RESUME MENULIS GEL 17

Jumat, 09 April 2021

Coretan dan Celotehan Yang Akan Jadi Cerita Indah

 




Dok. Pribadi

Ayo...siapa yang pernah mengalami seperti ini? Pastilah pernah mengalami coretan anak selalu membuatku bercampur aduk perasaan, kenapa begitu? ayo siapa yang bisa jawab?. Ini foto anakku yang bungsu usia 4 tahun lagi aktif-aktifnya. Segala ditanya, segala ditiru pokoknya lagi seru banget, sepertinya anakku ini tidak kenal lelah. Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT aku sudah dikaruniai anak 3. Rumahku selalu ramai oleh celotehan dan teriakan anak-anak, ada saja cerita tentang mereka. Senang rasanya lihat tumbuh kembang mereka anak pertama usia 17 tahun, anak ke dua usia 12 tahun, anak ke tiga usia 4 tahun.

Lihat foto di atas ada rasa kesel, tertawa dan juga senang, kok bisa?. Keselnya aku sudah berulang kali menyuruh cibungsu untuk menggambar di atas kertas, sampai saya sengaja beli buku gambar ukuran besar lengkap dengan pensil warna dan spidol warna-warni. Awalnya dia senang dan menggambar di atas kertas. Gambar yang sering  di  buatnya adalah gambar kereta api, ikan, mobil, bunga, pohon dan lain-lain.  Walaupun tetap yang menggambarnya aku juga. Dia suka meniru juga walau hasilnya tetap curat-coret saja seperti benang kusut. Tiada hari tanpa curat-coret di buku gambarnya. Dan sampai akhirnya terjadilah kejadian ini. Sebetulnya lebih tepat di sebut curat-coret karena belum terlihat bentuk yang bagus. Suatu hari ketika aku pulang dari sekolah. Kudapati dia sedang curat-coret di dinding ruang tengah. "Mboy,,,kok menggambarnya di dinding?" Tanyaku
"Biarin,,,maunya di sini saja" Jawabnya
"Tempatnya gede, Mbu "Jawabnya
Kalau sudah begini aku tidak bisa berbuat apa-apa. Terkadang menggambarnya memakai spidol bahkan pernah memakai lipstikku.
Rupanya dia bosan menggambar dibuku gambar dan akhirnya mulailah mencari tempat untuk menggambar.  
Ketika aku tanya "Mboy kenapa menggambarnya nggak di buku gambar?" tanyaku
"Nggak ahhh,,,buku gambarnya sempit" Jawabnya
Kok sempit? aku bergumam dalam hati sambil membolak-balikan buku gambar. Rupanya bukan sempit tetapi buku gambarnya habis dan tidak ada tempat lagi untuk menggambar. Ahhh,,, dasar bocah
Tiba-tiba Irgi datang dan ikut nimbrung juga akhirnya. "Mboy kenapa menggambarnya di tembok?" Tanyanya
"Sempit bukunya, kaka" Jawabnnya sambil berteriak
"Nanti Ayah marah loh" sahut Irgi
"Nggak !!! Teriaknya
"Mboy, ntar kaka beli lagi buku gambarnya, tapi jangan curat-coret di dinding ya" Kata Irgi
"Nggak mau!!!" sahutnya sambil marah
"Kaka, sudah biarkan  saja terserah Mboy daripada jadi nanggis" Jawabku 
Aku selalu berusaha meredakan amarah sibungsu. Sudahlah daripada berisik dan malah jadi nangis tambah ribet lagi. akhirnya aku biarkan saja dia.

Ada beberapa tempat yang dipakai untuk menggambar di antaranya : lantai, dinding, kulkas, buku gambar.  Sambil menggambar biasanya dia tidak berhenti berbicara, ada saja ceritanya, belum lagi kalau sudah menggambar kereta sudah pasti berisik banget dengan teriakan meniru suara kereta. Terkadang kakak-kakanya suka terganggu kalau lagi belajar online, bahkan aku pun begitu ketika sedang melakukan PJJ. Kalau sudah begini sudah pasti ramai  sekali rumahku. 

Irgi bertanya "Mbu, aku dulu kaya gitu ngga?" Tanyanya
"Sama saja, Zahwa juga begitu, dinding tembok habis dipakai untuk curat-coret" Jawabku
Kakaknya pada ketawa ketika aku cerita kejadian yang pernah dialami mereka waktu kecil. Memang sih kesal juga tembok dinding jadi kotor, waktu Irgi masih usia 3 tahun suami pernah membelikan papan tulis khusus agar dia mau curat-coret disana. Tetapi kenyataanya sama saja, tetap curat-coret di dinding juga. Aku pernah curhat waktu anak sulung masih usia 3 tahun kepada teman yang kebetulan beliau seorang psikiater. Ternyata anak yang suka curat-coret adalah anak yang kreatif, daya imajinasinya tinggi dan motoriknya kuat. Jadi biarkan saja sambil sedikit-sedikit di beri tahu. Alhamdulillah saran dari temanku itu di laksanakan. Jadi setiap punya anak yang sudah pasti tembok dindingku penuh dengan coretan mereka. 

Alhamdulillah dari hasil curat-coret di waktu balita anak gadisku Zahwa, pintar menggambar dan sudah pernah buat cerpen waktu di kelas IV SD. Walaupun masih tahap belajar, kami semua sangat senang ketika dia pulang sekolah membawa piala dan sertifikat Duta Literasi dari sekolahnya. Irgi juga sama suka curat-coret, alhamdulillah dia suka IT tapi sekarang mau kuliah di bidang kesehatan. Apapun pilihan anak harus kita hargai. Itulah sepenggal cerita dari ke tiga anak-anakku. Ada keinginan dalam diriku untuk menjadikan cerita  masa kecil mereka ke dalam sebuah buku, semoga bisa terwujud.

2 komentar:

  1. Alhamdulillah jadi ada rezeki untuk mengeetik tembok setiap tahunnya yaaa Bu Ai... Hehehehee

    BalasHapus
  2. Ya nih,,, momen banget, anak 3 beda-beda sipatnya, hanya ada satu yang sama yaitu suka curat-coret tembok

    BalasHapus

Posting Paling Populer

Latihan Mengoja Diri