Sampah oh ,,, sampah semakin hari semakin banyak saja dan semakin hari terus menimbulkan masalah. Sering kali kita baca di media massa begitu pun di media online yang memberitakan masalah sampah. Banyak sekali masalah yang ditimbulkan oleh sampah. Padahal sampah itu merupakan hasil dari perbuatan kita juga. Tetapi banyak di antara kita yang tidak bahkan mau tahu dengan masalah sampah. Sudah saatnya kita bergerak mencari solusi agar sampah tidak jadi masalah. Kita harus optimis kalau kita dapat mengolah sampah menjadi barang yang lebih berharga.
Apa itu ecobrick ??
Inilah awal mula saya mengenal ecobrick ketika anak saya mendapat tugas sekolah di tahun 2020 ketika awal Pandemi. Apa itu ecobrick adalah botol plastik yang dikemas dengan plastik bekas dengan tingkat kepadatan yang di tentukan. Ecobrick berfungsi sebagai blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Wow luar biasa. Masih belum terbayang olehku, bagaimana bisa ya?. Penggagas pertama ecobrik adalah pasangan suami istri Russel Maier dan Ani Himawati. Sejak tahun 2018 sudah meperkenalkan ecobrick di Indonesia terutama di kota Jogyakarta. Russel Maier seorang warga Kanada dan tinggal di Filipina, jadi pertama kali mencetuskan ecobrik saat mereka tinggal di Filipina. Sungguh gagasan yang luar biasa. Sebetulnya sudah banyak cara mengolah sampah yang di lakukan oleh warga kita, ada yang dijadikan kerajinan, lukisan dan lain-lain. Tapi rasanya saya sangat tertarik dengan ecobrick ini.
Proses Pembuatan ecobrik
Proses pembuatannya sangat mudah, hanya tinggal mengumpulkan sampah plastik, dikeringkan dibersihkan digunting kecil-kecil simpel kan? Baiklah akan saya uraikan cara-cara proses pembuatan ecobrick adalah :
- Botol bekas air mineral ukuran 600 ml atau 1,5 liter harus dalam keadaan bersih dan kering, ingat harus botol yang satu ukuran dan bentuknya sama agar memudahkan ketika kita akan membuat produk misalnya kursi.
- Sampah plastik pun harus sudah bersih dan kering agar tidak memicu tumbuhnya bakteri dalam botol plastik.
- Sampah plastik dipotong kecil-kecil agar memudahkan ketika di masukan ke dalam botol.
- Masukan sampah plastik yang telah dipotong-potong dengan cara menekan dan diputar menggunakan tongkat kayu atau apa pun yang dapat memadatkan sampah plastik.
- Pastikan botol terisi penuh dan padat pastikan tidak ada rongga dalam botol.
Ecobrick dikatakan berhasil apabila botol yang kita isi sampah betul-betul sudah sangat padat. Berapakah berat botol setelah diisi potongan sampah plastik? Minimal untuk botol ukuran 1,5 liter adalah 600 gram - 700 gram. Untuk botol ukuran 600 ml berat botol setelah diisi potongan sampah plastik berat minimal 150 gram - 300 gram. Mudah bukan? yuu kita mulai mengumpulkan sampah plastik di rumah.
Pembuatan ecobrik sebagai penerapan pendidikan karakter
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Bapak Dr. Purwanto M.Pd sangat antusias menyambut kegiatan ini, dengan mengeluarkan himbauan kepada seluruh sekolah SD dan SMP yang berada di wilayah kabupaten Purwakarta. Selama Pandemi Covid-19 pihaknya telah mendesain pembelajaran untuk siswa selama pembelajaran dengan sistem Luring dan Daring, ada juga pembuatan ecobrick, kegiatan ini merupakan upaya untuk mendesain pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Dengan adanya program pembuatan ecobrick siswa dan seluruh warga sekolah diikut sertakan dalam kegiatan ini. dan kegiatan ini merupakan kegiatan pembelajaran di rumah. Siswa bisa membuat ecobrick di rumah dimana satu siswa diharuskan dapat membuat satu botol ecobrick ukuran 1,5 liter dengan berat 600 - 700 gram. Setelah terkumpul ecobrick dan di jadikan meja dan kursi.
Pembuatan ecobrik sebagai penerapan pendidikan karakter karena dengan adanya kegiatan ini maka siswa di haruskan menerapkan pola hidup sehat, disiplin, sabar dan peduli lingkungan yang dimulai dari lingkungan rumah. Adapun target yang diharapkan dari kegiatan pembuatan ecobrick ini adalah menciptakan lingkungan yang bersih. Kita semua harus optimis bahwa dengan kegiatan kecil akan berdampak besar terhadap lingkungan. Harmoni seisi bumi
Sumber :
https://zerowaste.id/manajemen-sampah/ecobricks/
https://takaitu.id/yuk-bertemu-dengan-russel-maier-dan-ani-himawati-pasutri-inspiratif-pencetus-eco-brick-di-indonesia/
https://www.purwakartakab.go.id/read/1286
https://purwakartanews.pikiran-rakyat.com/kabar-purwakarta/pr-1102039459/tugas-wajib-pelajar-purwakarta-selama-pandemi-covid-19-membawa-sampah-plastik?page=2
Semangat terus dalam pembuatan ecobrick, selama sampah plastik masih ada, kita harus terus manfaatkan untuk pembuatan ecobrick dan memacu kita untuk bisa meminimalisir penggunaan sampah plastik
BalasHapusTerimakasih Bunda, selalu memotivasi
BalasHapusSelamat pagi ibu Ai. Rupanya ada semangat mengolah sampah. Mantap 👍 Ayo menulis. Saya sementara ini stagnan menulis ✍️ dan menjadi pembaca dulu. Membaca yang pe rnah ditulis lalu saya beri sedikit sentuhan ilustrasi yang menghasilkan Vidio dan ditempatkan di YouTube..
BalasHapusSip iya buk.. saya juga terapkan ini di srkolah dan alhamdulilah dari ecobrick yang di kumpulkan siswa jadi kursi manis di tanan bacaan perpus sekolah.Semangat
BalasHapusWah hebat dong Bu. Gerakan menyelamatkan bumi dari sampah plastik.
HapusSuper sekali lho ini, sekolahku juga adiwiyata
BalasHapuswah,,, keren pa
Hapus