RESUME MENULIS GEL 17

Kamis, 24 Desember 2020

Damai Di hati Damai Di Jiwa

 





    Kata damai sangat luas maknanya tergantung siapa yang akan merangkai kata dan kelihaian jemari penulis hingga teruntai kata indah dan bermakna. Damai dihati damai dijiwa itulah judul yang saya pilih. Kata damai memiliki arti yang sangat positif. Semua umat manusia diseisi dunia ini sangat menginginkan kedamaian.Kalau keadaan damai sudah pasti semua yang kita lakukan akan tercapai. Banyak sekali kejadian dan kegiatan yang semua pasti berujung damai. 

    Saya sebagai guru yang kebetulan diberi tugas tambahan sebagai guru BK, sering kali menemukan permasalahan siswa. Masalah yang sering menimpa siswa diantaranya "Bullying" atau perundungan dimana siswa mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari siswa yang lain. Banyak faktor siswa melakukan bullying diantaranya:

1. Pola asuh yang salah 

2. Keadaan ekonomi siswa 

3. Keadaan fisik 

Ini hanya sebagian yang menjadi penyebab terjadinya bullying. Masih banyak masalah yang menjadi dasar terjadinya bullying. Saya akan melihat dari sisi sebagai siswa yang menjadi korban bullying. Mereka yang sering menjadi korban biasanya siswa yang memiliki kelemahan fisik dan kelemahan mental. Mengapa demikian ??? Karena sudah beberapa kasus saya tanggapi. Ada siswa yang punya kekurangan dalam berbicara (cadel), gayanya seperti anak perempuan, dan dia tidak suka makan nasi. Jadilah dia bahan olok-olokan temannya. Bahkan ada temannya yang sengaja menyimpan nasi didalam tasnya alhasil kejer dia teriak-teriak ketakutan, sampai dia lupa meluk saya sambil nangis, padahal dia anak laki-laki. Ampuuun deh,,,anak-anak kalau sudah bercanda. Ini sudah keterlaluan. Kenapa??? Karena setelah kejadian itu dia sakit selama satu  minggu. Dia menderita demam hebat dan selalu mengigau. Akhirnya saya dengan team kesiswaan turun tangan. Teman saya menanggani pelaku bullying dan saya yang menangani korban bullying. Lumanyan lama kami memecahkan permasalahan ini. Sampai orang tua kedua pihak dipertemukan dan ternyata kedua orang tuanya adalah masih saudara. Alhamdulillah akhirnya ada titik terang. Kami pun melakukan pendekatan lebih dekat dan lebih mendalam. Cukup lama kami menangani masalah ini dan dengan penuh kehati-hatian saya menangganinya. Ternyata susah sekali kami menenangkan anak korban bullying. Walaupun secara kekeluargaan kami telah berunding dan sudah mencapai kata sepakat " damai". Tidak cukup hanya kata damai dimulut saja. Bahkan kami pun sudah mempertemukan kedua pihak keluarga siswa.

    Dari kejadian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kata damai hanya bisa dengan mudah diucapkan tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Kita sebagai guru harus mampu menciptakan rasa damai di lingkungan sekolah. Untuk menciptakan suasana seperti itu perlu kerjasama antar semua pihak. Tidak bisa hanya satu pihak saja. Saya sangat mendukung program pemerintah tentang sekolah ramah anak. Kalau lihat rogramnya sangat bagus, tapi kenyataan dilapangan sangat berbeda. Untuk menciptakan sekolah ramah anak banyak hal yang harus dipersiapkan. Dari mulai infrastruktur, sarana dan prasarana. Dan menurut saya yang sangat memegang peranan penting adalah guru, karena guru sangat tahu dan sangat paham tingkah laku anak. Guru selalu berinteraksi langsung dengan siswa. Sudah seharusnya kita sebagai guru harus ramah terhadap siswa, memperlakukan mereka secara manusiawi. Ucapan lisan adalah  hal yang paling utama dalam mewujudkan sekolah ramah anak. Sering kali ada siswa yang mengadu tentang ucapan lisan seorang guru yang terkadang ucapannya sangat menyinggung perasaan siswa. Disilah saya mengambil peran sebagai guru BK, saya berusaha memberikan penjelasan sesuaia dengan kemampuan berpikir siswa. Alhamdulillah hasilnya siswa dapat memahami. Begitupun dengan guru, saya suka mengajak diskusi guru-guru yang merupakan rekan kerja agar mereka bisa memahami siswa secara menyeluruh. Karena tidak menutup kemungkinan ada saja guru yang memiliki sikap dendam terhadap siswa, pun sebaliknya siswa dendam terhadap gurunya. Kalau sudah beginikan masalah jadi rumit.  Maka ciptakanlah damai didalam hati kita alhasil ketika kita berhadapan dengan siswa pun kita akan merasa damai. Tidak akan ada kekerasan fisik ataupun kekerasan mental. Apabila suasana damai sudah tercipta maka akan terwujud sekolah ramah anak. Alhasil damai dihati damai dijiwa akan tercapai. Semoga





10 komentar:

  1. Apa upaya mencegah bullying selanjutnya?
    Upaya mengerem "emosi" guru patut dilanjutkan. Karena tajamnya lidah bisa menimbulkan sakit hati hingga terbawa mati.

    BalasHapus
  2. Setuju datangkan damai dari hati agar tecipta kedamaian..

    BalasHapus
  3. Damai di hati dan di jiwa guru, murid dan komponen lainnya. Setuju sekali.

    BalasHapus
  4. Bullying dalam tema Damai, menarik sekali. Walaupun tidak bisa dihilangkan, paling tidak bullying ada solusi dengan cara dihadapi dengan solusi, karena dengan solusi korban dan pelaku serta pihak yang terlibat bisa melakukan instropeksi diri. Sehingga Bullying bisa dihadapi dengan damai di hati dan tidak terjadi lagi. Assiikk komentarnya!!

    BalasHapus
  5. Menuju dunia anak yang damai tanpa perundungan. Berat? Pasti. Namun, berat bukan berarti tidak bisa dilakukan.

    BalasHapus
  6. Terimakasih semuanya sudah meninggalkan jejak diblog saya.

    BalasHapus
  7. Mulai berdamai dg hati kita... Kmdian sekitar kita pun akan bs mersakn kedamaian..

    BalasHapus
  8. Melapangkan hati, salah satu usaha terbaik meredam emosi. mantab
    Salam, Bu

    BalasHapus
  9. Damai sebenarnya dan damai dalam tanda kutip, makna nya jauh berbeda yah bu

    BalasHapus

Posting Paling Populer

Latihan Mengoja Diri