangan buat keributan” sahut Ana
“Ehhh,,,ini juga
cantik “ sambil senyum gaya playboy.
“Nyebelin banget”
kata Ratna
Tiba-tiba anak
laki-laki pada masuk. Akhirnya Asep dan Yadi terkepung didalam kelas.
Andri bergegas
sambil melihat wajah Asep “ Sudah jangan diganggu, kasihan” sahut Andri
“Alahhhh,,,belagu
kamu Andri, Ada apa nih? Jangan-jangan kamu yang suka sama Ratna?”
Kata Asep seraya
berteriak kesal. Andri dan Asep pun saling berteriak sehingga memicu keributan.
Datanglah Pa
Suherlan “Ada apa lagi ini Asep?”,,,buat keributan aja
“Penghianat Pa! Si
Andri penghianat, teman makan teman” jawab Asep dengan muka memerah menahan
amarah.
“Sudah,,,Sudah,”
teriak Ratna sambil nangis
“A’Asep,
Andri,,maafkan aku, aku tidak akan memilih satu diantara kalian,,,karena aku
sudah dijodokan”. Bagai petir di siang bolong semua tertegun dan sangat kaget
mendengar jawaban dari Ratna.
“Sudah sekarang
bubar, Asep dan Andri mohon saling bersalaman ya” sahut Pa Suherlan
“Ia pa” sahut
Andri seraya mengajukan tangan untuk salaman dengan Asep
“Maaf ya,!” mereka
pun saling bersalaman.
----------------------------💓💓💓---------------
ini cerpen hasil curat-coret saya, masih banyak kekurangan
Premis
Karakter :
Andre : seorang anak baru pindahan dari kota lain yang memiliki wajah tampan, nakal, sukanya main dan buat keributan
Asep : Kaka kelas yang mempunyai gang yang terkenal sangat badung, rebutan cewek soalnya tampan juga sih.
Ratna : Anak seorang Kepala Desa yang sangat disegani, cantik, ramah tapi belum mau pacaran
Konflik
Terjadi ketika Asep suka pada Ratna tetapi Ratna tidak suka. Dan ternyata Andre juga suka dengan Ratna, Asep menganggap Andre berhianat
Endingnya : Ratna tidak memilih satupun diantara keduanya karena Ratna ingin melanjutkan sekolah. Dan merekapun terpisah