RESUME MENULIS GEL 17

Senin, 21 Desember 2020

Rapot Anakku

  


    Sore hari diruang keluarga, kami sedang duduk santai sambil menunggu sore. Saya sendiri biasa dengan kegiatan rutin menyiram bunga. Tiba-tiba sisulung memecah kesunyian. Dia berkata dengan suara beratnya.

"Mbu,,,gimananya,,belajar online cape banget, banyak yang nggak bisanya" . Sulungku sekarang duduk di kelas XII SMA jurusan IPA. Dia sering mengeluh tentang pembelajaran PJJ nya, banyak kendala. Saya selaku orang tua harus sangat bijak menyikapinya.

"Ya, harus bagaimana lagi, itulah peraturannya , pemerintah sayang dengan kita dan tidak mau kalau kita menjadi korban virus ganas"Sahutku

"Ia. bu, nggak tahu deh nilaiku juga, aku pusing" Sahut Zahwa anak gadisku, ia masih duduk di kelas VI SD.

Anak-anak selalu mengeluh dengan semua kegiatan PJJ nya. Irgi sering ngeluh kalau dia nggak ngerti dan susah konsentrasi kalau belajar lewat online, begitupun dengan adiknya. Awal-awal masa Pandemi  saya sampai kebobolan kuota. Dan akhirnya sayapun memasang WIFI dikarenakan sangat dibutuhkan.

Itulah percakapannku yang selalu menjadi pokok pembicaraan dikala keluarga kecilku berkumpul mengisi waktu senggang.

Tidak terasa sekarang sudah memasuki semester ganjil ditahun ajaran 2020. Alhamdulillah sedikit demi sedikit anak-anak sudah mulai bisa mengikuti model pembelajaran Online.

"Bagaimana sih ini, kasihan anak-anak kalau harus belajar online terus" Suamiku bertanya padaku

"Semoga semester baru kita bisa sekolah tatap muka" Jawabku

"Bener nih bu?" tanya zahwa

"Ahhh, nanti suka rubah lagi peraturannya" Jawab Irgi

"Semoga saja keadaan cepat berubah, kegiatan kita seperti semula" Jawabku

"Aamiin ya Allah" sahut kita bersamaan.

"Kaka, rapotnya dibagikan atau pake PDF?" tanyaku pada sisulung

"Rapot dibagikan disekolah bu, hanya tetap memakai protokol kesehatan" Jawabnya

"Ohh,, baiklah kalau begitu" sahutku.

"Ibu saja yang ngambil rapot kaka" sahut suamiku

"Ia , ibu aja yang ngambilnya"  sahut Sisulung dengan senangnya

"Ibu,,,rapot aku diambil nggak?" tanya Zahwa

"Belum ada info neng" jawabku

"Oh,,,ya sudah sama ibu saja ya" sahut Zahwa

    Setelah percakapan disore hari. Ada perasaan cemas dalam hati saya. Bagaimana nilai rapot anak-anakku? Gumamku dalam hati. Saya sangat menyadari kalau selama PJJ ini kurang maksimal mendampingi anak-anak belajar. Semua dikarenakan saya harus ekstra keras juga melakukan kewajiban saya sebagai seorang guru. Semua kembalikan kepada Allah apapun hasil nilai rapot anak saya nanti, saya harus terima dengan lapang dada. Pembagian rapot sisulung hari Sabtu, jadi jadwal tidak berbenturan dengan kegiatan pembagian rapot murid-muridku.

Tibalah pembagian rapot sisulung, kita pergi berdua menaiki motor. Sepanjang perjalanan sisulung ngobrol. Dan akhirnya dia bertanya "Ibu, kenapa sih kok aku nggak boleh bawa mobil, kan sudah punya SIM, sudah gede lagi?".

"Nanti juga kalau sudah waktunya pasti dikasih" Jawabku

"Ahhh,,,ayah suka susah bu"Jawabnya

Tak terasa sampailah kami disekolah yang dituju. Ada rasa haru, bahagia, karena sekolah tempat anakku menuntut ilmu sekarang adalah tempat yang sama, jadi kami satu almamater.

"Ibu jangan lama-lama ngobrolnya"sahut sisulung

"Ya" jawabku cepat

Tibalah saya dikelas dan kita tidak boleh berlama-lama. Pa Walikelas menerangkan tentang kemajuan belajaran anak saya. Alhamdulillah nilai anakku memuaskan. Dadaku bergetar ketika ku bertatap mata dengan walikelasnya sisulung, Ternyata beliau masih mengenalku, Alhamdulillah beliau masih sehat, cuma mengeluh sakit kaki, jadi nggak kuat naik tangga, sementara kelas sisulung dilantai dua. Ketika saya memandang wajah beliau terbayang waktu saya masih pakai baju seragam putih abu-abu.  Dulu beliau begitu gagah dan disiplin, kalau berkata selalu bijaksana. Ahhh Pa Ade guruku.Saya pun berbincang sejenak dan yang membuat saya terhentak ketika beliau berkata

"Selamatnya kamu sudah jadi ibu yang baik, bisa mengendalikan anak sehingga anakmu sangat sopan dan santun dengan semua guru", Rangking bukan patokan ya,, tapi nilai anakmu bagus, silahkan mulai membimbing anakmu, karena sebentar lagi anakmu kuliah" sahut beliau

"Ya Allah, tidak terasa anakku sebentar lagi kuliah, Tidak terasa karna waktu begitu cepat berlalu.

"Ya Allah,,, terimakasih begitu baik walikelasnya. Terima kasih guruku sampai kapanpun selalu ku ingat.

    Sampailah kami ke rumah. Disambut oleh suamiku yang kebetulan waktunya dia istirahat

"Rangking berapa kak?" Tanya suamiku

"Nggak ada rangking ayah, sudah nggak jaman, yang penting nilai kakak bagus dan bisa masuk kuliah di tempat yang diinginkan "Jawab sisulung

"Ayah, Ibu,,siapkan semuannya ya,, kakak mau kuliah".

Hatiku bergetar mendengar ucapan sisulung. Saya sadar sekarang kau sudah tumbuh menjadi anak yang dewasa dalam segala hal.


8 komentar:

  1. "Rangking berapa kak?" tanya suamiku.

    "Nggak ada rangking ayah, sudah nggak jaman, yang penting nilai kakak bagus dan bisa masuk kuliah di tempat yang diinginkan," jawab si Sulung.

    Saya suka dengan jawaban si Sulung.

    BalasHapus
  2. Bunda Untaian kata...Betul sekali ibu juga merengking nilai rapot murid hanya sebagai arsipnya. Tidak disebarkan ke grup takut jd masalah. Tulisannya keren...

    BalasHapus
  3. Saya sebagai wali kelas juga tidak memperlihatkan rengking ke ortu

    BalasHapus
  4. Masih harus berulang-ulang dipahamkan, tidak ada perankingan.

    BalasHapus
  5. Siap, tidak zaman lagi ranking-rangking. Lebih kepada karakter. Mantab. Salam Bu

    BalasHapus
  6. Ayah... Ibu... Siapkan semuanya ya. Kaka mau kuliah.
    Tugas satu selesai, tugas yg lain muncul.
    Sehat selalu Ibu Ai Drumband.

    BalasHapus

Posting Paling Populer

Latihan Mengoja Diri