Delapan Puluh Delapan
Oleh : Ai Setiawati
Desir angin mengusik lamunan
Entah apa yang membawaku kembali dalam lamunan
Lama sudah tersimpan dalam kenangan
Akankah ku sanggup untuk menyimpan
Pergilah bersama ego yang kau simpan
Akhiri semua ini, agar tak jadi dendam
Nun jauh di sana seorang pangeran menanti dalam kesetiaan
Perlahan ku tinggalkan
Untaian kisah usang yang menyakitkan
Lama sudah tersimpan
Ungkapan sejuta maaf kau ucapkan
Hingga kau berpulang menghadap Sang Kuasa
Derai air mata jadi saksi pengkhianatan, aku tersakiti
Entah sampai kapan, bayangan suram menghantui
Lupakan semuanya, bersama waktu yang terus berganti
Aku harus bangkit, jadi pribadi yang lebih berarti
Pastikan titian langkah yang akan dilewati
Agar hidup lebih indah bak pelangi
Niatkan dalam hati
PenaSetiawati 050821
Kreatif ini. meskipun dibatasi,akrostik, tetap jadi puisi. Malah jadi puisi yang indah. Keren
BalasHapusMaasya Allah mantuul puisinya
BalasHapusLuar biasa 88 jadi puisi akrostik.. .
BalasHapusterimakasih sudah mampir
BalasHapusMasyaAlloh super kerreen,ibu!!!
BalasHapus