RESUME MENULIS GEL 17

Jumat, 26 Maret 2021

Menumbuhkan Budaya Menulis Dan Meneliti Bagi Guru



Biodata Narasumber

Nama : Umi Rosidah, M.Pd.I.
NIP : 198206042009012005
Pangkat/Gol : Penata Tk.1 / IIId
Unit Kerja    : SMP Negeri 2 Kepung

Prestasi : 
Wisudawan Terbaik Pascasarjana Sekoah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri Tahun 2013
Penulis Tesis Terbaik Ke-2 Pascasarjana Sekoah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri Tahun 2013
Juara Harapan 3 Lomba Guru PAI Berprestasi Tk. Provinsi jawa Timur Tahun 2014
Juara 3 Lomba Guru PAI Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2015
Juara 1 Lomba INOBEL (Inovasi Pembelajaran) Tingkat Nasional Tahun 2017
Short Course Jepang 2018
Juara 2 guru Berprestasi Tingkat Kab. Kediri 2019
Juara Apresiasi Guru Inspiratif Kemendikbud 2020

Perlombaan yang pernah diikuti :

Finalis Inobel tingkat nasional tahun 2015
Finalis Inobel tingkat nasional tahun 2016
Finalis Inobel tingkat nasional tahun 2017
Finalis Lomba Membatik (Membuat Bahan Ajar berbasis TIK) Pustekom Kemdikbud 2017
Peserta Seminar Nasional 2018
Peserta Visiting Guru PAI Kreatif Ke Wilayah Perbatasan tahun 2018
Peserta Seminar Nasional 2019
Juri Lomba Desain Video Pembelajaran bagi guru PAI se Jatim Bali 2020

Pengalaman Organisasi :
Sekertaris MGMP PAI SMP Kabupaten Kediri Periode 2013 – Sekarang
Trainer VCT Seameo Seamolec 2019
Trainer Microsoft 365



Karya : (Antologi dan Tunggal)

Menumbuhkan Budaya Religi, Nizamia Learning Centre (2015)
Dinamika PAI Di Sekolah (Kumpulan Hasil Penelitian Guru PAI Berprestasi) Nizamia Learning Centre (2015)
Bukan Guru Gagal, Praktek Mandiri (2017)
Antologi puisi “Bumi Berpuisi” Goresan Pena (2017)
Antologi Puisi “Puisi Tanpa Rahasia” Goresan Pena (2017)
Antologi Puisi “SahutanPuisi yang Terpenggal” Goresan Pena (2017)
Antologi Pusi “Sujud Ilalang” Goresan Pena (2017)
Jejak Guru Inspiratif, Praktek Mandiri (2017)
Mutiara Kalam, Goresan Pena (2017)
Antologi puisi “Puisi untuk Indonesia” Poetry Punlisher (2017)
Antologi Cerpen “Menggapai Mimpi” Goresan Pena (2017)
Bunga Rampai Kearifan Lokal, Penerbit Majas Grup (2018)
Menyemai Nilai-nilai Islam Rahmatan Lilalamin di wilayah perbatasan, Mahameru Press (2018)
Novel Sudden Deathlessness, Kekata Publisher (2019)


Narasumber kali ini adalah guru berprestasi yang menjadi finalis Inobel (Inovasi Pembelajaran ) selama 3 tahun berturut-turut . Sungguh prestasi yang luar biasa. Saya sangat kagum dengan prestasi narasumber ini. Guru haruslah selalu belajar dan mengikuti perkembangan jaman. Dengan berkarya berarti anda sudah satu langkah lenih dekat untuk menjadi juara. Guru adalah teladan, jika guru terus belajar, maka peserta didik pun akan terus belajar.
Janganlah berkarya untuk menjadi juara, karena bisa jadi nanti kita akan menghalalkan berbagai cara dan akan kecewa ketika tidak berhasil.
Berkaryalah demi anak didik kita, meskipun kita gagal, kita akan terus berkarya karena mendidik adalah bagian dari hidup kita.

Aktivitas membaca merupakan  modal utama untuk menjadikan seorang penulis. Dengan membaca maka akan memperkaya khasanah keilmuan kita, sehingga kita dapat melakukan sintesis dan menyajikan tulisan yang berkualitas sesuai sudut pandang kita sendiri.

Mengapa kita harus menulis? karena lewat tulisan itulah narasumber kita bisa melakukan penelitian, dan menghantarkan ke berbagai kegiatan lomba di tingkat nasional sejak tahun 2015. Dari kegiatan menulis, nara sumber bisa bertemu dengan orang-orang hebat bahkan berkesempatan mengunjungi Jepang selama 21 hari.
Guru sudah terbiasa membaca dan menulis karya orang lain. Maka sudah saatnya kita yang memiliki kemampuan menulis untuk segera berkarya. Berawal dari kebiasaan membaca dan menulis maka akan lahir keinginan untuk melakukan penelitian. Pada dasarnya penelitian tidak sesulit yang kita bayangkan. Hanya biasanya di awal saja kita suka mengalami kemalasan. Mulailah melakukan penelitian yang mudah saja yang di alami oleh kita dalam kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa kendala yang di hadapi oleh penulis pemula di antaranya :
  1. Rasa malas untuk memulai.
  2. Tidak mau membaca atau mencari referensi.
  3. Tidak mau mencoba.
  4. Tidak mau menerima kritikan.
  5. Tidak ada waktu untuk menulis.
 Jika semua kendala sudah dapat terlewati, mulailah menulis, tulislah semuanya dalam buku catatan atau dalam handphone. Paling sulit untuk pertama kali menulis, semua rasa akan muncul. Apalagi bagi saya yang masih sangat tertinggal dalam penguasaan IT. Dengan semakin berkembangnya dunia digital akan sangat memudahkan untuk mencari informasi melalui internet. Akan tetapi kita harus berhati-hati jangan sampai kita terjebak dalam plagiasi. Untuk menjadi guru yang berprestasi tidaklah mudah banyak jalan terjal yang harus di kalahkan, berbagai kendala biaya ataupun prasarana dan fasilitas selalu muncul kepermukaan. Banyak guru yang sudah memiliki tulisan yang bagus namun hanya di simpan dalam buku catatan, karena malu untuk di publikasikan. Mulailah mempublikasikan tulisan kita, mungkin saja orang akan termotivasi setelah membaca tulisan kita. Apabila gurunya pandai menulis, maka muridnya pun akan sangat pandai menulis juga. Yang paling susah adalah memulai, bergabunglah dengan komunitas menulis, agar kita tidak merasa sendiri. Selamat berkarya guru-guru hebat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Paling Populer

Latihan Mengoja Diri