Telah hampir di penghujung tahun ajaran 2020/2021 artinya proses pembelajaran segera berakhir. Apalagi bagi kelas 9 mereka telah selesai melakukan US secara online, artinya mereka sudah tidak ada lagi proses pembelajaran. Berlalu dengan berbagai cerita yang mengharu biru. Ada suka ada duka semua harus dilewati. Sebagai guru haruslah bertanggung jawab atas keberlangsungan KBM jangan sampai karena belajar online, siswa menjadi malas belajar, bahkan sekarang banyak fenomena yang menuju ke arah yang negatif. Pemerintah menanggapi kejadian atas Pandemi yang sangat luar biasa ini. Berbagi media di siapkan bahkan kuota pun di sediakan oleh pemerintah. Semua guru diharuskan mengikuti webinar, seminar online dengan berbagai materi. Ada materi tentang media pembelajaran, materi cara membuat video pembelajaran, materi tentang trik agar PJJ tidak membosankan. Intinya pemerintah telah memberikan fasilitas agar kegiatan PJJ dimasa pandemi dapat berjalan dengan lancar.
Saya pribadi pun sebagai guru tidak mau tertinggal informasi, dengan berbekal kemauan dalam diri yang haus akan ilmu selalu mengikuti berbagai kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan PJJ. Ada banyak perubahan yang harus kita ikuti, walaupun awalnya tergagap-gagap. Dengan niat yang kuat akhirnya dapat mengikuti semua perkembangannya. Awalnya hanya bisa mengetik saja, sekarang saya diharuskan mampu membuat video pembelajaran, membuat poster, animasi, membuat google form, memanfaatkan email secara maksimal, pembelajaran lewat Classroom, pembelajaran lewat Google met, Zoomeeting, bahkan memakai teknik voice note dan banyak lagi. Hanya beberapa yang saya kuasai. Ilmu IT saya masih sangat tertinggal di bandingkan dengan rekan-rekan yang lain. Tapi ada kekuatan dalam diri untuk terus belajar. Ada fenomena baru efek dari PJJ yaitu : Saya jadi semakin mahir mengoperasikan perangkan laptop, Jemari semakin terampil menguraikan kata, Semakin banyak pembendaharaan kata, semakin banyak sahabat di dunia maya.
Refleksi dari pembelajaran online menurut saya pribadi, menurut pengalaman yang saya alami tanpa adanya rekayasa. Pengalamanku menunjukan bahwa hampir 60 % siswa saya belum mampu mengikuti pembelajaran online, kok bisa?? Ya itulah kenyataannya. Inilah penyebabnya :
- Minat baca yang rendah sehingga berpengaruh terhadap pengerjaan tugas. Diperintahkannya apa, dijawabnya apa, semua itu terjadi karena siswa kurang suka membaca.
- Fasilitas yang tidak mendukung, tidak semua siswa saya memiliki handphone android, bahkan ada siswa yang tidak memiliki handphone. semua dikarenakan faktor ekonomi
- Kurangnya sosialisasi, ini terjadi karena perubahan sistem pembelajaran yang berubah secara tiba-tiba. Diakui atau tidak, kita sebagai guru pun terkaget-kaget. Saya sendiri ketika awal mula melakukan PJJ meminta kepada Kepala Sekolah untuk diijinkan melakukan pembelajaran Luring. Maka dengan ijinnya, saya melakukan Luring dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Sekaligus saya mensosialisasikan kepada siswa dan orang tua.
- Tidak semua siswa mampu mengoperasikan perangkat handphone ataupun laptop, ini semua dikarenakan dihapuskannya pelajaran TIK, padahal mata pelajaran ini sangat penting di jaman serba digital ini.
- Kurangnya dukungan dari keluarga, ini berdasarkan hasil ketika saya melakukan kunjungan pembelajaran Luring. Bahkan ada siswa saya yang sampai hari ini tidak pernah hadir di setiap pembelajaran dan tidak ada komunikasi dengan pihak sekolah. Dan ternyata setelah ditelusuri, siswa itu ikut bekerja jadi kuli bangunan di luar kota. Dan lagi-lagi alasannya membantu perekonomian keluarga. Miris sekali
- Semakin melemahnya motivasi belajar, saya sering melakukan komunikasi lewat WA bahkan Zoomeeting, dan yang hadir ya,,,siswa yang rajin dan pintar saja, selebihnya? banyak alasan.
- Bagi yang kesulitan dalam pembelajaran Daring, sayapun siap melakukan pembelajaran Luring bahkan pembelajaran keliling.
- Bagi siswa yang tidak paham dengan masalah tugas, boleh japri atau kalau mau ketemu langsung tidak jadi masalah.
- Bagi yang terkendala kuota atau jaringan internet bisa belajar di sekolah dengan tetap memenuhi peraturan protokol kesehatan.
- Guru terbuka menerima berbagai keluh kesah dari siswa selama PJJ.
Bangku Berdebu
Saksi bisu hidup kita
Nak,,,
Kemanakah kau akan melangkah
Bangku berdebu
Terluka oleh pengkhianatan dan ketidakpastian
Bangku berdebu, menangis di senja hari
Termangu dipojok waktu
Putaran waktu tak berhenti
Bangku berdebu
Menangis kehilangan asa
Tak ada lagi coretan
Tak ada lagi pukulan yang berirama rancak
Berlalu tanpa kata
Nak,,,apalah arti jiwa ini
Bangku berdebu, usang menunggu di pagi hari
Sepakat dengan tulisan ini. Bahwa guru harus mengerti kondisi siswa juga
BalasHapusTerimakasih sudah baca curhatku
HapusSemoga tahun ajaran baru bisa tatap muka lagi Bu...
BalasHapusBetul,,, kita tidak bisa ngontrol mereka
HapusSemoga di Jabar segera PTM terbatas. Di daerah Ambu mulai besok sudah PTM terbatas.
BalasHapusAlhamdulillah, di tempat saya sudah pembelajaran tatap muka.
BalasHapusSemoga segera PTM, tempat saya beberapa agenda sdh dilaksanaknsecara luring karena kendala- kendala yang diuraikan. Mungkin keadaan hampir sama ya Bu?
BalasHapusAlhamdulillah ditempat kami sudah tatap muka tidak adameja berdebu lagi😊
BalasHapusAlhamdulillah
HapusSaya sudah sangat merindukan suasana sekolah bu
BalasHapusKeren... Bunda Ai, trimks share pengalaman yg terurai dg apik. Bahkan sdh dibuat puisi juga. Semoga PTM berjalan lancar. Sama ibu juga kangen murid2ku, Aamiin...
BalasHapusNumpang curhat, Bu Ai. Banyak dari kita merasakan hal yang sama.
BalasHapusBetul sekali. Dengan curhat disini membuat saya sedikit lega
HapusTerimakasih sahabatku semuanya sudah mampir.
BalasHapuswah Bu Ai, refleksinya mantap, tambah puisi lagi
BalasHapusPuisinya kerwn banget. Aku suka. Maknanya mengena banget
BalasHapusmakasih misterBeje
Hapus