Biodata Narasumber
Nama : Prof. Dr, Ir, Richardus Eko Indrajit, M.Sc, MBA, Mphil, MA
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Januari 1969
Beliau adalah pakar Teknologi Informasi, seorang pendidik, Narasumber berbagai seminar dan lokakarya, penulis buku, dan jurnal yang di publikasikan dalam negeri maupun luar negeri. Beliau pun aktif dalam organisasi PGRI Pusat. Ketua Smart Learning Center and Character ( PSLCC ) yang berkantor di Gedung Guru PB PGRI yang beralamat di jalan Tanah Abang III No.24 Jakarta Pusat. Sederet hasil tulisannya terpublikasi dalam Google Scholar, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Nasional, Materi Terbuka Kemendikbud, SINTA Indonesia, dan One Search Indonesia.
Buka rahasia lagi kalau berbincang dengan beliau selalu ramai dan ada saja ceritanya. Bercerita mengalir begitu saja pun demikian dalam menulis. Sungguh narasumber yang luar biasa. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan selama WFH sangat membuatnya senang karena semakin dekat dengan anak. Sambil WFH beliau dapat melihat kegiatan belajar anak bungsunya yang di dampingi oleh sang istri. Kalau sudah begitu beliau akan menuliskan apa yang dilihat maka jadilah tulisan sampai 10 halaman. Itulah luar biasanya orang yang telah terbiasa menulis. Bagaimana dengan kita ?
Menurut beliau mengubah komunikasi oral ke dalam tulisan adalah salah satu cara untuk menulis dalam waktu satu minggu. Mulailah menulis dari hal-hal kecil dan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sebab dengan pengalaman yang kita alami maka hasil tulisan akan mengalir dengan asyiknya. Intinya bahwa sesuatu yang biasa kita kerjakan akan tidak menjadi beban dan akan menjadi kebiasaan dan akan merasa ada yang kurang apabila kita tidak melakukanya. Hambatan menulis adalah MALAS dan semua berasal dari diri kita sendiri, jadi silahkan hidup adalah pilihan, mau menulis atau tidak, tidak akan jadi masalah. Namun, menurut beliau waktu kita akan terbuang sia-sia dan tidak akan terulang lagi. Akan terasa indah apabila setiap momen dalam kehidupan kita di rekam dalam buku. Misalkan kejadian Pandemi saat ini bisa dijadikan bahan untuk membuat buku, Suka duka BDR dan lain-lain.
Menulis dipicu oleh kejadian sehari-hari, misalkan cara kita menasehati anak atau cara kita mengungkapkan rasa kepada pasangan kita, atau bahkan kita memprotes pada kebijakan dapat dilakukan dengan cara yang halus, pokoknya semua bisa dilakukan dengan menulis. Banyak orang yang beranggapan menulis harus punya bakat, ternyata tidak juga, hanya dengan kemauan yang keras dan disiplin kita bisa menulis. " Ala bisa karena biasa " itu benar adanya apalagi kita sebagi guru harus memberikan contoh yang baik untuk siswa kita. Saya sering membuat tantangan kepada siswa untuk menuliskan tentang kesan -kesan belajar dengan saya dan hasilnya luar biasa, ternyata banyak siswa yang dapat menulis sampai dua atau bahkan 3 halaman, ada juga yang menulis hanya dalam satu paragraf semua saya hargai karena itulah hasil kerja kerasnya.
Menulis harus dipaksakan, kenapa begitu? mau kapan lagi menulis kalau tidak sekarang dan kalau tidak di paksakan. Di paksa menulis maka jadi penulis. Ada pengalaman dari tulisan siswa saya. Lewat tulisan di chat WA siswa saya curhat dengan menuliskan puisi, dan isinya ternyata tentang kerinduan kepada Ayah dari chat di WA saya jadi tahu masalah apa yang sedang dihadapi siswa dan berusaha mencari solusi. Dengan cara begini setidaknya siswa akan merasa di perhatikan. Dan banyak lagi keajaiban-keajaiban dari kegiatan menulis sudah saya alami.
Diakhir kegiatan narasumber memberikan Challange untuk yang mau menulis selama seminggu, saya belum bisa ikut. Insyaallah kalau ada lagi tantangan akan mencoba mengikuti. Yang luar biasa bahwa hasil tulisan kita akan di terbitkan pada penerbit major.
MantuL artikel. Semoga tetap semangat berkarya dan mnginspirasi. Good job deh 👍🙏
BalasHapushaturnuhun
BalasHapus