Selain mengajar Fisika, kemampuan berkesenianku juga lumayan walaupun belum bisa dikatakan mahir. Karena kedekatanku dengan siswa maka saya ditunjuk untuk menjadi pembina Drumband waktu itu awalnya membantu guru senior. Saya terima tawaran itu walaupun masih banyak kekurangan, sambil terus belajar saya memperluas pergaulan dengan komunitas drumband di tingkat kabupaten. Dengan pertemanan rasanya saya sangat mudah untuk berbagi ilmu. Alhamdulillah sampai saat ini saya masih menjadi bagian dari drumband. Berbagai kejuaraan telah saya ikuti, saya hantarkan mereka menjadi sang juara. Banyak sekali tantangan dan hambatan yang saya hadapi. Berbagai persoalan yang selalu muncul ketika pucuk pimpinan berganti, maka berganti pula kebijakan nya. 14 tahun saya bergelut dengan kegiatan drumband yang sangat melelahkan. Mengapa melelahkan??? Karena saya harus melatih siswa sekitar 90 orang, bahkan saya pernah melatih siswa sampai 120 orang. Saya tidak sendiri, kami membuat grup pelatih di mana dalam drumband ada 3 divisi di antaranya divisi perkusi, divisi Brass, divisi colourguard. Saya sendiri memegang tanggung jawab untuk ketiga divisi itu. Apabila akan ada kegiatan pertunjukan atau perlombaan sudah dipastikan sangat luar biasa sibuknya. Kami berlatih dari 3 bulan sebelum kegiatan. Sangat memeras tenaga dan pikiran. Namun semua akan terbayar ketika melihat anak didik kita melakukan pertunjukan yang luar biasa apalagi ketika semua penonton yang hadir memberikan tepuk tangan yang meriah, artinya penonton sangat menikmati pertunjukannya.
Menghantarkan siswa menjadi juara adalah tanggung jawab saya. Begitu besarnya tanggung jawab yang saya sandang terkadang suka membuat saya terlalu terlena dan agar sedikit melupakan hal yang lain. Rasanya sudah cukup saya bergelut di bidang drumband bahkan sekarang sedang pada titik jenuh. Wajarkah ini??? Mungkin karena saya sudah terlalu lama dan usia semakin bertambah dimana tenaga sudah tidak mendukung. Sekarang badan mudah lelah tidak seperti dulu lagi. Begitu lentur badan ini ketika melatih majorette untuk beratraksi, kaki dan tanganku begitu lincah dan lentur ketika melatih berbagai gerakan untuk colourguard. Teriakkan ku begitu lantang ketika memberi aba-aba untuk merubah formasi barisan. Saya sadar sekaranglah saatnya bagi saya untuk mengundurkan diri dari hingar-bingar kegiatan drumband. Hidup selalu ada di antara dua pilihan dan harus kita pilih. Keputusan yang sangat berat bagi saya, namun harus dilakukan. Saya tidak mau berkarier hebat di luar, tetapi anak-anak di rumah tidak di perhatikan. Cukup sudah saya mengukir prestasi di drumband.
Saya pun kembali menggali hobi menulis yang sudah lama tidak terasah. Saya pun bergabung dengan guru-guru hebat. Grup yang sangat luar biasa di mana kita semua berbaur tanpa melihat latar belakang apapun, yang ada hanya satu tujuan yaitu bagaimana caranya kita bisa berkarya lewat tulisan. Sudah hampir 6 bulan saya bergabung di grup ini. Pencapaian dalam bidang menulis masih sangat minim, namun saya bangga sudah bisa menghasilkan 4 buku antologi. Walaupun istilahnya buku keroyokan, tetapi bagi saya itu adalah pencapaian yang luar biasa. Alhamdulillah saya sudah bisa membuat Blog walaupun isinya baru sebatas tulisan biasa saja bahkan bisa di bilang diary digital. Selama mengeluti dunia menulis ada rasa nyaman dan pikiran saya selalu tenang. Namun semua harus ada tujuan yang pasti. Tulisan saya harus menjelma menjadi sebuah buku. Memang sih bagai " Punguk merindukan bulan", tetapi saya tetap optimis walaupun banyak rintangan dalam menulis. Ada beberapa rintangan yang harus saya hadapi di antaranya :
- Kelemahan saya dalam IT, membuat saya semakin tertinggal. Bahkan Blog saya masih biasa-biasa saja.
- Waktu, inilah hal yang masih sangat susah saya atur. Ketika saya fokus menulis, ternyata tugas utama saya sebagai guru terbengkalai, tugas di rumah berantakan.
- Uang adalah sebagai modal dalam melakukan apapun. Memang uang bukan segalanya, tetapi segalanya harus menggunakan uang.
- Ide menulis, alhamdulillah selalu ada saja ide untuk dijadikan tulisan namun pada waktu mau mengeksekusi ide menjadi sebuah tulisan, ada saja hambatannya.
- Sedih kalau blog kita sepi komentar, rasanya percuma saya menulis tetapi tidak ada yang membaca.
- Malas,,,inilah penyakitnya apalagi kalau tugas sudah terlewat dan semakin bertumpuk, akhirnya di diamkan saja.
Semangat Bunda...saya juga terseok-seok nih...ðŸ¤ðŸ¤
BalasHapusBeruntung ikut bergabung dalam komunitas yanguar biasa ini..
Semangat Bunda...saya juga terseok-seok nih...ðŸ¤ðŸ¤
BalasHapusBeruntung ikut bergabung dalam komunitas yanguar biasa ini..
Aamiin, semoga tercapai semua cita-citanya ya Bu Ai
BalasHapusTetap semangat
Aamiin, semoga tercapai semua cita-citanya ya Bu Ai
BalasHapusTetap semangat
Betul mengatur waktu menjadi masalah tersendiri untuk kita. Tetap semangat, kita pasti bisa. Hanya perlu penyesuaian jadwal.
BalasHapusSemangat Bu Ai, pasti bisa mencaoai ekspektasi menerbitkan buku.
BalasHapusAamiin
HapusSemangat Bu Ai, pasti bisa mencaoai ekspektasi menerbitkan buku.
BalasHapusSemangat Sobat...
BalasHapusNikmati Prosesnya, nanti akan timbul keajaiban diakhir skenario.
Ayoo Terus Menulis Ibu Drumband... hhihihihihi
Insyaallah
HapusSemangat Sobat...
BalasHapusNikmati Prosesnya, nanti akan timbul keajaiban diakhir skenario.
Ayoo Terus Menulis Ibu Drumband... hhihihihihi
Tetap semangat menulis, Bu Drumband! Ayo saling dukung!
BalasHapusTerimakasih untuk semuanya
BalasHapusSama Bu,saya juga tertatih- Ratih,ayo kita tetap semangat.
BalasHapusBy Ai multitalenta,
BalasHapusBy Ai multitalenta,
BalasHapussemangat Bund...tetap dalam lingkaran
BalasHapustetap bergandeng tangan biar Bunda dan kita semua bisa saling menguatkan
semangat Bund...tetap dalam lingkaran
BalasHapustetap bergandeng tangan biar Bunda dan kita semua bisa saling menguatkan